...hubungan antara direktur dari Bluebyeol Entertainment dengan mantan istri dari direktur Pineapple Entertainment yang pernah memimpin perusahaan hingga tahun 2014, dikabarkan bukan sekadar urusan bisnis...
Berita di pagi hari yang tidak sengaja di dengar oleh Jaehoon langsung tersebar luas di dorm. Kini semua anggota grup tahu.
"Aku baru tahu kalau Direktur Joo sudah bercerai dari istrinya." Ucap Jaehoon.
"Bukankah istrinya menceraikan karena skandal itu? Apalagi Direktur Joo berada di penjara." Sahut Jeonwoo.
"Berarti istrinya yang tidak setia." Celetuk Taebin. "Bukankah harusnya suka dan duka dilalui bersama?"
"Mungkin harus begitu, kalau yang dilakukan benar. Sayangnya yang kita dengar selain skandal itu, Direktur Joo juga terlibat korupsi." Hansol berusaha berpikir netral.
Memang benar, Direktur Joo dan istrinya resmi bercerai beberapa saat setelah tersebar video yang melibatkan Jiyeon. Banyak orang yang juga menghakimi Direktur Joo karena melakukan loveshot dan memaksa Jiyeon yang notabene gadis di bawah umur untuk minum minuman beralkohol.
Selain itu banyak tersebar rumor bahwa ia melakukan tindak pidana korupsi. Berbagai hal itu berhasil membawa Direktur Joo berada di balik jeruji besi serta kehilangan kursi di agensi.
"Benar. Berbagai berita tahun lalu itu cukup membuat mereka bercerai." Jaehoon menyetujui.
"Pernikahan dan bisnis. Tepat sekali beritanya muncul setelah berita akuisisi." Namgyu tidak mau ketinggalan dalam pembicaraan.
"Dan kenapa kalian sibuk membahas ini? Bergosip di pagi hari?" Tanya Soohyun yang heran karena selama beberapa menit ia harus mendengarkan obrolan itu.
Ia pun segera menyadari Yeojun yang meninggalkan ruang kumpul mereka. Ia lantas menyusul Yeojun beberapa saat setelahnya agar tidak ada yang mencurigai dan bertanya macam-macam.
Soohyun pergi ke rooftop sesuai yang dituju oleh Yeojun. Mereka lantas duduk di bangku dan tenggelam dalam keheningan selama beberapa saat.
"Awal hari yang menyesakkan." Soohyun menghela napas.
"Hyung, ada apa ya denganku?"
"Memangnya ada apa?"
Yeojun menghela napas panjang. Ada banyak keraguan dalam dirinya. "Setiap aku bertemu dengan Jiyeon, sepertinya aku hanya membawa kesulitan untuknya."
"Hei..."
"Rumor, skandal, atau berbagai hal buruk yang terjadi di sekitarnya, terjadi setelah kami bertemu."
"Ini bukan waktunya berpikir seperti itu. Apapun bisa terjadi tiba-tiba dan tidak ada hubungannya dengan pertemuan kalian."
"Tapi waktunya tepat sekali. Seperti takdir buruk dan itu membuatku merasa bersalah. Seharusnya aku tidak pernah menemuinya lagi. Dia pergi menjauh karena menyadari kesialan ini, tapi aku terus mencarinya."
Soohyun tidak tahu harus mengatakan apalagi pada Yeojun agar laki-laki itu berhenti menyalahkan dirinya sendiri.
"Dengarkan. Kubiarkan kau berpikir seperti itu saat ini, tapi coba kau pikirkan juga. Saat kau menatap matanya, saat dia berbicara padamu, saat dia tersenyum, apa kau merasa dia memalsukan semuanya dan pura-pura mau bertemu denganmu? Jika kau mengklaim dia menjauh karena takdir buruk ini, apa kau tidak menemukan ketulusan dari sorot matanya?"
Yeojun tidak menjawab.
"Dia tulus padamu dan tidak pernah berpikir atau menyalahkanmu atas semuanya, kan? Kenapa kau berpikir seperti itu?"
"Hyung... bukankah orang bisa menyembunyikan perasaannya dengan baik? Hampir semua orang punya kelebihan itu."
"Yeojun, tolong, berhentilah bersikap kejam pada dirimu sendiri. Berhenti berpikir seperti itu. Saat ini Jiyeon sedang kesulitan, bukankah lebih baik kau menemaninya daripada terus berpikir seperti ini? Mungkin dia tidak akan mengatakan apa yang dia rasakan, tapi yang pasti dia butuh tempat untuk bersandar. Dan kau adalah tempat itu."
Soohyun berusaha sebaik mungkin untuk menyadarkan Yeojun. Terus menyalahkan diri sendiri bukanlah jalan keluar dari masalah. Yeojun yang bersikap seperti itu membuat Soohyun berpikir, apakah memang sebaiknya mereka tidak bersama?
"Pergilah." Soohyun sekali lagi memberi dukungan. Menurutnya, lebih baik menyesal setelah mencoba daripada menyesal karena tidak melakukan apapun.
Yeojun pun mengangguk lalu meninggalkan rooftop. Ia bergegas dan bersiap-siap menuju ke rumah Jiyeon. Mungkin terlalu berani tapi sepertinya tidak masalah, lagipula ia tidak mungkin bisa menemui Jiyeon di restoran karena jam kerja Jiyeon di malam hari.
Syukurlah mereka memiliki kelonggaran jadwal setelah syuting music video sehingga Yeojun bisa mengambil waktu istirahatnya untuk menemui Jiyeon.
Dengan menaiki mobil, Yeojun melewati jalanan kota yang cukup lengang. Setelah menyelesaikan urusan, ia langsung menuju rumah Jiyeon dengan alamat yang sudah tercatat di GPS.
Ia tidak langsung berhenti di depan rumah Jiyeon. Ia memilih untuk menunggu selama beberapa saat sambil menunggu waktu yang tepat. Selain itu ia juga melihat sebuah mobil yang baru saja datang dan berhenti tepat di depan rumah Jiyeon.
Seorang pria paruh baya keluar dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah. Yeojun lantas ikut keluar dari mobil, tanpa melupakan masker untuk mengantisipasi jika seseorang mengenalinya.
Ia pun memilih untuk berdiri di dekat mobil dan menunggu. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi satu hal yang pasti ia tahu.
"Benar... dia Ryu Heetae."
KAMU SEDANG MEMBACA
shineling | yoongi jieun
Fanfictiondarkling; yang mulai gelap Pertemuan antara calon idola dan calon penggemar yang secara tidak sengaja, mengawali kisah antara Hong Yeojun dan Ryu Jiyeon. Berbagai kesamaan seperti kota tempat mereka dilahirkan, atau bagaimana impian mereka dipandang...