Hi!! Akhirnya up lagi guys hehe.
Jangan lupa vomment yaa.
"Happy birthday Aurora Latisha"
---
"Happy birthday Aurora Latisha " Ucap Bumi sembari memberikan setangkai bunga kepada Aurora.
Aurora tersenyum lebar sampai membuat kedua matanya menyipit.
"Dikira Kak Bumi bakal lupa" Ujarnya sembari mengambil setangkai bunga dari Bumi."Gimana mau lupa, setiap hari ngode terus"
Aurora tertawa puas mendengar jawaban bumi.
"Haha, berarti cara aku berhasil"
"Tapi, aku sedih kenapa kak bumi baru bilangnya sore, kita jadi gak bisa jalan - jalan dulu, aku harus les, apa aku bolos aja ya?"Bumi menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Jangan bolos, lagian ini juga lagi jalan - jalan kan? Mengitari taman""Tapi kak---"
"Besok aja ya? Besok kan hari senin, kamu juga gak les kan?"
Aurora mengangguk
"Nah, pulang sekolahnya bebas mau kemana aja, tapi kalau sekarang kita pulang, kamu juga siap - siap buat les, masih ada waktu 30 menit lagi buat istirahat di rumah, rebahan, nonton drakor, baca wattpad, nanti aku jemput, harus nurut!" Ucap Bumi panjang lebar direspon anggukan oleh Aurora.
---
Aurora merebahkan dirinya di atas kasur, tempat favorite nya. Tidak berniat mengganti baju ataupun mandi terlebih dahulu, Aurora malah memilih untuk menatap setangkai bunga yang diberikan oleh bumi tadi.
Walau ekspektasi aurora dihancurkan oleh realita, tapi Aurora tetap senang karena akhirnya ada orang yang mengucapkan dan mengingat hari ulang tahunnya di hari yang tepat , pasalnya orang tuanya sendiri kadang selalu telat memberi ucapan ulang tahun. Jadi, Aurora sudah sangat bersyukur.
Berbicara tentang ekspektasi aurora soal ulang tahunnya, aurora berekspektasi bahwa bumi membawanya ke suatu tempat dan matanya di tutup menggunakan kain, dan saat kainnya di lepas ada bolu dihadapannya. Bahkan, Aurora berekspektasi kalau bumi meminta kedua orang tuanya datang untuk mengejutkannya.
"Ck, haha berekspektasi terlalu tinggi" Gumam Aurora sambil tertawa miris. Tapi, tidak apa - apa, Aurora paham kalau bumi itu orangnya tidak peka.
---
Kini, Bumi sedang berada di rumah Mentari, karena Bumi malas kalau langsung pulang ke rumah, dan jarak dari rumah Mentari ke rumah Aurora juga tidak terlalu jauh, jadi waktu mau jemput Aurora gak terlalu jauh jaraknya.
Kini, mereka berdua sedang berada di halaman belakang rumah Mentari.
"Eh iya bum, lo udah jarang ketemu orang tua lo? Mereka gak suka nyuruh lo beli makanan lagi?" tanya Mentari penasaran
Bumi menggelengkan kepalanya
"Terakhir mereka hubungin gue itu udah lumayan lama ada mungkin 1 bulan, dan terakhir ketemu juga 1 bulan yang lalu, dan disana mereka melakukan hal yang sama tar, mereka membandingkan gue sama Bang Mars , bahkan Venus juga bisa - bisanya masih dibandingin sama Bang Mars" Jelas Bumi di respon anggukan oleh Mentari"Lo gak curiga gitu bum? Eh sorry ya gue ngomong gini, soalnya tiba - tiba lost contact kayak agak aneh aja"
Bumi lagi - lagi mengangguk.
"Gue juga sama curiganya kayak lo, tapi mau gimana lagi? Gue terjebak dan jujur aja gue sekarang jadi takut tar, gue takut, gue masih mau hidup, gue punya mimpi, dan gue takut ninggalin lo"Mentari mematung mendengar perkataan bumi.
"Ya soalnya kalau gue gak ada, ntar lo mau nampol siapa kalau lagi galau? Gue kan udah profesional jadi objek tampolan lo" Sambung bumi direspon tatapan tajam dari mentari
"BUMIIII, IHH NGESELIN LO YAAA"
---
Jangan lupa vomment

KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari Untuk Bumi || Jay
Fanfiction"Sampai kapan pun lo gak akan ngerti, lo gak akan pernah ada di posisi gue, Tar " Ini kisah Mentari dan Bumi, kisah tentang dua remaja dengan latar kehidupan yang berbeda. Kehidupan Mentari yang harmonis dan kehidupan Bumi yang suram. Start : 26 Apr...