"Sa, we're break up"
---
Hari ini tepat 5 bulan hubungan Aurora dan Bumi berjalan. Sepertinya, Bumi juga sudah nyaman dengan Aurora, Bumi sudah menjadikan Aurora rumahnya, tempat ia bersinggah.
"Oh, ini yang namanya Aurora, cantik sekali" Puji Cahaya kepada Aurora. Sekarang, Bumi dan Aurora sedang berada di rumah Mentari karena diundang makan siang bersama oleh Cahaya.
"Hehe makasih tante"
"Panggil bunda aja" Ujar Cahaya.
"Eh iya, makasih bunda"
"Iyalah bun, pacarnya Bumi gituloh" Ucap Bumi dengan bangga.
" Ck, bucin" Sindir Mentari
"Iri? Bilang bos! Btw, kenapa lo gak ajak Angkasa kesini? Terus dipikir - pikir juga di sekolah lo jarang berinteraksi sama Angkasa, kenapa? Berantem?" Tanya Bumi.
"Sibuk" Jawab Mentari singkat. Bumi mengangguk - anggukan kepalanya.
"Makanya, jangan pacaran sama kapten basket, jarang ketemuan kan jadinya"
"Dahlah, kalau lagi makan ya makan aja napa sih" Ujar Mentari
"Dih ngambek, gue ingetin lagi ya tar, biasanya kalau lagi latihan basket itu ada cowok yang suka bawa ceweknya, nah ceweknya suka bawa temennya dengan tujuan untuk mencari cogan, lo tau kan maksudnya?" Ucap Bumi panjang lebar.
BRUKKKK
Mentari memukul meja makan.
"Tariii!!" Bentak Cahaya. Mentari hanya menatap Cahaya sebentar setelah itu ia meninggalkan meja makan dan menuju ke dalam kamarnya.
"Tari marah ya bun?" Cahaya tidak menanggapi pertanyaan dari Bumi, ia terlalu terkejut dengan sikap anak gadisnya ini.
"Eh bentar ya, bunda mau nemuin Tari dulu" Ucap Cahaya beberapa menit kemudian.
"Ra? Aku salah ngomong? Aku kan cuman mau ngingetin Mentari doang" Aurora tersenyum lalu menggeleng - gelengkan kepalanya.
"Gak kak, mungkin kak Tari nya lagi kecapean atau gak lagi banyak pikiran jadi sensitif gitu" Ucapan dari Aurora berhasil membuat Bumi sedikit tenang.
"Tapi kak, aku pikir ada sesuatu yang gak beres sama hubungan Kak Tari dan Kak Angkasa" Sambung Aurora sedikit berbisik.---
Sore itu hujan turun dengan lebat disertai kilat membuat suasana hati Mentari semakin kacau.
Ia melihat dua manusia yang berada di hadapannya ini dengan murka. Tangannya mengepal saat menghampiri lelaki tersebut dan....
PLAKKK
"Brengsek" Ucapnya. Lelaki itu meringgis, ia memegang pipinya yang terasa panas dan memerah.
"Tar, aku bisa jelasin" Ujar Angkasa memohon, ia berusaha memegang pergelangan tangan Mentari. Namun, Mentari selalu berontak.
"Biar cewek ini yang jelasinnya" Matanya kini beralih menatap seorang gadis yang terlihat kebingungan dengan apa yang sedang terjadi.
"Lo ada hubungan apa sama Angkasa?""Kita pacaran" Jawabnya enteng.
"Sejak kapan?"
"1 tahun yang lalu, emang kenapa? Kamu siapanya Angkasa?" Tidak berniat menjawab pertanyaan gadis tersebut, Mentari malah tidak kuasa menahan tangisnya, ia menangis sekeras mungkin dihadapan Angkasa dan gadis itu. Untung saja di GOR hanya ada mereka bertiga, teman - teman Angkasa sebenarnya sudah pulang daritadi.
"Eh sa, dia kenapa?" Tanya gadis tersebut panik. Angkasa terdiam, jujur saja ia tidak tahu harus berbuat apa.
"Sa, we're break up" Ucap Mentari dengan tegas lalu meninggalkan GOR. Bianca membulatkan matanya, putus?
"Maksudnya apa sa? Kenapa dia mau putus? Dia siapanya kamu?" Tanya Bianca namun Angkasa malah memilih mengejar Mentari daripada menjawab pertanyaan dari Bianca.
"Tar, kamu mau kemana?" Tanya Angkasa memegang pergelangan tangan Mentari.
"Tari, di luar hujan, kamu gak bawa payung kan? Nanti kamu masuk angin, aku anterin ya? Aku bawa mob--"PLAKKK
"Emang bener - bener brengsek ya lo, urusin aja pacar lo sana!" Tegas Mentari sembari melepaskan cekalan tangan Angkasa.
"Kamu pacar aku"
"Udah jadi mantan!" Setelah mengatakan hal itu, Mentari berniat untuk pergi namun ternyata tidak semudah itu, Angkasa lagi - lagi mencegahnya.
"Tar, aku bisa jelasin tar, sekarang itu aku tadinya mau putusin Bianca, dia namanya Bianca tar, aku udah nyaman sama kamu, tar, aku tau aku salah makanya aku mau putusin bi---"
PLAKKK
Kali ini bukan Mentari yang menampar Angkasa, melainkan Bianca.
"Oke, bagus kalau kayak gitu, kita putus!" Ucap Bianca dengan mata berkaca - kaca, setelah itu ia pergi meninggalkan GOR.
"Tuhkan Tar, aku udah putus sama Bianca demi kamu, maafin aku ya?" Mentari tersenyum smirk, brengsek sekali Angkasa ini.
"Gue bilang kita putus!!" Teriak Mentari dengan penuh penekanan. Setelah itu, ia meninggalkan GOR. Sementara Angkasa? Ia terdiam melihat kepergian Mentari.
Hal yang selama ini ia takutkan ternyata terjadi juga.
---
Agak deg - deg an ketik chapter ini dikarenakan ada beberapa kata yang kurang baik 😭👍
Jangan lupa vomment yaa!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari Untuk Bumi || Jay
Fanfiction"Sampai kapan pun lo gak akan ngerti, lo gak akan pernah ada di posisi gue, Tar " Ini kisah Mentari dan Bumi, kisah tentang dua remaja dengan latar kehidupan yang berbeda. Kehidupan Mentari yang harmonis dan kehidupan Bumi yang suram. Start : 26 Apr...