Kekhawatiran Yeojun mungkin begitu terlihat sampai Namgyu memberi izin langsung. Namgyu juga merasa ia mungkin lebih baik mempersilakan Yeojun mencari Jiyeon dan memastikan perempuan itu baik-baik saja. Lebih baik mencegah berita-berita buruk.
Lagipula sebentar lagi mereka akan melakukan comeback. Jika sampai terjadi hal yang tidak diinginkan, mungkin Yeojun tidak akan bisa fokus selama comeback mereka.
Alhasil disinilah Yeojun dengan masker dan topi, di area rumah Jiyeon setelah menaiki taksi.
Kebetulan sekali, ia bertemu dengan Jaemoon yang baru saja keluar dari rumahnya, mungkin mau pergi taekwondo atau ke perpustakaan.
"Jaemoon." Panggil Yeojun sambil menghentikan langkah remaja itu.
"Oh, hyung? Ada apa?"
"Apa Jiyeon ada di rumah?"
"Noona? Tidak. Dia kan bekerja di Restoran Chang, ku pikir kau sudah tahu."
Baiklah. Jiyeon tidak ada di rumah.
"Ah iya benar. Aku lupa. Baiklah, aku akan menyusulnya ke restoran kalau begitu. Terima kasih."
Lebih baik menjawab begitu. Tidak perlu mengabari kalau Jiyeon menghilang, setidaknya biarkan Yeojun berusaha mencarinya terlebih dahulu. Ia hanya tidak mau membuat keributan bagi Jaemoon dan ibu Jiyeon.
Segera setelah itu Yeojun berjalan meninggalkan area rumah Jiyeon. Ia berjalan sambil berpikir dimana ia bisa menemukan Jiyeon. Ponsel Jiyeon pun tidak dapat dihubungi.
"Benar. Mungkin dia ada disana." Ucap Yeojun pada dirinya sendiri setelah terpikirkan suatu tempat. Ia pun segera mencari taksi yang dapat mengantarnya kesana.
Tidak butuh waktu terlalu lama untuk sampai ke tempat tujuan.
Arkade.
Setidaknya, itulah tempat yang ia tahu Jiyeon pernah datangi.
Ketika Yeojun terus berharap, disitulah Dewi Fortuna membantunya. Ia melihat Jiyeon bermain mesin capit permen sambil terus memasukkan permen yang ia ambil ke dalam tas selempangnya.
Yeojun segera menghampiri Jiyeon. Ia pun menepuk bahu Jiyeon perlahan sampai perempuan itu menoleh.
Begitu Jiyeon menatap Yeojun, ia langsung tahu meskipun laki-laki itu memakai topi dan masker. Jiyeon pun meninggalkan mesin capit dan pergi menyusul Yeojun ke tempat yang lebih sepi.
Bangku yang pernah mereka pakai setelah dari arkade, tahun lalu. Hari ketika mulai muncul rumor mengenai Jiyeon. Hari ini, mereka kembali duduk disitu.
Yeojun menyerahkan kaleng minuman yang ia sempat beli sebelum menghampiri Jiyeon.
"Bagaimana bisa sampai kesini? Kau tidak mengikutiku kan? Atau kau memasang alat pelacak di sepatuku?" Tuduh Jiyeon, dengan bercanda.
"Kau sengaja menghilang?"
"Aku? Tidak."
"Lalu, kenapa tidak mengabari siapapun kalau kau kesini?"
Jiyeon mengernyitkan dahinya. "Memangnya mengabari siapa?"
"Jaemoon. Juga restoran."
"Kau bertemu Jaemoon? Tunggu, kau ke rumahku? Apa ibuku tahu aku tidak bekerja? Oh, tunggu, bagaimana kau tahu aku tidak mengabari restoran?"
"Nona Ryu, bukankah sudah jelas? Aku ke restoran, kau tidak ada, kau tidak mengabari ahjumma, lalu aku ke rumahmu, kau tidak mengabari orang di rumahmu."
"Ah benar juga..."
"Kenapa begitu?"
"Kenapa apanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
shineling | yoongi jieun
Fanfictiondarkling; yang mulai gelap Pertemuan antara calon idola dan calon penggemar yang secara tidak sengaja, mengawali kisah antara Hong Yeojun dan Ryu Jiyeon. Berbagai kesamaan seperti kota tempat mereka dilahirkan, atau bagaimana impian mereka dipandang...