Sindy dengan berseri-seri menceritakan kejadian kemarin sore pada Gladis. Hingga gadis berambut ombre hitam-coklat itu hafal rinci kejadiannya.
" Ya, gue senang lo makin deket sama senpai Rio" Seru Gladis menghela nafas lelah. " Walaupun jarak umurnya lumayan jauh" Gumamnya
" Tetep aja gue gak setuju lo deket sama pelatih lo itu" Seru Anita menyela cerita Sindy. " Selektif dikit kek deketin cowok, bego" Seru Anita
Perkataan yang keluar dari mulut seorang yang populer seperti Anita hanya terdengar seperti cemoohan bagi Sindy. Walaupun sebenarnya Anita tidak berniat seperti itu.
" Hedeh" Seru Gladis sadar apa yang akan terjadi selanjutnya.
Namun tidak seperti biasanya sudah Dua hari lebih Kedua adik-kakak ini tidak bersama bahkan saling buang muka saat bertemu. Ya kek cewek kalo lagi musuhan pada umumnya
" Serius deh, padahal gue cuma ngingetin biar itu kakak tolol gak mewek lagi nantinya. Tapi malah bilang gue sok ngatur" Gerutunya pada Harris. " Pokoknya gue gak minta maaf orang gue gak salah" Tekadnya
Harris menghela nafas panjang sudah lama sekali sejak terakhir kali dia menjadi penengah masalah adek kakak ribet ini. Dia paham betul sebenarnya Anita menghawatirkan kan kakaknya hanya saja salah cara.
" Jadi sekarang lo maunya gimana? " Seru Harris
" Gak tauk juga sih " Sungut nya
" Hedeh, kalian ini emang gak pernah berubah " Seru Harris " Tapi aneh juga sih ngeliat kalian kek gini" Seru Harris menyeruput jus pesanannya.
" Biasa aja" Sela gadis itu sinis
Mentari dengan garang melepaskan hawa panasnya siang itu. Teriknya membuat segala minuman dingin ludes di serbu siswa yang kepanasan.
" Lo kenapa Ndy? " Seru Gladis heran melihat Sindy begitu siaga melindungi cola kalengnya
" Enggak, biasanya kan- " Seketika gadis itu sadar dan menghela nafasnya. " Gak ada" Lanjutnya
Gadis ini mulai merindukan adiknya yang manja dan menjengkelkan itu. Awalnya dia memang senang Anita menjaga jarak. Namun sekarang dia malah merindukan adiknya.
" Bodo amat lagian gue juga benci sama tu makhluk " Pikirnya.
" Tapi aneh juga tenang-tenang kek gini " Seru Gladis mengecek sosial media nya
" Serba salah. Dasar cewek " Sindir Sindy melihat lapangan yang kosong.
" Terus lo apaan kampret" Seru Gladis mendorong pelan Sindy yang mungil
Ternyata tidak ada siswa tolol yang sanggup olahraga untuk menarik perhatian para cewek atau sekedar menghabiskan waktu istirahat. Pandangnya teralihkan saat melihat notif WA dari Rio datang.
Gadis ini tersenyum geli melihat ponselnya. Dunianya langsung teralihkan karena sibuk chat dengan Mahasiswa ganteng semester 3 itu. Hingga tak sadar Harris bertopang dagu menatapnya.
" Oh iya-Harris"serunya kaget hingga menjatuhkan ponselnya tanpa sadar.
" Ah sorry ganggu, tapi adek lo ngerengek ke gue mulu akhir-akhir ini" serunya tersenyum. " Bisa gak lo apain gitu si Anita " Serunya kelelahan
" Ya bodoh amat. Lagian dia juga udah gede" Seru nya berpaling.
" Serius deh kalian kalo lagi berantem gue juga ikut keseret " Keluh Harris jengkel
Setelah sekian lamanya jarak terbentang di antara mereka. Perlahan mereka mulai seperti saat kecil dulu. Ya terakhir kali mereka berbicara seperti ini adalah saat kelas dua SMP. Saat Sindy sadar dia mencintai teman semasa kecilnya. Perlahan dia menjaga jarak karena canggung.
" Woi Ndy lo denger gue gak sih? " Seru Harris kesal.
" Hah apa? Sorry " Serunya malu. " Lagian gue juga gak bakal minta maaf" Serunya masih kekanak-kanakan
" Emang umur lo berapa hah? "Seru Harris menarik pipi Sindy gemas. " Udah baikan sana gue yang susah ini " Serunya jengkel
Tentu banyak siswa yang melirik tidak percaya dengan kejadian ini. Harris memang akrab dengan Anita namun tidak dengan Sindy.
" Gue pikir Anita cuma becanda bilang kalian bertiga temen deket dari kecil " Seru Gladis membuat mereka menoleh.
" Ya emang tapi ini bocah jaga jarak. Katanya sih sibuk latihan aslinya sibuk nyari pacar " Sindir Harris menekan pipi Sindy dengan telunjuknya
Dia merasa pertengkarannya dengan Anita kali ini membuat jaraknya dengan Harris berkurang. Dalam hatinya dia telah bertekad melupakan perasaannya.
" Ya mau gimana lagi, gue gak kayak kalian yang gampang dapet orang yang kalian suka " Sungut Sindy
" Kata siapa? "Seru Harris tenang
Seketika Sindy memegang kedua bahu Harris. Dia tidak menyangka ada cewek tolol yang bisa-bisanya menolak cowok ganteng dan asik seperti Harris.
" Eeh serius ada cewek yang nolak lo? "Serunya mengguncang Harris " Cewek kek gimana dia ? "
Mereka tertawa memelihat tingkah gadis surai hitam pendek itu terlebih Harris. Ketua OSIS ini senang melihat gadis kuning langsat itu tidak lagi menutup dirinya.
" Parah lo Ris " Seru cowok yang memiliki ambisi sama dengan Sindy- pencari pacar.
" Sorry bro gue lupa " Seru Harris tersenyum membuat para gadis yang melihatnya tak berdaya.
" Ajak gue napa? " Gerutunya
Dari kejauhan Anita tersenyum melihat Sindy tertawa bersama mereka. Sejujurnya Anita iri dengan Sindy. Kakaknya memang tidak terkenal maupun punya prestasi lebih. Hanya gadis biasa yang di keliling temannya saat suka-duka nya.
" Kenapa Ta? "Seru salah seorang anggota gengnya.
" Gak ada " Elaknya menyusul mereka.
Anita memang memiliki banyak teman namun tidak ada satu pun ada saat dia sedih. Mereka hanya mendekati Anita demi tujuan pribadi. Walaupun sering berkumpul dan terlihat kompak. Anita lebih senang saat bersama Kakaknya dan yang lain.
" Ta lo dengerin kita gak sih" Seru salah seorang temannya. " Jadi gimana menurut lo nih cowok" Seru nya sibuk
" Lumayan kok " Serunya tersenyum tipis.
Mereka kembali sibuk skincare dan cara agar terus menjadi remaja kekinian. Dalam otak mereka hanya ada make up, shoping, cowok dan Korea. Mereka tak lebih dari budak trend yang tidak sudi di katain ketinggalan jaman.
" Dasar cewek-cewek goblok " Pikir Anita melihat mereka heboh sendiri membahas drama Korea yang dilihat semalam
Sedangkan di tempat yang berbeda tepukan pelan Gladis membuyarkan lamunan Sindy. Gadis kuning langsat itu kembali menghela nafas.
" Kenapa bengong gitu? "Serunya heran
" Entah kenapa gue ngerasa kek ada yang kurang-kurang gimana gitu " Serunya malas
" Mungkin gara-gara Anita " Seru Harris mengagetkan Gadis mungil itu
Dia terperanjat kaget saat mendengar bisikan usil Harris di telinga nya. Walau pun bertekad melupakan perasaan nya. Tetap saja gadis ini belum seutuhnya terbiasa dengan Harris.
" Hahaha lo masih gak berubah ya" Serunya tertawa.
" Lo udah kek Anita aja " Serunya malu
" Lagian cepetan baikan sana gue korbannya tauk " Serunya beransur berhenti.
" Ogah " Sungut nya " Lagian hidup gue lebih baik kek gini "
Di karenakan ego kakak beradik rempong ini selangit. Mereka terus diam-diaman sampai kagak ingat alasan kenapa bisa jadi kek gitu.
" Kenapa ya gue berantem sama Anita? " Pikir gadis itu teringat sudah sebulan lebih sejak terakhir Anita mengusiknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hopelessly Girl
Roman pour AdolescentsMarisa Sindy seorang kakak yang selalu hidup di balik bayang-bayang adiknya Marisa Anita. Anita terlahir rupawan serta tubuh yang ideal dan tentu saja populer di sekolah. Sedangkan Sindy harus berusaha mati matian untuk memiliki pacar. Ya sedari dul...