07

132 36 6
                                    

"Jujur, aku terkejut tidak hanya karena mendapatkan penghargaan, tetapi juga karena grup sunbae mendapatkannya. Hari ini benar-benar seperti hari terbaik dalam hidupku, mendapatkan penghargaan bersama grup idolaku."

Saat ini beberapa anggota sudah tertidur pulas dan waktu sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam, tetapi disinilah Yeojun, di rooftop dorm yang remang-remang, melawan dinginnya udara hanya dengan hoodie hitam kesayangannya untuk berbicara dengan Jiyeon. Ia tidak mau mengganggu anggota lain dan juga malas menjawab berbagai pertanyaan dari mereka.

"Kau sebahagia itu?"

"Tentu saja. Karena trophy itu, aku mendapatkan pesan dari ibuku. Sunbae, kau tahu, ibuku tidak pernah mendukung impianku ini." Jiyeon tertawa kecil. "Tetapi, hari ini sepertinya aku berhasil membuat ibuku bangga, sedikit bangga."

"Jiyeon, aku yakin ibumu pasti sangat bangga dan senang karena kau berhasil. Aku tahu pasti sulit berusaha meraih mimpi tanpa ada dukungan, tetapi aku yakin kau pasti bisa lebih dari ini."

Yeojun tertawa kecil. "Aku tahu aku tidak berhak mengatakan hal seperti ini karena aku juga baru memulai debutku, tetapi karena situasi kita sama, aku ingin mengajakmu untuk sama-sama terus mempertahankan impian kita."

Jiyeon tersenyum. "Benar. Aku harap, kalimat usaha tidak pernah mengkhianati hasil, itu benar adanya. Eh tetapi, aku baru tahu kalau situasi kita sama, orangtuamu tidak mendukung impianmu, sunbae?"

"Eoh mereka ingin aku menjadi yang lain, pekerjaan yang lebih mapan. Tetapi aku tidak bisa mengabaikan rasa cintaku pada musik."

Yeojun tertawa sambil mengingat masa remajanya yang hampir setiap hari berkutat dengan lagu, rap, dan musik. "Aku bersyukur bisa memulai debutku tahun ini. Bertemu penggemar yang sekarang sudah menjadi idol, mendapatkan penghargaan di awal debut."

"Kau pasti juga sudah membuat orangtuamu bangga, sunbae. Sebagai penggemar, aku sangat bangga padamu."

Yeojun kini tersipu malu. "Ah ngomong-ngomong, aneh rasanya baru beberapa saat yang lalu kau memanggilku Yeojun oppa lalu sekarang sunbae secepat itu seseorang berubah."

"Sebagai hoobae, aku memang harus hormat dan memanggil sunbae, kan? Lagipula tidak mungkin aku memanggil Bulletproof sunbae tetapi memanggilmu oppa. Pasti aneh sekali."

"Baiklah baiklah terserah kau saja. Tetapi aku tetap mengizinkanmu memanggil oppa dan kau bisa anggap aku sebagai satu-satunya kakak laki-laki yang ada di dunia ini, tidak ada Yeojun oppa yang lainnya, kan?"

Jiyeon tertawa keras. "Sunbae, kau mabuk?"

"Tidak. Aku hanya minum satu kaleng tadi, mana mungkin bisa mabuk."

"Lalu kenapa tiba-tiba kau mau jadi kakak laki-lakiku?" ia kembali tertawa renyah di ujung telepon.

"Maksudku, jika kau membutuhkanku, kau bisa panggil aku begitu. Kalau kau panggil sunbae rasanya pasti sangat kaku dan mungkin kau merasa tidak enak meminta bantuan pada senior."

"Ah kalau Yeojun-ssi, bagaimana?"

Yeojun terdiam sejenak lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Sejujurnya aku tidak suka panggilan seperti itu di antara teman apalagi yang seperti sudah akrab. Panggilan itu membuat hubungan pertemanan jadi tidak terasa akrab."

"Seperti orang asing?"

"Benar."

Mereka pun melanjutkan obrolan yang tidak ada habisnya dengan berbagai topik. Bisa dipastikan jika pertemanan antara idola dan penggemar, tidak, senior dan junior, atau ya kedua hubungan itu, menjadi semakin dekat. Para anggota Bulletproof mungkin terkejut mengetahui keakraban tersebut, tetapi itu bukanlah hal yang buruk karena Yeojun dan Jiyeon hanya berusaha saling menguatkan saat memperjuangkan impian mereka.

***

Acara penghargaan, festival musik akhir tahun, tentu tidak semua acara dihadiri oleh Bulletproof.

Itu bukan masalah besar, jika mereka tidak hadir, mereka masih bisa mengadakan acara kecil-kecilan bersama penggemar. Malah acaranya jadi terasa sangat special.

Seperti saat ini, 31 Desember, pada malam menjelang tahun baru 2014, mereka mengadakan acara fanmeeting sederhana yang hanya dihadiri sekitar 200 penggemar.

Awalnya mereka berpikir cukup dengan 100 penggemar karena itu adalah malam pergantian tahun, tetapi agensi merasa antusiasme penggemar sangat tinggi sehingga mereka membuka slot hingga 200 penggemar.

Di acara itu, mereka menampilkan beberapa lagu yang cocok untuk malam yang dingin di akhir tahun. Acara itu cukup singkat, setelah berbincang sebentar dan menampilkan lagu penutup, para staf pun mulai membagikan hadiah kecil berupa gelang dengan tulisan nama anggota dan nama fandom, serta minuman hangat dengan cupsleeve foto Bulletproof di tengahnya.

"Ini belum waktunya, tetapi aku ingin mengucapkan lebih awal dan secara langsung, selamat tahun baru!" seru Jaehoon setelah penggemar mulai meninggalkan gedung acara.

Tentu Manajer Kim rasanya ingin menarik Jaehoon karena seharusnya ia tidak lagi ke atas panggung ketika penggemar sudah mulai keluar.

Setelah menampilkan lagu penutup seharusnya ia pergi ke belakang panggung dan membiarkan penggemar pulang. Jika penggemar melihat idolanya kembali ke atas panggung, bukankah itu membuat para penggemar membatalkan niat mereka untuk pulang? Bahkan rasanya rela terus di tempat itu sampai tahun baru jika Jaehoon masih berada di atas panggung.

"Hwang Jaehoon-ssi, acaranya sudah selesai." Ucap seseorang dari belakang panggung dengan mikrofonnya, siapa lagi kalau bukan Jeonwoo.

Manajer Kim hanya bisa menepuk jidat melihat kelakuan dua anggota dari Busan tersebut. "Jaehoon, ayo kembali." Panggilnya dari tepi panggung.

"Baiklah baiklah." Jaehoon mengangguk patuh tetapi ia masih tetap di atas panggung dan melambaikan tangannya pada penggemar. "Hati-hati di jalan! Sampai jumpa tahun depan!"

Para penggemar ikut melambaikan tangan sambil kompak menjawab. Mereka masih sangat bersemangat meskipun malam sudah larut. "Park Jaehoon, kamu sangat tampan!" "Park Jaehoon, aku mencintaimu! Sampai bertemu di tahun depan!" dan berbagai ucapan lainnya dari penggemar yang sambil berjalan mundur menuju pintu keluar.

Setelah para penggemar akhirnya benar-benar pulang, Jaehoon tidak langsung kembali ke belakang panggung karena ia menyadari ada seseorang yang masih berdiri di ambang pintu.

"Manajer, sepertinya masih ada penggemar yang belum pulang." Ucap Jaehoon yang kemudian membuat Manajer Kim menoleh ke arah pintu. Benar ada seorang perempuan yang berdiri di sana dengan pakaian serba gelap dan ia juga memakai masker.

"Aku akan meminta staf supaya berbicara dengannya. Kau bisa kembali ke belakang, yang lain mungkin sudah selesai membersihkan diri mereka."

"P-permisi, maaf tetapi bolehkah saya memberikan sesuatu pada anggota Bulletproof sunbaenim?" kata perempuan itu dengan suara lantang.

***

jangan lupa vomment kalau suka chapter ini, karena setiap dukungan kalian sangat berharga🤗💜

shineling | yoongi jieunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang