THIRTY FOUR

2.6K 216 2
                                    

Terlihat seperti biasanya, Clara yang selalu memeluk lengan Marcell dengan erat dan sealu menempel dengan Marcell seperti ada lem yang membuat mereka eperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlihat seperti biasanya, Clara yang selalu memeluk lengan Marcell dengan erat dan sealu menempel dengan Marcell seperti ada lem yang membuat mereka eperti itu. Dimitri sangat muak melihat itu semua, sedangkan Selena belum juga kembali setelah tiga hari lalu dia menyuruhnya untuk memanggil Caithlin kembali ke istana ini.

Mungkin memang sulit untuk membawa Caithlin kembali, namun itu harus dilakukan karena kalau tidak bisa saja pack ini akan hancur. Sedangkan di dalam istana sudah mulai mempersiapkan acara pernikahan Marcell dan Clara. Sejak saat Dimitri menolak menyiapkan acara pernikahan itu, Marcell turun langsung untuk menyuruh para maid dan mengawasi sendiri persiapan untuk pernikahannya.

Untuk masalah pengumpulan para alpha, Marcell membatalkan rencana itu karena usul dari Clara. Karena menurut Clara, itu adalah pernikahannya dengan Marcell dan tidadk perlu memiliki persetujuan dari siapapun. Ya, wanita itu memang sangat licik, bagaimana bisa rajanya menyukai perempuan semacam itu dan menyia-nyiakan wanita sebaik Caithlin.

Tatapan mata Dimitri masih mengarah lurus melihat kedua orang itu menatap terkejud apa yang dilihatnya di depan matanya. Caithlin, Selena, beserta para prajurit yang dibawa Selena telah sampai di istana. Dimitri segera melangkahkan kakinya menuju  tempat dimana mereka semua hanya diam dan bertatapan tanpa seucap kata.

"Apakah kalian baik-baik saja?" tanya Dimitri mengawali percakapan diantara mereka.

"Kami baik-baik saja," jawab Selena singkat dan menatap tajam Clara yang masih setia memeluk lengan Marcell.

Caithlin yang melihat itu merasa sangat kecewa namun dia mencoba untuk sadar bahwa Marcel masih dalam kendali black magic.

"Kenapa kau kembali?" tanya Clara dengan wajah sombongnya.

"Untuk membenahi apa yang sedang kacau," ucap Caithlin dengan tenang.

"Kau bukan lagi seorang luna queen, sekarang tidak ada lagi posisi untukmu di istana ini."

"Kau belum sah menjadi luna queen jadi aku masih memegang posisi itu untuk saat ini."

Marcell tak berucap apapun, dia hanya menatap datar Caithlin yang masih beradu mulut dengan Clara. Dirinya merasa sangat merindukan perempuan dan ingin memeluknya namun dia tak bisa melakukannya, seperti ada yag menahan dirinya untuk tidak melakukan itu.

"Lebih baik anda beristirahat karena anda pasti lelah setelah melakukan perjalan kembali kesini," ucap Dimitri untuk mengakhiri pertengkaran kedua wanita tersebut.

Caithlin memilih kamar baru sebagai kamarnya, karena kamar lamanya telah digunakan oleh Clara. Di dalam kamarnya ia masih merasa sangat kesal dengan Clara, bagaimana bisa Clara bisa berbicara seolah-olah dirinya sudah resmi diangkat sebagai luna queen. Dan jangan lupakan caranya memeluk lengan Marcell itu membuatnya ingin mencabik-cabik tubuh Clara. Caithlin mencoba berpikir jernih, lebih baik dirinya berlatih daripada memikirkan hal yang membuatnya semakin marah.

Sedangkan Selena dan Dimitri juga kembali ke kamar mereka. Selena menceritakan apa yang sedang terjadi kepada Marcell saat ini. Mereka harus segera membantu Caithlin untuk mencari penawar mantra itu.

"Bukankah sudah jelas kalau Clara yang membuat king menjadi seperti itu?" tanya Dimitri.

"Tapi Clara seorang werewolf bukan seorang wizard," jawab Selena karena merasa tidak masuk akal dengan pertanyaan Dimitri.

"Bukankah ada yang aneh dengan ibu Clara yang tidak pernah menampakkan wajahnya? Sebenarnya dia sudah meninggal atau bersembunyi di suatu tempat?"

"Nice! Bagaimana kau bisa menemukan jawabannya?"

"Sebenarnya aku sudah berpikir tentang hal itu sejak lama, tetapi sekarang aku baru bisa mengaikannya dengan yang dialami oleh king."

"Tapi jika ternyata ibu kandung Clara bukan seorang wizard siapa yang harus kita cari tahu?"

"Awasi saja Clara, aku yakin dia akan bertemu dengan wizard itu."

***

"Sial! Butuh waktu berapa lama lagi kau untuk membawa queen kesini?" teriak lelaki itu kesal.

"Jika orang seperti kami akan memerlukan waktu yang lumayan lama, bagaimana jika anda meminta bantuan kakak anda yang sekarang sedang menjadi raja di Kerajaan Clavior?" tanya ravv menatap bingung.

Selama ini yang merencanakan penculikan Caithlin yaitu Sean, adik dari Drake, seorang raja vampir di Kerajaan Clavior. Dia membutuhkan darah Caithlin yang merupakan darah hybrid dari werewolf dan wizard untuk membangunkan istrinya yang meninggal karena terbunuh oleh sekumpulan wizard  yang pernah menyerang Kerajaan Clavior dua puluh tahun yang lalu. Sean mengawetkan jenzah istrinya di dalam sebuah ruangan es yang digunakan untuk membekukan jenazah istrinya tersebut.

"Bodoh! Jika kakakku tidak akan membocorkan hal semacam itu aku akan meminta bantuannya sejak awal."

"Mungkin kita harus memberikan lebih banyak sentuhan black magic di istana tersebut, seperti membuat semua orang tertidur dan langsung menculik queen saat itu?"

"Kita akan coba bicarakan dengannya saat dia kembali kesini besok."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Great Queen [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang