➵➵➵➵➵➵➵❂➵➵➵➵➵➵➵
"Enryu, ini apa?" [Name] duduk di sebelah Enryu, kemudian mengambil sebuah gelang perak dengan corak asing---menyerupai bahasa kuno yang terukir di sekelilingnya.
Mata merah Enryu bergulir dan menatap perempuan di sampingnya. "Itu gelang teleportasi yang sempat aku beli saat berada di Menara."
[Name] memutar-mutar gelang itu di jari telunjuknya. "Berarti sudah ribuan tahun yang lalu? Apa masih berfungsi?"
"Dari awal membelinya, gelang itu memang tidak terlalu berfungsi. Aku pernah mencobanya sekali, dan gelang itu malah membawaku ke Lantai 100 Menara."
[Name] menyandarkan tubuhnya di sofa, matanya masih fokus dengan gelang di genggamannya. "Kalau begitu kenapa kau membelinya? Bukannya kau bisa teleportasi sendiri?"
"Aku iseng saja membelinya saat sedang mengelilingi Menara, kebetulan harganya juga tidak terlalu mahal."
"Kok tidak mengajakku sih?"
"Memangnya siapa yang lebih memilih menggoda laki-laki dari Keluarga Khun dibanding menemaniku ke Lantai 43?"
"Tolong ya, jangan membahasnya! Habisnya... aku merasa tertantang karena mendengar dia mata keranjang. Aku tidak menyangka dia malah tertarik padaku. Yah, dia memang tampan, tapi bukan tipeku."
Enryu tertawa pelan. "Kau ini benar-benar...."
"Bagaimana cara menggunakannya?"
"Kau tinggal pakai saja gelangnya. Tapi aku benar-benar tidak merekomendasikannya karena gelang itu bisa saja membawamu ke tempat yang tidak terduga, jadi-"
Perkataan Enryu terpotong ketika melihat [Name] sudah memakai gelangnya. Mata merah itu membulat saat seberkas cahaya sudah menyelimuti tubuh temannya. Sebelum Enryu sempat menggapai [Name], dia menghilang, menyisakannya sendiri di dalam ruangan.
Enryu menghela napas lelah, energi seperti tersedot habis dari tubuhnya. "Sudah aku bilang jangan memakai gelangnya..."
______________________________________
[Name] mengerjapkan matanya ketika menatap sekitar dan mendapati ruangan asing yang belum pernah dia kunjungi sebelumnya. Dia yakin ini sebuah kamar karena retinanya menangkap sebuah ranjang besar, tempat ini juga didominasi oleh warna emas dan merah. [Name] melangkahkan kakinya dan memutuskan duduk di ranjang. Terasa dingin, sepertinya sudah tidak dipakai cukup lama oleh pemiliknya. Tempat ini juga terlalu mewah untuk dianggap kamar biasa.
Dia ada di mana?
Pandangannya bergulir ke pintu yang terbuka, di sana dia melihat laki-laki dengan rambut pirang dan mata berwarna oranye.
Tunggu.
Astaga.
Dia tampan.
Wajahnya kelihatan tanpa emosi. Memberikan kesan dingin yang sulit digapai. Benar-benar tipe [Name] sekali!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗻𝗲𝗼𝗻 𝗺𝗼𝗼𝗻 • ᥫ᭡ 𝗍𝗈𝗀 𝗈𝗇𝖾-𝗌𝗁𝗈𝗍𝗌
Fanfic❝𝗜𝗙 𝗬𝗢𝗨 𝗟𝗢𝗦𝗘 𝗬𝗢𝗨𝗥 𝗢𝗡𝗘 𝗔𝗡𝗗 𝗢𝗡𝗟𝗬, 𝗧𝗛𝗘𝗥𝗘'𝗦 𝗔𝗟𝗪𝗔𝗬𝗦 𝗥𝗢𝗢𝗠 𝗛𝗘𝗥𝗘 𝗙𝗢𝗥 𝗧𝗛𝗘 𝗟𝗢𝗡𝗘𝗟𝗬.❞ 𝐒𝐔𝐌𝐌𝐀𝐑𝐘 ༄ ╰┈➤ a bunch of ToG one-shots filled with fluff, angst, etc. status; 𝗼𝗻 𝗵𝗼𝗹𝗱 ::::: :𝕋�...