Waktu menunjukkan tepat pukul 12 malam.
"Hei sudah tahun baru!" seru Jaehoon.
"Aku tidak percaya kita menyambut tahun baru dengan merapikan kursi seperti ini." celetuk Soohyun.
"Selamat tahun baru dan selamat bertambah usia semuanya." Sahut Namgyu.
Jeonwoo tertawa. "Taebin hyung, dia baru saja bertambah usia dan sekarang sudah bertambah lagi." Ia benar, 30 Desember yang lalu Taebin berulang tahun, lalu saat tahun baru umur orang Korea bertambah satu tahun dan baru dirayakan nantinya saat hari lahir.
"Hei."
Semua menoleh ke arah Taebin. Tentu anggota lain berpikir ia marah setelah membahas usia, tetapi ia berseru seperti itu bukan karena usia.
"Yeojun hyung" panggil Taebin sambil menyerahkan ponselnya pada Yeojun.
Kini Yeojun dan anggota lainnya tahu apa yang membuat Taebin sibuk dengan ponselnya.
Dispatch
Seorang solois pendatang baru yang baru saja mendapatkan penghargaan di MMA dikabarkan dekat dengan direktur dari agensinya. Dapat dilihat kedekatan mereka dari foto yang berhasil diabadikan .
***
"Bagaimana bisa mereka tahu itu Ryuji-ssi? Bahkan dispatch tidak menyebutkan namanya." Tanya Jaehoon yang sedang sibuk membereskan piring kotor di meja.
Pagi ini mereka mengawali hari dengan sarapan bersama. Soohyun dan Yeojun sudah memasak, Jaehoon dan Taebin membersihkan peralatan makan, sedangkan anggota yang lain membersihkan dorm mereka dan merapikan beberapa perabotan yang terlihat tidak rapi.
"Pakaian, hanya Ryuji yang memakainya. Penghargaan di MMA? Itu menunjukkan dengan sangat-sangat jelas. Dispatch hanya berusaha terlihat tidak terlalu kejam tetapi sebenarnya mereka memang sekejam itu." sahut Taebin. Dengan nada bicara penuh emosi seperti itu, terdapat kemungkinan ia akan memecahkan piring karena terlalu kesal.
Dia benar-benar sangat kesal sampai akhirnya tidak sengaja menyenggol gelas yang baru saja ia cuci.
Kecepatan yang luar biasa. Yeojun yang baru saja bergabung di dapur langsung menangkap gelas itu sehingga mereka tidak akan kehilangan satu gelas karena pecah.
Jeonwoo pun menoleh ke arah Yeojun yang sedang menuang air dingin dari kulkas ke dalam gelas yang tadinya ia tangkap. "Hyung, kau sudah hubungi ryuji noona? Apa dia baik-baik saja?"
"Lebih baik beri waktu, aku merasa kurang baik menghubunginya saat ini." sahut Namgyu. "Jika rumor itu tidak benar, aku yakin dia pasti baik-baik saja. Kebenaran akan terungkap, pada akhirnya."
Jeonwoo kini menoleh pada Namgyu. "Tetapi rumor tuduhan dan fitnah, itu bukan hal yang bisa membuatmu merasa baik-baik saja, hyung."
"Memang. Aku hanya memegang prinsipku, biarkan kebenaran terungkap dengan waktu yang akan berbicara."
Kalimat yang menghibur dan mengatakan semua akan baik-baik saja? Tidak ada hak untuk mengatakan hal semacam itu jika tidak pernah mengalami hal serupa. Lagi-lagi Yeojun butuh waktu yang lama untuk sekadar mengirim pesan pada Jiyeon.
Yeojun : Kau bisa bermain mesin capit?
Entah seberapa aneh Yeojun di mata Jiyeon, yang jelas ia hanya ingin membuat Jiyeon melupakan rasa terpuruk itu. Maka disinilah mereka di sebuah tempat bermain, mesin capit, permainan basket, boling, tinju, dan berbagai mesin permainan tersusun rapi memenuhi ruangan.
"Sunbae, aku kira kau mengajakku karena kau jago. Kalau seperti ini, sia-sia saja kau meminta izin untuk pergi pada manajermu." Celoteh Jiyeon setelah kurang lebih setengah jam Yeojun berkutat pada mesin capit boneka dan belum mendapatkan satupun.
"Hei, lagipula aku memang tidak mengatakan kalau aku jago. Kalau begitu, kau, tunjukkan kemampuanmu." Yeojun pun bergeser dan memberi ruang untuk Jiyeon bermain.
"Assa!" Jiyeon berseru senang ketika ia mendapatkan boneka kucing berwarna putih. "Ehem, sunbae, aku bisa memberimu kursus bermain mesin capit."
Yeojun berdecih ketika melihat bagaimana Jiyeon terlihat menyombongkan dirinya setelah berhasil mendapatkan boneka dalam waktu kurang dari satu menit setelah mencoba. "Terserah kau saja, nona mesin capit."
"Hei!" seru Jiyeon, ia heran kenapa Yeojun suka memberi nama atau julukan aneh. "Ngomong-ngomong, sunbae, ini kesempatan berharga. Kau yakin menolaknya?"
"Aku bisa membeli boneka kalau aku mau. Bahkan suatu hari nanti aku bisa membeli mesin capitnya." Ucap Yeojun dengan santai sambil berjalan ke permainan lainnya.
Ia mendatangi mesin permainan basket. Kali ini ia berani memasang wajah jago dalam bermain karena basket adalah salah satu hal yang menemani masa remaja atau masa sekolahnya selain musik.
"Berikan koinmu."
Jiyeon mengernyitkan dahinya. "Eh, kau sedang merampas harta hoobae-mu?" ia pun tersenyum mengejek lalu memberikan dua koinnya. "Aigoo aku tidak percaya seorang sunbae meminta koin karena kehabisan setelah bermain mesin capit."
Kali ini Jiyeon mengangguk-angguk setuju dengan kepercayaan diri Yeojun yang sebanding dengan kemampuannya. Melihat skor yang terus bertambah, level kesulitan yang terus bertambah, bola yang terus masuk ke dalam ring yang bergerak ke kanan kiri, tidak bisa disangkal lagi basket adalah permainan yang dikuasai Yeojun.
"Woah lebih dari 400. Yah bisa kuakui, kau hebat, sunbae. Tetapi, kau tidak akan bisa bermain tanpa koinku."
Yeojun pun tersenyum sambil mengangguk. "Baiklah terserah kau saja."
"Kau masih mau bermain basket, sunbae? koinku masih banyak."
"Tidak. Kau pakai saja."
"Hei, kau marah karena aku perhitungan?" Jiyeon terkekeh.
"Tidak. Aku sudah cukup bermain. Mau membeli minuman di sana, kau mau tidak?"
Jiyeon menoleh ke arah mesin minuman. Boleh. "Kalau begitu aku menunggu disini, aku akan main basket satu kali."
Yeojun mengangguk lalu meninggalkan Jiyeon untuk membeli minuman kaleng. Ia pun menoleh sekali setelah menekan tombol mesin dan melihat Jiyeon benar-benar bermain basket.
Melihat Jiyeon tersenyum-meskipun ia memakai masker, mata bisa menunjukkan jika ia tersenyum senang-dan sangat bersemangat setiap bermain, Yeojun merasa sedikit lega karena Jiyeon tidak terus terpuruk. Meskipun itu tidak menjamin Jiyeon tidak akan terpuruk ketika sedang sendirian.
***
haloooo! trimakasih ya sudah baca cerita ini sampai sini^^
dukungan kalian sangat berharga jadi jangan lupa tinggalkan jejak, vote jika suka chapter ini, ramaikan komentar jika kalian tidak sabar kelanjutan ceritanya hihi supaya aku juga tahu seberapa excited kalian dan bisa segera update chapter selanjutnya😔😔
pokoknya, terima kasih!💜

KAMU SEDANG MEMBACA
shineling | yoongi jieun
Fiksi Penggemardarkling; yang mulai gelap Pertemuan antara calon idola dan calon penggemar yang secara tidak sengaja, mengawali kisah antara Hong Yeojun dan Ryu Jiyeon. Berbagai kesamaan seperti kota tempat mereka dilahirkan, atau bagaimana impian mereka dipandang...