ᴊᴀʜᴀᴅ || ʀᴇᴅ sᴛʀɪɴɢ ᴏғ ғᴀᴛᴇ [2]

1.9K 189 114
                                    

➵➵➵➵➵➵➵❂➵➵➵➵➵➵➵

-----------------------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----------------------------------------------------------

"I don't wanna lose you, be without you... anymore.

Will I be able to meet you again?"

-----------------------------------------------------------

"Aku dengar kesehatan Ratu semakin memburuk."

"Benarkah? Apa beliau sakit?"

"Beliau kan sedang mengandung anak Raja Jahad. Kau tahu sendiri kan rumor yang beredar kalau Raja Jahad tidak bisa memiliki anak dengan siapapun karena darahnya yang terlalu kuat?"

"Ah, aku mengerti! Jadi, apakah Ratu juga akan..."

"Shhtt diam lah! Tidak boleh mengucapkan hal tabu seperti itu! Bagaimana kalau Raja Jahad mendengar?"

"Oh, ayolah! Kau berbicara seolah Raja Jahad peduli padanya! Mereka bahkan jarang bertegur sapa!"

"Kalau dipikir-pikir nasib Ratu Menara malang sekali ya? Pernikahannya hanya sebuah janji yang tidak didasari oleh cinta, ditambah suaminya juga tidak pernah menganggap kehadirannya, dan sekarang dia sekarat karena tengah hamil. Kasarnya sih, dia hanyalah boneka politik yang dikendalikan oleh Jahad dan Sepuluh Keluarga."

"Astaga... kau benar juga! Bahkan dari yang aku dengar, Keluarga Arie memilih angkat tangan atas kondisi Ratu dan malah menyerahkan semuanya pada Kekaisaran!"

"Kasihan... jika aku berada di posisi beliau, mungkin aku sudah mengakhiri hidupku."

Jahad membuka pintu kamar mereka lalu pandangannya mengedar dan mendapati Arie [Name] yang sedang berbaring dengan mata tertutup.

Jahad berjalan mendekat hingga berdiri di sisi ranjang. Dia diam saja, memerhatikan kondisi sang istri yang semakin parah dari ke hari. Kulitnya yang memang terlahir pucat---jadi semakin pucat, sementara tubuh ramping itu terlihat kehilangan bobotnya.

Lama Jahad mengamati, hingga tidak sadar bahwa sang istri sudah membuka mata dan menatapnya.

[Name] langsung mengubah posisinya jadi duduk bersandar, sementara kedua tangan mencengkeram selimut---gugup karena Jahad tiba-tiba saja ada di dekatnya.

Tetaplah berbaring seperti itu, jangan memaksakan tubuhmu yang sudah lemah hanya karena kehadiranku.

Sebenarnya Jahad ingin bilang begitu, tapi ucapannya hanya tertahan dalam benak.

Biarlah kepedulian itu hanya diketahui olehnya saja.

"Jahad... kenapa kau ada di sini?"

"Kandunganmu..." lelaki itu menatap perut [Name] yang masih datar. Itu wajar, karena kehamilannya baru menginjak 3 bulan, jadi belum ada tanda-tanda perutnya akan membesar. "Apa kau-"

𝗻𝗲𝗼𝗻 𝗺𝗼𝗼𝗻 • ᥫ᭡ 𝗍𝗈𝗀 𝗈𝗇𝖾-𝗌𝗁𝗈𝗍𝗌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang