➵➵➵➵➵➵➵❂➵➵➵➵➵➵➵
Khun Hachuling terbangun dari tidurnya ketika mendengar pintu kamarnya terbuka seperti habis diterjang tornado lokal. Di ambang pintu dia melihat perempuan bersurai (h/c) berdiri dengan senyum angkuh yang terlukis di wajahnya.
"Hey Hachuling, cepat bangun dan temani aku ke toko buku!"
Hachuling menatap [Name] tanpa ekspresi. Tidak kaget kalau dia akan datang ke sini.
"Malas ah, masih pagi. Lagian cuma ke toko buku kenapa rapih banget?" Hachuling menunjuk dress yang [Name] kenakan.
[Name] berjalan ke arah Hachuling dan menariknya menuju kamar mandi. Hachuling berdecak, menuruti kemauan sahabatnya.
Saat Hachuling mandi. [Name] mulai memilih-milih pakaian yang akan Hachuling kenakan. [Name] sih tidak malu karena dari kecil dia sudah berteman dengan Hachuling sampai pada fase pernah mandi bareng. Itu dulu, kalau sekarang sih tidak lagi karena mereka sudah besar.
Sekitar dua puluh menit kemudian, [Name] mendengar pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Hachuling yang sedang mengeringkan rambut sambil berjalan ke arahnya. [Name] melihat tubuh atas Hachuling yang tidak tertutupi handuk.
"Badanmu bagus juga, ya."
Hachuling mengalihkan tatapannya dari [Name], menyembunyikan rona merah yang menjalar di pipi pucatnya.
"Cepat menyingkir dari sana! Aku mau pakai baju."
"Ternyata kau punya malu juga." [Name] berjalan melewati Hachuling dan memilih merebahkan diri di ranjangnya. Dia mengalihkan pandangan, membelakangi sang sahabat.
"Kenapa harus denganku sih?" Hachuling bertanya di sela-sela kegiatan memakai bajunya.
"Karena kau satu-satunya temanku di sini. Lagian kalau pergi sendiri terus nanti diculik bagaimana? Aku ini cantik jadi-" perkataan [Name] terpotong ketika dia melihat Hachuling merebahkan diri di sampingnya.
"Iya iya, ayo pergi."
"Terus kenapa kau malah ikut rebahan di sini?!
🦋
Saat ini Khun Hachuling terjebak dalam situasi yang tidak dia sukai. Dia mendengkus, menaruh sebentar belanjaan sang sahabat yang dia bawakan lalu meregangkan otot-otot tangannya yang seperti mati rasa.
Hachuling kembali membawa paperbags yang berisi banyak belanjaan milik sahabatnya. "Oy [Name]! Katanya tadi cuma mau ke toko buku aja, kenapa sekarang malah ke banyak tempat gini?"
[Name] mengabaikan pertanyaan Hachuling dan menunjukkan dua dress dengan model sama tapi dengan warna berbeda. "Hey Blueberry, lebih bagus yang mana?"
Hachuling mendengkus, berusaha menahan senyum ketika [Name] memanggil dia dengan nama pangggilannya.
"Lebih bagus yang warna biru."
[Name] mengangguk kemudian wajahnya kelihatan lagi berpikir keras. "Tapi yang warna putih juga bagus."
"Yaudah beli yang warna putih saja."
"Tapi warna biru juga bagus."
"Beli keduanya saja."
"Tapi modelnya sama. Hanya berbeda warna."
Laki-laki bersurai biru itu menatap [Name] kesal. Diam-diam mengingatkan dirinya sendiri agar tidak ikut dia berbelanja lagi.
Dasar cewek!
"Yaudah tidak jadi deh, kita ke toko lain saja."
Hachuling ingin pingsan.
🦋
"Hachuling, lihat! Katanya untuk hari ini ada discount untuk pasangan yang datang ke café itu."
Mata biru Hachuling melihat café yang ditunjuk [Name] dan membaca tulisan di depannya.
Discount 50% untuk pasangan yang datang. Khusus hari ini saja!
Hachuling menatap gadis di sampingnya dengan ragu. "Kau serius? Berlaku buat pasangan saja lho."
[Name] menatap Hachuling dengan mata berbinar. Oh tidak, perasaan Hachuling jadi tidak enak.
"Hachuling, mulai sekarang kita pacaran!"
_____________________________________
____________________________
________________
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗻𝗲𝗼𝗻 𝗺𝗼𝗼𝗻 • ᥫ᭡ 𝗍𝗈𝗀 𝗈𝗇𝖾-𝗌𝗁𝗈𝗍𝗌
Fanfiction❝𝗜𝗙 𝗬𝗢𝗨 𝗟𝗢𝗦𝗘 𝗬𝗢𝗨𝗥 𝗢𝗡𝗘 𝗔𝗡𝗗 𝗢𝗡𝗟𝗬, 𝗧𝗛𝗘𝗥𝗘'𝗦 𝗔𝗟𝗪𝗔𝗬𝗦 𝗥𝗢𝗢𝗠 𝗛𝗘𝗥𝗘 𝗙𝗢𝗥 𝗧𝗛𝗘 𝗟𝗢𝗡𝗘𝗟𝗬.❞ 𝐒𝐔𝐌𝐌𝐀𝐑𝐘 ༄ ╰┈➤ a bunch of ToG one-shots filled with fluff, angst, etc. status; 𝗼𝗻 𝗵𝗼𝗹𝗱 ::::: :𝕋�...