36

22 2 0
                                    

"Woah kau benar-benar kembali sebelum jam 9 malam." Sambut Soohyun.

Tadi setelah Jiyeon sudah tenang, mereka memutuskan untuk pulang. Tentu Yeojun ingin mengantar Jiyeon terlebih dahulu tetapi perempuan itu memaksa ingin pulang sendirian.

Sebenarnya bagus juga bagi Jiyeon untuk lebih menenangkan pikiran dalam perjalanan pulang. Tetapi tentu itu juga membuat Yeojun khawatir dan ingin memastikan perempuan itu sampai rumah dalam keadaan baik-baik saja.

"Kau menemukannya?" Tanya Namgyu.

Yeojun lantas mengangguk.

"Bagaimana bisa?" Tanya Jaehoon.

"Hyung, kau punya telepati dengan Ryuji noona ya?" Tuduh Jeonwoo.

Sebenarnya tidak salah juga. Yeojun hanya berfirasat dan pergi ke arkade. Ternyata Jiyeon memang ada di tempat itu.

"Dia baik-baik saja kan?" Taebin ikut bertanya.

Sekarang posisi Yeojun tidak jauh berbeda dari posisi saat seseorang dikelilingi oleh banyak wartawan atau reporter.

"Dia baik-baik saja. Keadaannya agak rumit, maaf aku tidak merasa berhak menjelaskan semuanya, mungkin lebih baik kalian mendengarnya langsung dari dia, tapi yang pasti dia bisa mengatasinya. Aku yakin itu."

"Aku harap semua berjalan sebagaimana mestinya." Ucap Hansol.

"Aku juga berharap seperti itu." Jawab Yeojun.

Akhirnya mereka mengizinkan Yeojun untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu. Baru setelah itu mereka kembali berkumpul di ruang utama. Beberapa anggota memilih untuk berkumpul sambil menyelesaikan tugas mereka. Ada juga yang sambil sekadar merangkai kata-kata menulis lagu. Lainnya sibuk memainkan ponsel.

"Ngomong-ngomong, kalian merasa ada yang mengawasi Restoran Chang?" Tanya Taebin. Ia memang cukup peka.

"Memangnya siapa?" Tanya Jaehoon.

"Aku tidak tahu. Hanya saja merasa ada yang mengawasi. Yeojun hyung kau yang lebih sering kesana, apa tidak merasa seperti itu?"

Yeojun menggeleng perlahan setelah berpikir beberapa saat. "Tidak. Oh tunggu, sepertinya pernah sekali seperti itu, Soohyun hyung kau masih ingat?"

Soohyun menoleh. "Ah orang yang berdiri di luar itu?"

"Iya. Tapi mungkin memang hanya seseorang yang mau berganti restoran saja sih. Bukan seperti mengawasi."

"Memangnya kenapa? Tidak mungkin sampai ke tingkat gangster atau mata-mata kan?" Selidik Soohyun. Tampaknya dia memang sedikit berlebihan.

Taebin menggeleng ragu. "Sepertinya tidak. Entahlah, aku hanya merasa restoran itu diawasi, tapi mungkin hanya oleh satu orang, bukan kelompok besar."

"Detektif bayaran?" Sahut Jaehoon.

"Berhentilah menonton drama dengan genre misteri." Celetuk Taebin.

"Apapun itu, semoga bukan hal yang membahayakan orang lain terutama di daerah restoran itu." Kata Namgyu. "Dan semoga daerah itu sudah dilengkapi dengan cctv."

Hansol tertawa kecil. "Hei sepertinya kalau terekam cctv, kita mungkin sering terlihat disitu meskipun tidak terlalu jelas."

Percakapan mereka tidak berlanjut lebih lama lagi. Mereka lantas fokus pada kegiatan masing-masing. Tidak mau bertanya lebih banyak mengenai Jiyeon karena mungkin itu juga akan membuat Yeojun merasa tidak nyaman.

***

Hari demi hari berlalu. Setelah beberapa bulan persiapan, beberapa hari latihan ekstra, waktu istirahat yang cukup, akhirnya Bulletproof melakukan comeback. Mereka merilis lagu dan album terbaru.

Tidak lupa juga mereka melakukan promosi di acara musik mingguan. Ditemani para penggemar, Bulletproof membawakan lagu terbaru mereka. Teriakan penggemar juga menemani Bulletproof sepanjang membawakan lagu tersebut, teriakan nama setiap anggota hingga teriakan yang ditambahkan di setiap lirik lagu.

Setelah acara musik mingguan selesai, Bulletproof diberi waktu istirahat dan pergi makan malam. Seperti yang sudah biasa mereka lakukan, mereka pergi ke Restoran Chang dan menikmati makan malam disana.

"Ahjumma, tolong sebotol soju!" Panggil salah satu pelanggan.

Restoran tidak terlalu ramai apalagi Bulletproof memang selalu datang di jam yang cukup larut malam selain di siang hari. Ahjumma pun tidak kewalahan melayani pelanggan meskipun hanya dibantu Jiyeon.

Saat ini pun Jiyeon juga berada di restoran karena suami ahjumma dan putranya sedang tidak bisa membantu, selain itu memang sedang tidak ada pesanan yang perlu di antarkan.

"Selamat menikmati." Ucap Jiyeon setelah menyajikan pesanan anggota Bulletproof.

"Terima kasih."

Jiyeon kembali membantu ahjumma di belakang. Entah menyiapkan pesanan atau membersihkan dapur. Malam semakin larut dan nampaknya juga tidak ada pelanggan lagi. Bulletproof juga bisa menikmati makan malam mereka dengan lebih santai.

Secara diam-diam Jiyeon pun mengamati para anggota Bulletproof yang sedang makan juga diiringi candaan. Jiyeon tersenyum tanpa ia sadari. Entah apa ia boleh seperti itu, tapi ia merindukan momen dimana ia menikmati waktu bersama para anggota. Baik sebagai penggemar atau sebagai junior.

Namun, harapannya terlalu tinggi untuk bisa merasakan hal seperti itu lagi.

Waktu terus berlalu. Pelanggan yang sudah selesai makan lantas membayar pesanan mereka kemudian meninggalkan restoran. Anggota Bulletproof menjadi yang terakhir berada di restoran, jika memang tidak ada pelanggan lagi.

"Aku mau cari angin sebentar." Ucap Yeojun yang sudah selesai dengan makanannya.

Ia lantas bangkit lalu keluar dari restoran. Ia hanya berdiri di luar, tidak melakukan apapun. Tentu ia memakai maskernya untuk berjaga-jaga jika ada yang mengenalinya.

Yeojun menikmati angin malam yang cukup dingin selama beberapa saat. Sampai akhirnya ia menyadari sesuatu yang janggal.

Ia teringat perkataan para anggota, terutama Taebin, mengenai pengawas di restoran itu. Ia menyadari memang ada orang yang berjalan bolak-balik di dekat restoran itu beberapa kali sambil terus melirik ke dalam restoran.

Ada banyak kemungkinan di pikiran Yeojun. Pertama, mungkin itu penggemar Bulletproof yang ingin melihat para anggota dari jauh. Kedua, mungkin orang itu masih ragu apakah akan makan di restoran atau tidak. Ketiga, mungkin orang yang sedang ketakutan dan butuh bantuan sehingga hanya bisa berjalan bolak-balik karena terlalu takut. Terakhir, mungkin orang iseng atau bahkan berbahaya dan sedang mengawasi.

Yeojun langsung melangkah kembali ke restoran karena pikirannya terfokus pada kemungkinan yang terakhir.

Akan tetapi, ia terlambat. Seseorang itu lebih cepat dari dugaan Yeojun.

Yeojun tersentak kaget saat orang itu meraih lengannya dan menahan langkahnya kembali ke restoran.

shineling | yoongi jieunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang