02

190 50 24
                                    

Ruang latihan tampak lengang. Ke tujuh anggota sama-sama merebahkan diri di lantai setelah mereka berlatih tanpa henti selama kurang lebih tiga jam. Koreografer mereka, Son Sungdeuk, memberikan waktu istirahat lebih awal meskipun para anggota menginginkan untuk lanjut berlatih.

Beberapa saat sebelum mereka resmi akan debut, mereka sudah mengalami banyak perdebatan dalam diri mereka masing-masing. Ada yang berpikir untuk pergi, namun akhirnya tetap tinggal. Ada yang berulang kali ingin menyerah, namun akhirnya tetap memperjuangkan mimpi. Ada juga yang diberi kesempatan untuk mencari kesuksesan sendiri, namun akhirnya memilih untuk percaya pada anggota lain dan tetap tinggal.

Mereka bertujuh, dipertemukan karena takdir.

"Hei, ayo kita berfoto di depan cermin ini." Ajak Jaehoon yang sudah mengubah posisinya menjadi duduk.

"Tiba-tiba?" Tanya Soohyun.

"Tapi semua cermin di ruangan ini berembun. Eh berkabut. Bagaimana bisa berfoto?" Sahut Jeonwoo.

Yeojun pun ikut mengubah posisinya menjadi duduk. "Kau benar. Apa kita terlalu keras berlatih sampai cermin berkabut?"

"Aku harap hasil yang akan kita dapatkan nantinya sebanding dengan kerja keras kita." Taebin bangkit berdiri menyusul Jaehoon yang sudah berdiri di depan cermin besar di salah satu dinding.

Jaehoon menoleh pada anggota lain yang masih duduk di lantai. "Ayolah. Anggap saja ini kenangan beberapa hari sebelum debut. Di masa depan, mungkin kita akan merindukan masa-masa ini."

"Atau bisa juga jadi pengingat agar kita tidak selalu melihat ke atas." Sahut Namgyu yang kini ikutan berdiri, bersiap untuk foto bersama.

Akhirnya anggota lain ikut dalam foto bersama yang mendadak diusulkan oleh Jaehoon. Foto ketujuh pemuda yang berdiri di depan sebuah cermin yang penuh dengan embun atau kabut, ya semacam itu, yang sekaligus membuktikan seberapa keras mereka berlatih.

Setelah mengambil beberapa foto di depan cermin, mereka bersiap untuk membersihkan diri dulu sebelum kembali ke dorm. Tepat saat itulah manajer mereka masuk ke dalam ruangan.

"Kalian sudah selesai? Aku bertemu dengan Sungdeuk-ssi di koridor." Manajer Kim masih berdiri di ambang pintu. "Kalau sudah selesai, langsung keluar saja, aku akan menunggu di mobil."

"Eh, maaf manajer, apa kami boleh berjalan kaki saja? Karena dorm juga tidak jauh dari agensi, dan-" ucapan Jeonwoo dihentikan Manajer Kim.

"Aku tahu dorm tidak jauh. Biasanya juga aku mengantar kalian."

"Sebenarnya bukan ide yang buruk kalau berjalan kaki ke dorm malam ini. Lagipula, mungkin setelah debut kita tidak bisa berjalan kaki dengan bebas di jalanan kota." Jaehoon menambahkan alasan untuk berjalan kaki.

"Anggota yang lain bagaimana? Kalau ada yang mau berjalan kaki, baiklah. Tapi kalau ada yang mau tetap naik mobil, aku akan mengantarkan. Kalian pikirkan, ini bukan perjalanan panjang atau jauh yang harus dipikirkan sampai beberapa menit." Manajer Kim terkekeh. "Dalam hitungan ketiga, yang mau aku antar, bisa angkat tangan. Satu, dua, tiga!"

Tidak ada yang mengangkat tangan. Manajer Kim tersenyum. "Kalau begitu, yang mau berjalan kaki, angkat tangan, satu-"

Dalam sekejap, semua anggota mengangkat tangan mereka. Mereka kompak memilih untuk berjalan kaki menuju dorm karena bisa jadi setelah debut, mereka akan kesulitan bahkan ketika mereka hanya pergi ke minimarket.

"Baiklah. Tapi kalian harus berjanji akan langsung pulang ke dorm, ini sudah malam dan kalian sudah sangat dekat dengan debut."

"Siap, Manajer Kim!" Namgyu meletakkan tangannya di pelipis, memberi hormat sebagai tanda kesanggupan melaksanakan tugas. Anggota lain pun mengikuti gerakan yang dilakukan leader mereka.

Setelah itu, para anggota mempersiapkan barang masing-masing kemudian membawa ransel mereka keluar dari practice room. Mereka juga membersihkan diri dan berganti pakaian, biasanya mereka memang memilih untuk benar-benar membersihkan diri di dorm karena jika membersihkan diri di agensi, itu akan memakan waktu dan tentu saja toilet atau kamar mandi agensi tidak disediakan hanya untuk mereka-maksudnya, pengguna lainnya pasti akan mengantre lama.

Kurang lebih 30 menit berlalu, mereka akhirnya keluar dari agensi. Ketujuh anggota berjalan di trotoar jalan menuju ke dorm mereka yang memang tidak terlalu jauh. Hanya di ujung jalan setelah pertigaan dekat agensi.

"Hyung." Jeonwoo terdengar ragu. "Setelah debut nanti, apa kita akan memiliki penggemar?"

"Hei, memang kau tidak melihat jumlah pengikut kita di SNS? Kemarin pengikut kita di twitter sudah mencapai 800 orang." Jaehoon paling semangat jika itu menyangkut pengikut di SNS.

"Artinya kita memiliki 800 penggemar sebelum debut dan kita akan tampil di depan mereka setelah debut. Wah membayangkannya sudah membuatku merinding." Sahut Taebin.

Jeonwoo masih belum menemukan titik terang dari pemikirannya. "Tetapi, bukankah belum tentu mereka mengikuti kita akan menjadi penggemar kita? Bisa saja mereka hanya ingin tahu seperti apa lagu kita, lalu meninggalkan kita jika tidak suka."

Giliran Yeojun yang menanggapi. "Kalau begitu, artinya mereka tidak memiliki selera musik yang sama dengan kita atau musik kita tidak diciptakan untuk mereka. Jika mereka meninggalkan kita, itu hak dan pilihan yang mereka ambil. Masalah selesai."

"Benar. People come and go. Suatu saat pasti ada yang datang dengan sendirinya karena menyukai musik kita.. Jangan terlalu kau pikirkan." Namgyu menambahi.

Tanpa mereka ketahui, manajer mereka sejak tadi mengikuti dari belakang. Pria itu mendengarkan percakapan ketujuh pemuda sambil tersenyum penuh haru. Ia tahu pekerjaannya menjadi manajer mereka tidaklah sia-sia dan ia berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu ada kapanpun mereka membutuhkan-meskipun ia tidak bisa berjanji untuk selamanya menjadi manajer mereka karena posisi itu bukan posisi yang permanen dan kapanpun bisa berubah tergantung kebijakan agensi.

***

hii trimakasih udah baca sampai sini, tunggu kelanjutannya ya! jangan lupa pencet ☆ kalo suka sama chapter ini ^^

shineling | yoongi jieunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang