28

46 8 0
                                    

"Sekarang gimana keadaan Bumi?!"

---

Bumii

Me
Bumi
Gue capek ya nanyain keberadaan lo
Jadi gue mau jujur aja sama lo
Gue kangen
Cepet pulang
Lo seneng ngelihat gue menderita?
Khawatir?
Bumi, bentar lagi ujian, lo mau bikin nilai gue anjlok?
Heh Bumi
Lo juga harus belajar!!
CEPETAN PULANG
KITA NUNGGUIN LO TERUS
Kira katanya mau main sama lo
HUHU BUMI
UDAH MAKAN?
UDAH MANDI?
BUMI SETIDAKNYA READ CHAT GUE, JANGAN SOK NGARTIS YA LO
BUMIII
KALAU LO ADA DI LUAR JAKARTA DITUNGGU BESOK PAGI JAM 07 : 00 (HARUS UDAH ADA DI DEPAN RUMAH GUE)
KALAU LO ADA DI JAKARTA DITUNGGU HARI INI JAM 22 : 00 DI DEPAN RUMAH!!
KALAU GAK NEPATIN JANJI, FIX LO
BUKAN BUMI YANG GUE KENAL

---

Mentari merebahkan dirinya di atas kasur, ia melirik nakasnya, menatap figura yang berisi foto kedua anak kecil yang tengah tertawa lepas, seperti tidak ada beban. Foto itu berhasil membuat Mentari bernostalgia dengan kenangan - kenangan masa kecilnya yang dipenuhi oleh Bumi. Mentari tertawa sekejap dan tiba - tiba semuanya gelap. Mentari tertidur.

"Tari bangun tar" Mentari tiba - tiba terbangun saat merasa badannya terguncang.

"Kenapa bun? Udah subuh?" Tanya Mentari yang masih setengah sadar.

"Bumi tar.. " Mentari langsung merubah posisinya dari tidur menjadi duduk.

"Bumi kenapa?" Cahaya meminta Mentari untuk mengikutinya, dan Mentari tentu saja menuruti perintahnya.

Sampailah Mentari dan Cahaya di ruang tengah, disana sudah ada Surya dan Bintang, papanya Mentari, mereka tengah menonton televisi.

"Ha? Percobaan bunuh diri?" Ucap Mentari setelah membaca headline dari sebuah acara berita di televisi. Bruk, kaki Mentari tiba - tiba melemas sehingga membuat Mentari terjatuh.

"Eh tari, kamu kenapa?" Mentari lagi - lagi menangis. Dengan susah payah, Surya memapah Mentari agar ia duduk di sofa. Sementara Cahaya sedang mengambilkan air putih di dapur.

"Tari, tenangin diri kamu" Titah Bintang.

"Tari, minum dulu, tenangin diri kamu" Ucap Cahaya sembari memberikan segelas air putih kepada Mentari.

"Sekarang gimana keadaan Bumi?!" Tanya Mentari yang masih menangis.

"Bumi sekarang ada di luar tariii, tadi bunda mau manggil Bumi dan nyuruh kamu tunggu disini" Jawab Surya. Mentari menghentikan tangisannnya , lalu dengan cepat ia menuju ke teras depan rumah. Dan benar saja, disana terlihat ada Bumi yang sedang mondar - mandir sembari menundukkan kepalanya.

"Bumii" Lirih Mentari. Bumi yang merasa namanya dipanggil itu mendonggakkan kepalanya sehingga membuat mereka berdua eye contact.

"Sialan lo!" Mentari habis - habisan memukul lengan Bumi dan Bumi hanya terdiam tidak berniat melakukan perlawanan. Ia hanya sesekali meringgis kesakitan karena pukulan yang diberikan oleh Mentari itu tentu saja kuat.

"Tari... " Cahaya berusaha menghentikan perbuatan Mentari itu, dibantu oleh Bintang dan Surya.

Setelah berhenti melakukan aksinya, tubuh Mentari melemah, tiba - tiba ia terjatuh dan tak sadarkan diri.

---

Sudah sekitar 20 menit Bumi berada di kamar Mentari. Dan sudah 20 menit pula tidak ada percakapan diantara mereka.

"Tar, lo gak akan sekolah?" Tanya Bumi membuka percakapan.

Hening, tidak ada jawaban dari Mentari.

"Kan lo bilang lo bakal rajin sekolah, kenapa tiba - tiba gak mau masuk sekolah?"

'Ya itu semua karena lo lah' Batin Mentari.

"Gak seru lo, kemarin habis mukulin gue kagak minta maaf"

Lagi - lagi hening.

"Yaudah kalau kayak gitu, mending gue pergi lagi ya" Ucap Bumi hendak meninggakan kamar Mentari.

"Ancaman lo gak lucu ya" Ujar Mentari yang akhirnya membuka suara.

Bumi membalikkan badannya dan kembali duduk di kursi yang ada di dekat ranjang Mentari.

"Kan namanya juga ancaman, mana ada ancaman yang lucu" Mentari lagi - lagi terdiam.

"Heh, lo mending sekolah! Katanya mau jadi dokter, yang rajin dong sekolahnya, lagian gue juga udah pulang, gue udah tepatin janji gue"

"Ish apaan sih Bum, gue bukan gak mau sekolah gara - gara lo, tapi lagi gak enak badan!" Jawab Mentari ketus.

"Bohong, padahal kemarin malam Bunda udah cek suhu lo, tadi juga di cek lagi tapi gak panas tuh" Mentari menatap Bumi sinis.

"Gue kecapean dan gue gak mau sekolah gara - gara udah telat! Puas lo?"

"Tari - tari, gue kenal lo itu bukan dari kemarin, lo gak bisa bohongin gue"

"Nyesel gue waktu itu ketemu sama lo"

"Oh, jadi lo nyesel udah nyelamatin 3 nyawa orang?" Mentari menggeleng cepat.

"Bukan gitu"

"Terus gimana?"

"Bumi... Mentari... Ayo sarapan dulu" Teriak Cahaya dari lantai bawah.

"Eh itu bunda udah buatin sarapan, gue turun duluan ya" Ucap Mentari.

---

Jangan lupa vomment yaa

Maaf ya kalau setiap part nya itu gak jelas, ya soalnya authornya juga gitu

Sampai bertemu lagi ya kalau lagi lancar menghalu



Mentari Untuk Bumi || JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang