Sejak peristiwa itu, Jiyeon kembali menjadi Jiyeon yang dulu, mungkin perbedaannya ada pada kedewasaannya atau betapa lapang dada ia menerima semua kejadian yang sudah terjadi.
Suhyeong juga lebih sering melihat putrinya tersenyum meskipun mungkin itu merupakan ekspresi yang ditunjukkan untuk menutupi luka Jiyeon.
Selain itu, Suhyeong kini terjebak dalam rasa bersalah dan penyesalan, termasuk saat ia melihat bagaimana putrinya tidak pernah berani untuk kembali bermimpi menjadi seorang penyanyi.
Jiyeon sendiri mulai berpikir jika sejak awal memang ia seharusnya mengikuti perkataan ibunya. Dapatkan nilai bagus, mengikuti suneung, masuk ke perguruan tinggi, mendapatkan pekerjaan yang bagus, maka ia bisa membawa ibu dan adiknya ke kehidupan yang lebih baik. Tidak perlu merasa takut atau khawatir atau bahkan cemas karena berbagai skandal mengerikan di industri musik.
Tetapi semuanya sudah berlalu. Meskipun demikian, sepertinya belum terlalu terlambat untuk kembali memulai. Tidak ada salahnya mengikuti ujian akhir tahun ini. Siapa tahu ia lolos dan bisa segera masuk ke perguruan tinggi. Dengan begitu ia juga bisa membantu biaya persiapan Jaemoon ke akademi kepolisian.
"Mungkinkah ini memang saatnya aku menjadi pelajar Korea pada umumnya? Semoga otakku masih bisa bekerja sama."
Jiyeon kembali menghela napas lantas menyandarkan punggungnya pada punggung kursi di depan meja tempatnya belajar dulu.
Ia pun mulai membuka salah satu laci besar di bawah mejanya. Ia mengeluarkan beberapa buku yang pernah ia beli untuk persiapan ujian dulu.
Ketika mengeluarkan buku-buku itu, ia melihat sebuah boneka yang lama tidak ia lihat.
Boneka berbentuk bintang itu langsung menariknya ke masa lalu. Berbagai memori terputar begitu saja. Dan tokoh utama dari memorinya adalah Yeojun, salah satu orang yang benar-benar menemaninya dengan tulus tanpa menjaga jarak meskipun ada perbedaan senior junior di antara mereka.
Tanpa sadar, Jiyeon tersenyum. Ia pun kembali duduk di kursinya sambil memegang boneka itu.
Jika diminta jujur, ia benar-benar merindukan masa dimana ia bisa dengan bebas pergi ke acara grup idolanya, menghadiri fansign mendapatkan tanda tangan di albumnya, menghadiri acara musik dan bersorak bersama penggemar lainnya menyebutkan ketujuh nama.
Ia juga merindukan ketika ia mengobrol dengan Yeojun sampai larut malam dengan telepon, atau saat ia pergi ke arkade bermain bersama Yeojun.
Jiyeon mengamati boneka itu seolah ia sedang bertatapan dengan Yeojun. Ia pun mengusap boneka itu lalu menyadari ada sebuah kantong kecil di tengah boneka.
Ia membuka kantong berbentuk kotak kecil lalu menemukan sebuah kertas seperti sticky note berwarna cream.
Aku yakin kau bisa. Bersinarlah di manapun kau berada.
Kalimat singkat itu sukses membuat Jiyeon meneteskan air mata. Ia lantas mengusap air mata yang membasahi pipinya lalu kembali tersenyum.
"Yeojun oppa..." Jiyeon terkekeh. "Aku tidak yakin bisa memanggilmu itu lagi. Yeojun sunbae... ini juga tidak terdengar benar." Jiyeon pun menggelengkan kepalanya.
Jiyeon kemudian menghela napas sejenak. Lalu kembali berkata, "Yeojun-ssi, terima kasih... aku merindukanmu."
Sticky note tadi lantas diambil Jiyeon lalu ia simpan ke dalam kotak yang biasa ia pakai untuk menyimpan berbagai benda berharga. Maksud berharga disini bukan tentang harga mahal atau murah, tetapi tentang benda-benda yang meninggalkan kesan spesial bagi Jiyeon.
Sticky note itu kini berada di satu tempat yang sama dengan salah satu liontin yang pernah ia pakai saat kecil. Liontin pemberian ayahnya, di ulang tahunnya yang terakhir ia rayakan bersama ayahnya.
Jiyeon pun teringat kalimat Yeojun tadi ketika mereka bertemu.
Ia lantas mengambil laptopnya dan memberanikan diri untuk membuka situs Naver.
Ryuji.
Butuh keberanian untuk sekadar mengetik nama itu dan menjelajah internet. Kini, Jiyeon memiliki keberanian itu.
Berbagai artikel muncul di layar diiringi video dan foto. Artikel mengenai hari itu kembali terlihat. Ia memilih untuk menunda membuka artikel itu karena ia belum berani membaca isinya dan juga komentar disana.
Kemudian ia beralih pada salah satu video penampilannya, tepatnya ketika ia membawakan lagu debutnya.
Ia tanpa sadar ikut menyanyikan lagu itu dengan perlahan karena tidak ingin ibunya atau Jaemoon mendengar.
Ia pun membuka laman komentar di bawah video itu. Membaca komentar satu-persatu.
Air mata kembali menetes. Yeojun benar, masih ada yang senantiasa mendukungnya bahkan sampai saat ini. Ada komentar terbaru juga, dan semuanya berisi pesan dukungan pada Jiyeon.
Ia merasa bersalah karena selama ini mengabaikan orang-orang yang senantiasa menunggu dan mendukungnya. Meskipun saat ini ia tidak bisa membalas semua pesan dan komentar satu persatu, ia berjanji untuk membalas semuanya di masa depan.
"Aku akan membalas semua kebaikan kalian." Jiyeon tersenyum sambil terus membaca komentar.
Ia pun mengecek video lain dan menemukan komentar yang tidak jauh berbeda. Beberapa nama juga kembali ia temukan, seperti jyhx123, w00jeo, binnielove, dan berbagai nama lainnya. Ia merasa senang ada yang menantinya dan berhasil sedikit membuatnya kembali menyelipkan idol ke dalam daftar impiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
shineling | yoongi jieun
Fanficdarkling; yang mulai gelap Pertemuan antara calon idola dan calon penggemar yang secara tidak sengaja, mengawali kisah antara Hong Yeojun dan Ryu Jiyeon. Berbagai kesamaan seperti kota tempat mereka dilahirkan, atau bagaimana impian mereka dipandang...