7

85 24 1
                                        


Jangan lupa vomment ya

"gue gak bisa gini terus, gue gak bisa, gue gak bisa ngejalanin hidup sesuai dengan keinginan orang lain"


---

Keesokan harinya, mentari sengaja berdiam di depan kelas bumi, tetapi sedari tadi bumi belum menampakkan dirinya, ponselnya juga masih belum aktif.

"AAAAAA" teriak mentari frustrasi

"Hei, lo kenapa?" tanya naura

"Bumi belum dateng, hp nya gak aktif" jawab mentari sedikit berbisik dikarenakan takut angkasa tiba-tiba muncul.

Naura menepuk pundak mentari
"Coba aja lo ke rumah bumi"

"angkasa gimana?" tanya mentari tidak bersuara

"gue punya ide!"

---


Mentari merutuki dirinya lagi, karena dia harus berbohong kepada angkasa.

"Sa, aku mau pergi sama Naura dan Savana, gak apa - apa?" tanya mentari ragu

"Beneran pergi sama mereka?"

Mentari mengangguk.

"Kemana?"

"Cafe"

"Boleh kok, aku juga mau latihan" jawab angkasa
"Mau di anterin gak?"

Mentari menggeleng
"Aku berangkat bareng Nau sama Savana aja"

"Yaudah, tapi hati - hati ya, sekarang Naura sama Savananya dimana?"

"Di depan gerbang, kamu juga semangat ya!"

Mentari berbohong, padahal dia pergi mengunjungi rumah bumi.

---

Di rumah bumi

Karena tak ada respon, mentari langsung masuk ke rumah bumi, karena kebetulan rumahnya tidak dikunci.

Mentari menganga melihat keadaan rumah bumi, berantakan.

"BUMIIIIII" Teriak mentari

"Hm?" Jawab bumi yang sepertinya baru bangun tidur. Mentari dengan cepat menghampirinya, sehingga mereka berdua kini berhadap - hadapan.

Plakk

Mentari menampar bumi

"Eh apaan sih tar"

"Lo gila? Kemarin bolos, sekarang gak sekolah, rumah berantakan , gimana kalau orang tua lo tau!!!"

Bumi tersenyum mendengar penjelasan mentari.
"Gue udah pasrah"

Plakk

Lagi - lagi mentari menampar bumi

"Gila lo gila"
"Lo udah mati - matian buat hidup dan mau nyerah gitu aja?"

Hening. Bumi tidak merespon

"Bumi, hello! Bumi yang gue kenal gak kayak gini"
"Bumi gue udah kenal lo sejak kecil ya, gue tau semua perjuangan lo!"
"Dan lo bilang sekarang kalau lo udah pasrah? Gila lo"

Bumi menghela nafas
"Ya gimana lagi, gue gak bisa jadi dia, gak akan bisa, gue dan dia beda"

Kini mentari yang menghela nafas.

"Gue juga udah gak punya support system, dan lo, harapan terakhir gue udah sibuk sama dunia percintaannya" ujar bumi sambil tersenyum miris.

"Bum--"

"Gue gak bisa gini terus, gue gak bisa, gue gak bisa ngejalanin hidup sesuai dengan keinginan orang lain"

Mentari terdiam

"Lo juga gak akan pernah ngerasain hal ini, kehilangan dua orang yang disayangi untuk selamanya, dicampakkin orang tua, lo gakkan ngerasain tar"

---

Mau ngingetin lagi, jangan lupa vomment yaa makasih

Mentari Untuk Bumi || JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang