25. Cepatnya Rumor Menyebar

1 0 0
                                    

Sejak kecil dia mudah mendapatkan keinginannya karena wajah yang rupawan. Bahkan tanpa dia memohonpun banyak orang yang bersedia melakukan apapun untuknya.

"Ngebosenin" gumamnya saat melihat beberapa orang yang mengibaskan ekor mengikuti nya.

"Jadi gimana Ta, bisa nggak Minggu besok?" Seru salah seorang temannya

"Ikut aja lah Ta, nggak asyik tau kalo nggak ada elo" Timpal yang lain.

Gadis itu tertawa tidak nyaman dan berusaha mencari-cari alasan untuk tidak ikut pergi.

"Sorry banget gue kebetulan ada acara keluarga Minggu besok" serunya "Padahal gue juga pengen pergi loh guys" serunya begitu pandai bersandiwara.

Mereka menatap nya dengan seulas senyum mencurigakan. Seakan-akan mengetahui sesuatu.

"Acara keluarga apa acara sama Ketos?" Seru salah seorang temannya tersenyum

"Hah? Kalian ngomong apa si? Harris cuma tetangga gue" serunya tertawa "Ada-ada aja deh"

Seolah tidak puas dengan jawaban Anita mereka terus mendesaknya untuk memberikan jawaban yang memuaskan mereka.

"Udah deh Ta anak-anak satu sekolahan udah tau kok kalian jadian" serunya menepuk-nepuk pundak Anita.

"Lagian nggak mungkin lo cuma ngundang Harris doang pas acara di panti kemarin kalo dia nggak spesial" Timpal yang lain memperkeruh suasana.

"Serius deh berapa lama lagi gue harus berurusan sama mereka" pikirnya kesal.

"Udah ngaku aja lo jadian kan sama Harris ? Udah berapa lama?"

Pertanyaan demi pertanyaan terus terlontar dari mulut mereka. Bahkan sampai seperti sudah tidak memerlukan jawaban.

Lalu interogasi mereka berubah menjadi sesi bergibah ria tepat di sebelah orang yang bersangkutan.

"Tapi nggak heran juga si lagian mereka berdua sama-sama incaran satu sekolah" serunya

"Aduh kek di Drakor aja pacaran sama temen semasa kecil mana Ketos lagi. Aaa gue juga pengen deh kek gitu"

"Lo keknya kebanyakan nonton Drakor deh" seru Anita geleng-geleng kepala

"Udah kayak di rumah sendiri, kadang masakin doi-" serunya

Saat mereka sibuk dengan halunya. Gadis itu secepatnya kabur. Setelah cukup jauh dia duduk di bangku kantin sambil memakan cemilan yang dia beli sebelumnya.

"Jadian sama Harris kah?" Serunya "Sindy keknya bakal depresi sampe ngurung diri di kamar"gumamnya

Dia seketika diam saat melihat laki-laki yang terkenal suka gonta-ganti cewek itu mendekat.

"Gue denger lo lagi deket sama Ketos" serunya duduk di hadapan Anita.

"Deket atau pun enggak kan bukan urusan lo" seru Anita berniat pergi.

Seketika laki-laki itu menahan tangannya hingga dia menoleh. Terlihat jelas sorot kebencian dari matanya nan indah bak mata boneka.

"Lepasin gue Rizki" serunya

"Akhirnya lo nyebut nama gue lagi Anita" serunya tersenyum "Gimana mau balikan?"

Ya laki-laki yang bernama Rizki adalah mantan Anita. Hubungan mereka hanya beberapa bulan karena Anita memergoki Riski bersama perempuan lain dalam ruang karoke.

"Mimpi aja lo. Sampe kapan pun gue nggak bakal balikan sama mahkluk rendahan kayak lo " seru Anita melempar isi cemilan nya ke muka Rizki.

Saat Rizki terpaksa melepaskan tangannya. Gadis itu secepatnya pergi dari sana. Walaupun tak sedikit yang melihat. Dia tetap pergi tanpa mempedulikannya

"Gue pastiin lo bakal bertekuk lutut nantinya, Marisa Anita" serunya lantang.

******

Sindy yang sedang asyik membaca buku di perpustakaan seketika di gangguan pemilik jemari lentik itu. Kekesalan nya bertambah saat mengetahui pelakunya tak lain dan tak bukan adiknya sendiri.

"Ngapain sih lo" seru Sindy berusaha untuk tidak berteriak.

"Gue bosan" serunya melihat novel picisan yang di baca kakaknya. "Padahal kenyataannya nggak seindah ini" komentarnya

Sindy merebut kembali novel tersebut. Dia bahkan tidak mendapat ketenangan di perpustakaan.

"Gue nggak butuh komentar lo" serunya pergi.

"Hee mau kemana ikut" serunya mengekori kakaknya.

Tak hanya membuntuti kakaknya. Gadis itu terus mengomentari semua yang di lakukan kakaknya. Sudah terbayang bukan bertapa menyebalkan nya.

"Apa sih mau lo" Sindy mulai kehilangan kesabarannya

"Ngebuat lo kesel" serunya tersenyum "Serius candu banget gue ngeroasting lo Kak" serunya mengakuinya

Saat Sindy akan menarik pipinya. Gadis itu seketika kabur sambil mencibir.

"Lo gampang banget kebaca Ndy" serunya

Menyadari tatapan tertuju padanya Sindy secepatnya pergi dari perpustakaan. Beruntung kejadian itu tidak membuat Pengurus perpustakaan melarang nya datang.

"Lain kali jangan lakukan itu lagi " seru wanita berkacamata itu menatapnya sinis.

"Iya Bu maaf" serunya tertunduk malu.

Gadis itu terus mengutuk adiknya sambil berjalan kembali ke kelas. Namun langkahnya sempat terhenti saat tak sengaja mendengar gibahan beberapa siswi.

"Eh katanya tadi Anita ngelempar makan ringan ke muka Rizki loh di kantin"

"Seriusan? Kok bisa gitu"

"Mungkin Rizki maksa Anita buat balikan"

"Eh tapi bukannya Anita udah jadian sama Ketos?"

Sindy kembali melanjutkan langkahnya tanpa mengatakan apapun. Rasa kesalnya tadi seolah menguap tak bersisa.

"Hah, dasar cewek" gumamnya seketika lupa gender

Hopelessly GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang