Sudah setengah jam lebih gadis itu menatap layar hapenya. Tak jarang dia terkekeh bahkan heboh sendiri selayaknya tahanan rumah sakit jiwa.
" Aaaah Senpai Rio " Gadis itu kembali histeris.
Dia bahkan tidak sadar pandangan seisi kelas tertuju padanya. Meskipun Gurunya sudah menegur beberapa kali gadis itu dia tetap belum ngeh.
" Woi, Ndy " Bisik Gladis mencolek tangannya.
" Apaan sih lo "serunya masih asik menatap layar hape
Seketika jemari lentik itu mengambil hapenya. Walaupun pun sempat protes gadis itu hanya mati kutu begitu menyadari siapa yang ada di hadapan nya sekarang.
" Ambil ke ruangan guru selesai istirahat nanti " Seru guru galak itu menyita hapenya.
Sindy hanya nyengir di ikuti tawa teman-teman sekelasnya. Dia pun mengadu pada Gladis
" Diisss " Rengeknya. " Mana gue belum sempat bales chat Senpai Rio lagi "
" Astaga bisa-bisanya lo khawatirin itu "
" Yeee bukan itu tapi salah satu kemungkinan masa depan gue " Serunya
Alhasil Sindy uring-uringan hapenya di sita guru galak tadi. Meskipun kadang sering lupa naroh hape di mana. Sindy tetap tidak tenang jika hapenya di sita
" Kenapa si Sindy? " Seru Anita yang baru datang.
" Aah kenapa sih lo ngak ngasih tau gue tadi Diss " Rengek Sindy jongkok di dekat meja
Seketika Harris yang ada di sekitar itu langsung menggendongnya selayaknya memikul beban pundak. Tentu saja keadaan ricuh seketika. Dan gadis mungil itu tidak hentinya meronta.
" Lo ngapain sih Ris " Serunya malu.
Ketos itu hanya tertawa geli dan lanjut membawa nya ke tempat yang lebih sepi. Walaupun ada beberapa yang mengikuti mereka.
" Harris turunin gue gak lucu tauk "
" Tenang aja lo gak berat kok " Sahut Harris saat menurunkannya dengan polosnya
Sindy pun mulai mendumel dengan semburat merah di pipinya. Mesikipun gadis itu menganggap rendah dirinya. Dimata Harris sekarang dia tampak menggemaskan.
" Apaan sih si Harris gak tau apa gue lagi nyoba move on " Gerutunya tidak jelas
" Lo bilang apa tadi Ndy? " Seru Harris membuatnya seketika gelagapan.
Wajahnya kian merona. Bahkan sampai tak sanggup bertatap muka dengan Ketos. Dia memunggungi Harris saat bicara walaupun sempat menoleh sebentar.
" Ngapain sih lo kek gitu entar kan cewek lo ngamuk ke gue " Serunya
" Lah yang bilang gue punya cewek siapa Maemunah? " Serunya tersenyum.
" Apaan sih lo kok malah ngeselin gini " Katanya dengan debaran jantung yang tak main-main.
Ya sebenarnya jantungnya masih belum aman. Terlebih tadi saat aroma parfum Harris memasuki rongga hidungnya.
" Lagian lo tadi ngapain sih kok sampai gak noleh pas Gladis nyolek tangan lo" Serunya bertopang dagu
" Ehmmm itu anu apa ya tadi " Seru Sindy gelagapan.
Debaran jantung Sindy makin tidak terkendali saat anak tetangga sebelah itu menarik hidungnya. Dan tentu saja Sindy semakin gelisah. Tingkahnya makin tidak karuan seperti anak hyperactive.
" Emm gu-gue cabut dulu ya mau ngambil hape di ruangan guru " Serunya cepat-cepat.
" Kalo gitu sekalian aja gue juga ada perlu sama guru-" perkataan Harris terhenti saat gadis itu ngacir.
Pemuda itu menghela nafas sejenak. Belum sebulan hubungan mereka mulai kembali seperti dulu. Dan sekarang gadis mungil kuning langsat itu mulai menghindarinya.
" Aaah gini amat nasib gue " Seru Harris
******
Setelah melalui negosiasi panjang dengan guru galak tadi Sindy pun akhirnya mendapatkan Hapenya kembali.
" Iya Bu saya janji gak bakal main hape lagi pas pelajaran Ibu " Serunya berbisik di akhir kalimat.
Gadis itu kembali menatap ponselnya sambil cengar-cengir sendiri. Hingga tanpa sengaja nyenggol geng cewek hitz.
" Apaan sih lo jalan tu pake mata dasar cebol dekil. " Serunya kesal terkena tumpahan minuman nya.
" Paling juga gak bisa make up oops" Ledek yang lain
" Hmm ya-ya " Sahutnya tanpa menoleh.
" Eh gue lagi ngomong sama lo " Seru gadis ombre coklat pirang itu menarik lengan Sindy.
" Songong amat lo " Timpal temannya
Sindy yang kesal menoleh dengan tatap sinis. Hingga si ombre coklat pirang dan teman-temannya pun terdiam.
" Apa lagian lo juga ngapain jalan sambil bawa minuman yang udah di buka kek gitu " Seru Sindy sinis.
" Iiih apaan sih kasian gue sama Anita punya kakak malu-maluin kek elo " Seru nya
" Niat jadi cewek gak sih" Seru teman nya menarik jijik rambut Sindy
" Ya terus hubungan nya sama kalian apaaan hah " Bentak Sindy membuat segeng itu mati kutu.
" Awas aja lo " Seru mereka menunjuk dan sambil pergi.
" Argh ganggu aja deh orang lagi chat sama senpai Rio. " Serunya kembali menatap layar ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopelessly Girl
Teen FictionMarisa Sindy seorang kakak yang selalu hidup di balik bayang-bayang adiknya Marisa Anita. Anita terlahir rupawan serta tubuh yang ideal dan tentu saja populer di sekolah. Sedangkan Sindy harus berusaha mati matian untuk memiliki pacar. Ya sedari dul...