22

36 5 1
                                        

Agenda Bulletproof hari ini adalah melakukan pemotretan untuk album terbaru mereka yang akan segera dirilis. Pemotretan dilakukan di beberapa tempat dari dalam studio agensi, di sebuah rumah atau vila, di sebuah terowongan jalan raya, hingga sebuah jembatan.

Setiap anggota di potret bergantian. Dengan berbagai kostum yang sudah dipersiapkan sesuai dengan konsep. Setiap sesi pemotretan untuk photobook, mereka terlihat seperti model profesional yang memenuhi majalah-majalah kelas atas.

"Wow Yeojun hyung keren sekali dengan rambut warna mint. Aku jadi ingin mencobanya." Celetuk Jeonwoo.

Saat ini beberapa anggota yang sudah melakukan pemotretan duduk berkumpul di depan monitor. Diantaranya seperti Jeonwoo, Jaehoon, dan Soohyun. Anggota lainnya masih bersiap-siap, ada yang sedang memperbaiki pakaian, rambut, riasan.

"Ya coba saja. Siapa tahu cocok juga untukmu." Jawab Jaehoon.

"Tidak deh. Aku tidak percaya diri dengan warna rambut yang sangat mencolok seperti itu."

Soohyun mengangkat tangannya untuk high five dengan Jeonwoo. "Butuh keberanian untuk memilih warna rambut seterang itu."

Jaehoon hanya bisa terdiam melihat dan mendengarkan bagaimana Tom and Jerry di sampingnya itu akur. "Cobalah sekali-sekali. Soohyun hyung juga. Kan tidak tahu cocok atau tidak kalau belum dicoba. Siapa tau penggemar juga ternyata menunggu kalian pakai warna itu."

"Kalian sedang bahas apa?" Sahut Hansol yang baru saja selesai dengan penataan model rambutnya.

"Mereka berdua mau coba warna mint." Celetuk Jaehoon.

"Benarkah?" Hansol langsung bersemangat. Selama ini dua anggota itu hampir tidak jauh dari warna rambut yang gelap.

Soohyun langsung menjawab. "Tidak. Warna mint sangat cocok dipakai Yeojun, kalau aku coba pakai nanti pasti tidak akan cocok. Aneh."

"Wow terima kasih. Ku anggap itu pujian." Yeojun yang sudah selesai dengan pemotretannya pun bergabung dengan mereka yang sedang di depan monitor.

Giliran selanjutnya adalah Hansol. Maka Yeojun mengambil alih tempat duduk yang tadinya dipakai Hansol.

"Kapan kita syuting music video?" Tanya Yeojun pada tiga anggota lainnya.

"Sepertinya lusa." Jawab Jaehoon.

"Kalian semua sudah selesai?" Tanya Namgyu yang baru saja bergabung.

"Sudah. Eh hyung lusa kita syuting music video kan?" Jaehoon memastikan jadwal.

"Iya. Soohyun hyung akan menyetir di terowongan."

Obrolan terus berlanjut sementara Yeojun memeriksa ponselnya yang bergetar. Ia pun pamit sebentar ke toilet.

Ia tidak benar-benar ke toilet. Hanya mencari tempat yang cukup sepi atau jauh dari jangkauan para anggota.

Alasan kenapa ia pergi adalah karena ia mendapatkan sebuah pesan dari seseorang.

010930516XXX : kau benar, ada banyak yang menuliskan komentar baik. Terima kasih sudah menyarankan untuk memeriksanya.

Begitu mendapatkan pesan itu, Yeojun langsung memutuskan untuk menghubungi. Ia sudah lama tidak bisa menghubungi Jiyeon karena perempuan itu mengganti nomornya. Lagipula ia sudah selesai untuk sesi pemotretan hari ini jadi rasanya tidak apa sebentar saja menghubungi Jiyeon.

"Eh hai maaf langsung menghubungimu, apa kau sedang sibuk?" Ucap Yeojun begitu panggilan tersambung.

Jiyeon di seberang sana terdengar terkejut. Sudah lama ia tidak bertemu dengan Yeojun, juga berhubungan melalui pesan atau telepon, tentu saja ia mendadak gugup.

"Ah tidak. Justru aku yang minta maaf karena langsung mengirim pesan tanpa izin."

"Tidak apa."

"Kenapa tidak membalas pesan saja? Tidak, maksudku bukannya tidak suka, tapi bagaimana kau bisa yakin ini aku? Bagaimana kalau ternyata pesan dari sasaeng?"

"Entahlah telepati mengatakan ini kau dan ponselku menghubungimu secara otomatis." Canda Yeojun. Ia sudah lama tidak merasakan momen ini. Dan saat ini ia benar-benar merasa senang.

"Maaf..."

Yeojun terdiam sejenak. "Kenapa kau terus meminta maaf?"

"Rasanya ini tidak benar. Kenapa aku bisa terus seenaknya padamu? Dan kenapa kau membiarkanku begini?"

"Apa maksudmu?"

"Aku sendiri yang pergi menghindarimu selama setahun, lalu saat aku menghubungimu lagi, kau langsung menerimaku lagi. Bukankah aku terlalu jahat, Yeojun-ssi?"

"Dengarkan aku, semua yang kau lakukan adalah apa yang kau pilih. Dan semua yang aku lakukan adalah apa yang aku pilih. Kalau kau memilih pergi, ya itu yang bisa kau lakukan. Kalau aku memilih bertahan, maka itu yang kulakukan. Kau tidak perlu menilai kau jahat atau tidak selama tidak ada yang mempermasalahkan."

Yeojun sepertinya terlalu banyak berbicara hingga lupa sejauh mana ia harus mengontrol apa yang ia lontarkan.

"Baiklah. Begini saja. Kalau kau merasa bersalah, bisakah kau berjanji padaku?"

"Janji apa?"

"Berjanjilah untuk tidak pergi dan menghindariku lagi. Tentu aku bisa saja melakukan hal yang sudah kulakukan, memilih menunggu dan berharap bintang jatuh menemukanmu lalu memberi tahu aku dimana kau. Tapi, aku merasa saat seseorang yang pernah pergi berhasil ditemukan, selanjutnya mungkin ia akan berusaha untuk pergi lebih jauh lagi."

"Tentu. Aku tidak mau menjadi orang jahat untuk kedua kalinya. Aku akan tetap berada di tempat dimana kau bisa menemukanku."

Yeojun tersenyum tipis. Ia pun mengecek jam di layar ponselnya sebentar untuk memeriksa sudah berapa lama ia pergi. "Baiklah. Kalau begitu aku harus kembali, sepertinya sudah terlalu lama aku meninggalkan yang lainnya. Kau juga pasti sibuk."

"Ah tidak. Seharusnya aku yang meminta maaf karena--"

"Lagi?"

"Ah bukan begitu." Jiyeon terkekeh. "Yeojun-ssi, terima kasih. Untuk segalanya."

"Kau juga, terima kasih sudah menghubungiku."

Panggilan harus segera diakhiri sebelum para anggota ribut mencari dimana Yeojun. Yang terpenting ia sudah merasa lebih baik sekarang. Karena akhirnya ia bisa kembali berbicara dengan Jiyeon.

shineling | yoongi jieunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang