➵➵➵➵➵➵➵❂➵➵➵➵➵➵➵
"Kau sudah pulang? Apa kau membutuhkan sesuatu?"
"Tidak, pergilah."
Dia tidak pernah tersenyum. Terkadang aku merasa dia selalu punya cara untuk menghindariku.
Kami sudah menikah selama 10 tahun. Selama itu juga, tatapan dingin dan kata-kata tajam yang selalu aku dapatkan. Dia memang memiliki banyak anak dan istri, di Lantai 100 Menara ini, orang-orang menyembahnya dan menganggapnya seperti Dewa. Tapi entah kenapa aku merasa dia tidak bahagia...
Jadi aku berusaha untuk membuatnya senang. Aku memberinya perhatian dan menuruti semua hal yang dia inginkan. Tapi selama 10 tahun ini, aku tidak pernah melihatnya tersenyum, ekspresinya selalu terlihat dingin dan kaku.
Tapi aku tidak akan menyerah. Dengan bayi yang berada di kandunganku ini...
Mungkin jika aku memberitahunya dia akan senang?
"Hon... apa kau mau mendengar sesuatu?" aku masih tetap mempertahankan senyumku saat tatapan tajam dari mata perak yang aku dapat.
"Aku sudah menyuruhmu pergi, kan?"
"Tapi aku ingin menyampaikan sesuatu..."
Dia menghela napas, lalu mata peraknya menatapku, membuat debaran jantungku berdetak dengan kecepatan tidak normal.
"Apa?"
Aku mengerjapkan mata, menimbang-nimbang kata yang tepat untuk aku ucapkan. "Aku hamil!"
Aku menatapnya dengan mata berbinar, menunggu respon yang sangat aku inginkan. Tolong tersenyum lah, aku ingin sekali melihatnya.
"Hanya itu? Tidak ada lagi yang ingin kau katakan? Jadi pergilah!"
Mataku membulat, menggigit bibir tatkala merasakan sesak di dada. Ah tidak apa... jangan menangis. Selama ini dia memang selalu bersikap seperti ini, kan?
"Ah... Iya. Selamat malam, Hon."
Ini memang salahku. Tidak seharusnya aku menganggunya saat dia baru saja pulang. Dia pasti kelelahan, menjadi Pemimpin Keluarga Agung bukan lah tugas yang mudah.
Jadi, mungkin saja... besok dia akan bersikap baik padaku.
Besoknya aku berusaha menemuinya, tapi dia tidak ada. Kemudian besok dan besoknya lagi, kejadian itu terus berulang. Tapi nihil, aku masih tidak bisa menemuinya.
Hidupku berjalan lambat dan monoton. Aku tinggal di lantai 100 Menara, di kediaman keluarga Arie. Tempat ini sangat besar, bahkan sudah 10 tahun tinggal di sini, aku masih belum mengelilingi seluruhnya. Biasanya aku menghabiskan waktu di rumah kaca yang berada di dekat kastel bagian barat. Tanaman di sini sangat indah, dari banyaknya tanaman yang ada di sini, aku paling menyukai mawar putih. Jangan tanyakan alasannya, karena semua yang aku sukai pasti berkaitan dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗻𝗲𝗼𝗻 𝗺𝗼𝗼𝗻 • ᥫ᭡ 𝗍𝗈𝗀 𝗈𝗇𝖾-𝗌𝗁𝗈𝗍𝗌
Fanfic❝𝗜𝗙 𝗬𝗢𝗨 𝗟𝗢𝗦𝗘 𝗬𝗢𝗨𝗥 𝗢𝗡𝗘 𝗔𝗡𝗗 𝗢𝗡𝗟𝗬, 𝗧𝗛𝗘𝗥𝗘'𝗦 𝗔𝗟𝗪𝗔𝗬𝗦 𝗥𝗢𝗢𝗠 𝗛𝗘𝗥𝗘 𝗙𝗢𝗥 𝗧𝗛𝗘 𝗟𝗢𝗡𝗘𝗟𝗬.❞ 𝐒𝐔𝐌𝐌𝐀𝐑𝐘 ༄ ╰┈➤ a bunch of ToG one-shots filled with fluff, angst, etc. status; 𝗼𝗻 𝗵𝗼𝗹𝗱 ::::: :𝕋�...