"Sepertinya tidak bisa, saat aku melihatmu reaksi tubuhku akan refleks seperti ini" kata Marcell dengan memegang bahu Caithlin."Awww" ucap Caithlin yang merasa sakit saat bagian lukanya terkena tangan besar milik Marcell.
***
Marcell langsung menatap Caithlin dengan tajam dan Caithlin yang ditatap seperti itu hanya bisa meneguk ludahnya dengan kasar dan berharap semoga manusia didepannya ini tidak menghukumnya.
"Buka bajumu cepat" ucap Marcell dengan tegas.
"Apa? Kenapa kau mesum?" Tanya Caithlin dengan menyilang kan tangannya didepan dada.
"Atau aku yang akan membukanya?" Ucap Marcell.
"Okay hanya bahu saja" dengan perlahan Caithlin membuka bagian atas bahunya. Dia sangat berhati-hati agar tidak mengenai lukanya.
Sampai saat luka itu terpampang jelas Dimata Marcell yang langsung membulatkan matanya. Apa yang terjadi pada 'wanitanya' sampai seperti itu.
"Apa yang kau lakukan sampai mempunyai luka seperti itu?" Tanya Marcell dengan emosinya yang meluap.
"Emm aa-aku hanya latihan pedang itu saja tidak lebih" kata Caithlin dengan gugup dan hanya menundukkan kepalanya kebawah.
"Latihan pedang tidak akan membuatmu terluka seperti itu kecuali kau bertanding pedang dengan seseorang" Marcell mengusap wajahnya dengan kasar untuk menyalurkan emosinya yang sudah meluap.
"Aku hanya ingin bermain-main" ucap Caithlin lirih.
"Siapa yang melakukannya?"
"Bukan siapa-siapa, aku hanya bermain sendiri"
"Pasti Dimitri, aku akan memenggal kepalanya"
"Jangan! Aku sendiri yang mengajaknya tolong jangan hukum dia" mulai ada tetesan air yang meluncur ke pipinya yang masih dapat dilihat oleh Caithlin.
"Baik aku akan mengurangi hukumannya, aku hanya memenjarakannya selama 1 bulan"
"Marcell, jangan memberinya hukuman atau aku tidak akan mau berbicara denganmu" ucap Caithlin dengan sesenggukan.
"Baiklah, bagaimana jika hanya 7 hari?"
"Jangan, dia tidak salah. Aku yang salah mengajaknya bermain pedang"
"Kalau begitu hukumannya libur mengajarimu pedang untuk 1 bulan. Dan untuk hukumanmu, kau akan berlatih bersamaku. Tidak ada bantahan"
"Aku tidak mau berlatih bersamamu" ucap Caithlin dengan menampilkan wajah cemberutnya.
"Atau Dimitri harus berada dipenjara?"
"DEALL"
Melihat wajah Caithlin yang sedang merajuk Marcell malah menampilkan kekehannya. Wajah cantik itu yang membuat emosi Marcell yang tadinya meluap sekarang telah hilang begitu saja hanya karena sikap dan ekspresi dari gadis itu.
Marcell pergi mengambil handphonenya yang berada di nakas dan menghubungi seseorang dari handphonenya.
Beberapa menit kemudian dokter pack masuk ke dalam kamarnya dan langsung memeriksa luka Caithlin.
"Bagaimana lukanya?" Tanya Marcell.
"Lukanya lumayan dalam, King. Namun, karena penanganan yang tepat tidak membuat lukanya terinfeksi" ucap dokter tersebut.
"Kau boleh keluar" ucap Marcell menyuruh dokter tersebut untuk keluar dari kamarnya.
"Istirahatlah, aku tau ini hari yang berat untukmu" kata Marcell.
"Ah tidak ini hari yang menyenangkan untukku" kata Caithlin.
"Menyenangkan melihatmu terluka?"
"Bukan itu maksudku, aku senang bisa latihan bermain pedang dan menguasai hal baru"
"Ya baiklah sekarang waktunya tidur"
"Aku tidak bisa tidur"
Marcell mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Caithlin yang membuat Caithlin menahan nafasnya.
Hingga bibir Marcell mendarat di kening Caithlin dengan sempurna. Setelah beberapa saat membiarkannya seperti itu akhirnya Marcell melepaskan kecupannya.
"Good night sweetheart"
Setelah itu Marcell langsung tertidur dan memeluk pinggang Caithlin. Sedangkan Caithlin masih syok dan menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong.
***
TBC
Maaf hari ini baru bisa update:')
Tugas aku banyak banget dan masih membagi waktu lagi buat belajar SBMPTNMaaf ya udah buat kalian nungguin, semoga chapter ini bisa mengurangi rindu kalian dengan Caithlin dan Marcell. Karena chapter ini khusus untuk mereka saja😊.
See you
Maaf kalau ada typo, kalau kalian lihat bisa kalian ingetin ya☺️Jangan lupa vote🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Queen [End]
Werewolf[Werewolf-Romance] [Masih dalam proses revisi] ⚠️Terdapat beberapa kata-kata kasar dan adegan kekerasan⚠️ Seorang gadis tomboy yang kehidupannya tiba-tiba saja berubah saat bertemu dengan seorang laki-laki yang menatapnya dengan tatapan anehnya. Bu...