Pemuda itu menguap sejenak. Lalu berjalan menuju kamar mandi. Seulas senyum mengambang di wajahnya saat mendengar suara ribut tetangga." Kek biasanya sebelah rame ya " Gumamnya.
Berbanding terbalik dengan keluarganya yang tenang lebih tepatnya sepi. Kedua orang tuanya sudah pergi pagi-pagi sekali.
Setelah mandi dan berpakaian rapi Harris sarapan sendiri. Sambil melihat chat di beberapa grub WAnya.
Ketenangan paginya sirna saat Gadis mungil itu menerobos masuk dengan roti tawar di tangannya.
" Harris minta selai dong " Seru nya
Gadis itu terus mendumel sambil mengolesi selai coklat pada rotinya. Harris hanya tersenyum melihat tingkah teman semasa kecilnya.
" Aaah harus nya kemarin gue beli selai pas ke indomaret. Sial gue kalah cepet sama Anita " Gerutunya sambil duduk di hadapan Harris.
" Satu-satulah Ndy lo mau ngomong ato makan. Entar keselek loh " Seru Harris sedikit tidak menyentuh hapenya lagi.
Dan benar saja kata Harris. Gadis mungil itu terbatuk-batuk sambil menepuk dadanya. Tanpa pikir panjang merebut cangkir Harris.
" Eh tapi itu-" Seru Harris
Sindy pun langsung menyemburkan nya saat tahu yanng dia minum adalah kopi. Harris tidak hentinya tertawa melihat kelakuan Sindy.
" Kenapa lo gak ngomong sih. Kan lo tau gue benci kopi "
" Ya lagian main nyeruput aja baru juga gue mau ngasih tau " Seru Harris memegang perutnya yang sakit karena tertawa " Ah dah lah gak kuat gue "
" Harris gue masuk ya " Seru Anita dengan gelas kosong.
Ya kedua gadis itu memang sudah mengganggap rumahnya seperti rumah sendiri. Mereka tidak sungkan masuk kecuali pintu sedang di kunci.
" Banyak gaya lo Ta orang biasanya juga main nyelonong aja " Seru Harris
Meja makan tadi pun berubah menjadi berisik saat kedua gadis itu datang.
Tanpa di minta Sindy pun membereskan meja dan lanjut menyucikan piring.
" Cie susah ya ngilangin kebiasaan babu " Ledek Anita yang duduk bertopang dagu melihat kakaknya
" Bacot. " Sahut Sindy mengenakan celemek agar seragam nya tidak basah.
" Udah lah Ndy gue bisa sendiri kok " Seru Harris
" Tenang aja Ris gak perlu bayar kok kalo lo bawa ke KUA " Seru Anita membuat kedua nya gelagapan.
Gadis usil itu tertawa puas melihat mereka salah tingkah. Sungguh dia tidak pernah bosan melihat hubungan kakaknya dan teman semasa kecilnya yang tidak ada kemajuan.
" A-apaan sih dah lah yuk berangkat nanti telat " Seru Sindy selesai mencuci piring.
" Terus lo gak butuh tas gitu " Seru Harris heran.
" Astaga begonya guaaa " Keluhannya langsung ngacir mengambil tas nya.
*****
Gadis itu terdiam sejenak saat melihat wanita dengan dress red carpet itu duduk di sofa ruang tamu. Tatapan sinis terlihat jelas dari mata yang di tutupi softlens.
" Ku pikir siapa ternyata kamu " Seru nya berpaling angkuh.
" Kenapa Bibi ada di sini? " Seru Sindy seramah mungkin.
" Aku tidak ingat punya keponakan yang jelek seperti kamu. Paling juga dulu tertukar saat di rumah sakit " Cemooh wanita itu.
Ya Bibinya adalah model majalah fashion yang cukup terkenal. Walaupun sudah tidak muda lagi wanita itu tetap ketat menjaga bentuk tubuhnya bahkan hingga keluar uang yang tidak sedikit.
" Bukankah sudah sedikit keterlaluan Maimunah " Seru Ibu.
" Apaan sih Mbak jangan sebut lagi nama kampungan itu. Namaku Mary " Protesnya
" Lah kan emang itu nama kamu Maimunah Su-" Seru Ibu terdiam.
Wanita modis itu membekap mulut kakaknya agar tidak menyebut lagi nama lamanya.
Sindy pun bergegas pergi saat melihat jam dinding. Dengan seulas senyum konyol gadis itu menghampiri kedua remaja yang menunggu nya sedari tadi.
" Sorry tadi Bibi Mary datang " Serunya
Terlihat jelas perubahan raut wajah keduanya saat mendengar nama itu. Meskipun Sindy tersenyum mereka tahu sebenarnya dia hanya berusaha tegar.
" Ya udah deh kali ini di maafin " Seru mereka
Sindy yang masih belum paham dengan perlakuan tidak wajar mereka terlebih Anita. Karena biasanya kalo Sindy bermasalah dikit aja pasti di bully habis-habisan.
" Kenapa nih kok tumben diam aja? Salah makan ya Si Anita? " Pikirnya heran

KAMU SEDANG MEMBACA
Hopelessly Girl
Teen FictionMarisa Sindy seorang kakak yang selalu hidup di balik bayang-bayang adiknya Marisa Anita. Anita terlahir rupawan serta tubuh yang ideal dan tentu saja populer di sekolah. Sedangkan Sindy harus berusaha mati matian untuk memiliki pacar. Ya sedari dul...