ᴋʜᴜɴ ᴀ.ᴀ || ᴛᴇᴀᴍᴍᴀᴛᴇ

2.7K 283 26
                                    

➵➵➵➵➵➵➵❂➵➵➵➵➵➵➵

Sebulan Setelah Insiden Tangan Arlene

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebulan Setelah Insiden Tangan Arlene.

Lantai 29 Area Regular.

"Sial! Aku nyerah, dasar Biru Sinting!" dengan napas yang terengah-engah, sumpah serapah meluncurkan dari bibir [Name]---yang ditujukan untuk Aguero

Sebulan lalu sejak Aguero memutuskan untuk bergabung dengan Tim Asam Manis, dia tidak pernah berhenti menyuruh mereka berlatih. Sebenarnya [Name] tidak masalah, tapi si Biru dari Keluarga Khun itu sangat menyebalkan! Pernah saat itu [Name] berusaha bolos dari latihan--tapi sayangnya ketahuan. Dan tebak apa? Aguero menghukumnya lari mutarin lapangan seratus kali! Kalau bukan karena Viole dia tidak mau menuruti kata-katanya, sungguh!

Berbicara tentang Viole, [Name] jadi galau, kalau saja dia lebih kuat dia pasti bisa menolongnya.

Karena sejujurnya walau Viole itu menyeramkan, dia tetaplah rekan yang baik karena bisa membuat mereka terhindar dari masakan Ehwa.

"Khun?" [Name] melihat sekitarnya, mencari lelaki berambut biru yang tadi berada di dekatnya.

Tunggu, di mana dia?

🦋

Saat ini [Name] sedang berdiri di depan ruangan Aguero setelah dia bertanya pada Ehwa di mana keberadaannya. Kemudian [Name] langsung masuk dan melihatnya sedang mencatat sesuatu.

"Ada apa?" Aguero bertanya tanpa mengalihkan pandangan pada tumpukan kertas di meja.

"Aku ingin menolong Viole. Karena itu berlatihlah denganku..."

Aguero berganti menatap [Name] yang kini sudah berdiri di hadapannya.

"Tidak bisa. Sehari lagi akan ada Pertarungan Workshop. Selama ini kau sudah cukup berlatih, lebih baik kau pergi dan istirahat di ruanganmu."

[Name] mengepalkan tangannya, menatap tajam Aguero. "Aku tidak mau kehilangan Viole!"

Aguero menatap [Name] dan menghela napas. Kemudian dia mengeluarkan tawa sarkastik. "Kau pikir aku juga mau kehilangan Viole? Aku sudah pernah kehilangannya sekali, dan saat ini aku tidak mau mengulangi hal yang sama. Istirahat juga merupakan bentuk latihan, jika kau-" perkataan Aguero terputus saat mendengar perut [Name] berbunyi.

Hening.

Beberapa saat kemudian, tawa Aguero pecah. Matanya melirik [Name] yang saat ini wajahnya sudah merah karena malu.

Aguero bangkit dari duduknya, menarik tangan [Name] dan berjalan keluar ruangannya. "Bagaimana bisa kau menyelamatkan Bam- maksudku Viole, di saat kau bahkan lupa mengurus dirimu sendiri?"

[Name] cemberut, pasrah mengikuti Aguero yang masih menariknya. "Bagaimana kalau kita makan?" mata kobalt Aguero melirik gadis yang berjalan di sampingnya.

"Aku mau pizza."

"Makanan seperti itu mengandung banyak lemak, aku tidak mau jadi gendut."

[Name] mendengkus, melepaskan tangannya dari pegangan Aguero. "Heh... sejak kapan kau peduli dengan penampilanmu?"

Aguero tersenyum angkuh, memandang [Name] yang lebih pendek darinya. "Aku ini berasal dari Keluarga Agung, seorang bangsawan harus selalu menjaga penampilannya."

"Ya sudah pergi sana! Aku mau makan masakan Ehwa saja!"

"Terserah."

Tiga puluh menit kemudian mereka justru duduk berhadapan di meja makan yang penuh dengan 2 kotak pizza. Sebenarnya dia ingin mengajak Aguero makan di luar, tapi dia baru ingat kalau saat ini statusnya dinyatakan tewas oleh publik. [Name] memakan potongan pizza-nya dan tersenyum tengil waktu melihat wajah kesal Aguero.

"Kenapa pizza?"

"Gapapa, aku agak kasihan padamu."

[Name] nyengir. "Ternyata kau baik juga ya..."

"Jangan salah paham! Aku cuma melakukannya agar kau tidak jadi beban saat Pertarungan Workshop."

[Name] menatap Aguero datar. Brengsek! Apa seluruh anggota keluarga Khun semenyebalkan ini? [Name] menyesal telah memujinya!

Aguero menopang dagu dengan tangannya, melihat pemilik surai
(h/c) dengan senyum menggoda.
"Kau jelek saat sedang makan."

"Brengsek."

🦋

Setelah makan, [Name] dan Aguero berjalan ke ruangan mereka untuk istirahat. Tunggu! Jangan salah paham! Kebetulan ruangan [Name] dan Aguero memang sebelahan.

"Kau masih kesal?" tanya Aguero, dia melirik [Name] dari ekor matanya.

"Wah kau bertanya padaku, perhatian sekali!" [Name] mengulas senyum mengejek.

"Mau tahu alasan kenapa aku tidak mengambil posisi sebagai Spear Bearer?"

"Apa?"

"Ada deh, lain kali aku kasih tahu."

[Name] berdecak. "Kalau gitu tidak usah bicara sekalian!"

Tawa Aguero pecah.

Laki-laki itu mengusap kepala [Name] lalu menepuk-nepuknya pelan. "Selamat malam."

[Name] mengerjapkan mata, sebelum dia sempat bereaksi, Aguero langsung pergi dan masuk ke ruangannya.

[Name] memegang kepalanya yang tadi disentuh oleh Aguero, kemudian menunduk dan tersenyum tipis.

"Tidak buruk..."
______________________________________

___________________________

_____________________

𝗻𝗲𝗼𝗻 𝗺𝗼𝗼𝗻 • ᥫ᭡ 𝗍𝗈𝗀 𝗈𝗇𝖾-𝗌𝗁𝗈𝗍𝗌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang