NINETEEN

3K 252 0
                                    

Trangg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Trangg...Trang... Trang

Suara pedang yang beradu dipendengaran Caithlin. Ya ini adalah latihan perdananya untuk mempelajari pertahanan diri dengan menggunakan pedang.

Meskipun di dunia manusia dulu dia pernah mengikuti ekstrakulikuler bela diri di SMP dan SMA. Namun, ini adalah hal yang baru untuknya.

Di tempat latihan ada ratusan warior yang sedang berlatih dan menurut pandangan Caithlin mereka sudah sangat handal dalam memainkan pedang.

Bukan hanya seni pedang saja yang dipelajari oleh para warior, ada bela diri yang masih terdapat banyak jenisnya itu, ada gada, dan ada juga yang latihan pengendalian diri untuk sisi serigalanya.

Caithlin menatap takjub apa yang sedang dilihatnya saat ini. Sampai Dimitri tiba dan menuyuhnya berganti pakaian khusus untuk berlatih pedang agar tidak membuatnya terluka.

"Aku sudah siap Dimitri" ucap Caithlin.

"Baiklah Queen saya akan berhati-hati untuk mengajari anda" kata Dimitri.

"Hei, perlakukan aku sama seperti yang lain. Kenapa harus berhati-hati denganku toh terluka saat latihan itu sudah biasa" ucap Caithlin.

"Ini perintah King, Queen" kata Dimitri.

"Aku akan mengurusnya, jadi ajari aku seperti kau mengajari para warior" kata Caithlin.

"Tapi saya tida--" ucap Dimitri yang terpotong karena Caithlin langsung menimpalinya.

"Ayolah Dimitri jangan pikirkan Marcell, aku akan bicara padanya setelah latihan ini selesai" kata Caithlin.

"Baik Queen" ucap Dimitri patuh, tak ada gunanya juga menyangkal perintah Queennya ini sama keras kepalanya seperti Sang King.

Caithlin mengikuti arahan Dimitri untuk mempelajari bela diri bedang dengan bersungguh-sungguh. Tanpa sadar banyak sekali peluh yang menghiasi wajah cantiknya.

Caithlin yang sangat sangat menjalani latihan perdananya sampai tidak sadar bahwa telah menghabiskan 2 jam untuk berlatih.

"Sudah cukup Queen, anda cukup baik dalam bermain pedang" kata Dimitri.

"Tidak, aku masih ingi bermain pedang. Kau bisa tinggalkan aku kalau kau masih ada urusan" ucap Caithlin.

"Saya tidak bisa meninggalkan anda, Queen. Ini perintah King sendiri" kata Dimitri.

"Aku punya ide, bagaimana jika kita duel saja?" ucap Caithlin.

"Mohon maaf, Queen. Saya tidak berani" kata Dimitri.

"Ayolah Dimitri jangan sungkan kepadaku, anggap saja aku sebagai temanmu" ucap Caithlin.

"Baiklah, Queen" jawab Dimitri.

Caithlin yang memulai serangan terhadap Dimitri dengan gesit Dimitri menangkis serangan Caithlin. Untuk pemula Dimitri akui Caithlin punya bakat dalam permainan pedang.

Buktinya sekarang Caithlin sudah bisa menangkis dan menyerang Dimitri dengan mudah. Tidak sengaja pedang Dimitri mengenai tali rambut Caithlin dan membuat rambut Caithlin terurai bebas.

Caithlin tidak bisa berkonsentrasi penuh karena rambutnya yang sangat mengganggu. Tiba-tiba saja pedang Dimitri mengenai bahu Caithlin.

"Akkhh" raung Caithlin.

"Maafkan saya, Queen. Saya tidak sengaja" kata Dimitri merasa bersalah.

"Tidak apa-apa ini sudah biasa kan dalam latihan" ucap Caithlin.

"Saya siap menerima hukuman, Queen" kata Dimitri.

"Apa maksudmu? Aku hanya terluka sedikit ini bukan masalah besar" ucap Caithlin.

"Biar hamba panggilkan dokter pack" kata Caithlin

"Jangan! Nanti Marcell akan curiga jika ada dokter yang datang ke tempat latihan. Apakah disini ada kotak P3K?" tanya Caithlin.

"Ada tetapi tidak selengkap dari rumah sakit pack, Queen" kata Dimitri.

"Tidak apa-apa, Dimitri. Ini hanya luka kecil tolong percayalah padaku" ucap Caithlin menyakinkan.

"Baik, Queen" kata Dimitri.

Dimitri mengambilkan kotak P3K dan Caithlin segera mengambil kapas yang diberi cairan kuning untuk membersihkan darahnya terlebih dahulu.

Lukanya lumayan dalam. Namun, Caithlin berusaha untuk menahan rasa aakit itu. Dimitri ikut membantu mengambilkan obat merah dan hansaplast kemudian menyerahkannya kepada Caithlin. Dan Caithlin sendiri yang memakai itu semua, Dimitri hanya membantunya mengambilkan yang diperlukan.

***

Caithlin sedang bersantai di kamarnya dengan rebahan dan membaca sebuah novel tanpa menyadari ada seseorang yang memasuki kamarnya.

"Hai, Sweetheart apakah buku itu lebih menarik dariku sampai kau tidak menyadari kedatanganku?" tanya Marcell.

"Ya, novel ini sangat menarik hingga aku tak bisa berhenti membacanya" ucap Caithlin.

"Apakah kau ingin aku membakar semua novelmu?" tanya Marcell.

"Kenapa kau cemburu kepada sebuah novel, cemburuku tidak berkelas" ucap Caithlin dengan tertawa.

"Bagaimana cemburu yang berkelas itu, Dear?" ucap Marcell yang semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Caithlin.

"Bisakah kau menjauhkankan wajahmu itu?" Tanya Caithlin.

"Sepertinya tidak bisa, saat aku melihatmu reaksi tubuhku akan refleks seperti ini" kata Marcell dengan memegang bahu Caithlin.

"Awww" ucap Caithlin yang merasa sakit saat bagian lukanya terkena tangan besar milik Marcell.

***

TBC

Yeayy aku bisa update seperti biasa, tentunya hanya untuk kalian hehehe😅

Gimana kabar kalian? Semoga sehat ya
Dan stay safe teman-teman, jangan lupa pakai masker dan cuci tangannya😊

Maaf kalau ada typo🥺

Jangan lupa votenya yaa🤗

The Great Queen [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang