Sindy yang memimpin pemanasan sebelum latihan rutin seketika terdiam saat melihat sosok cowok ganteng dengan sabuk hitam melingkar di doginya(baju karate). Datang bersama Senpai Toni
" Semalam sore semua perkenalkan saya Rio Wijaya . " Serunya tersenyum
Senyumannya sukses membius para karateka perempuan. Orangnya ramah dan murah senyum namun tegas saat melatih mereka.
" Tuh kan Dis gue bilang juga apa" Seru Indy klepek-klepek. " Senpai Rio lagi jomblo" Serunya
" Asalkan cowok ganteng siapapun embat aja gitu" Sindir Gladis setelah meneguk air minumnya.
" Ini bocah kek gak bisa aja liat temennya seneng" Gumam Indy kesal.
" Yaudah minta nomornya sana" Seru Gladis tiba-tiba mendorong Sindy hingga menabrak Rio yang sedang bicara dengan pelatih lain.
Dengan gelagapan gadis mungil itu bicara di hadapan Mahasiswa tampan itu. Wajahnya merona kata-kata nya pun berantakan. Bahkan gadis itu tak sanggup beradu pandang dengannya.
" Ada apa? " Tanyanya ramah.
" Anu itu, sen-senpai bisa minta nomor WAnya" Gumamnya cepat-cepat
" Nomor WA? "
Gadis itu mengutuk dirinya yang berada dalam keadaan memalukan seperti saat ini. Bahkan dia berpikir untuk belajar mencuci otak Rio, agar pemuda itu tidak ingat kejadian ini.
" Ini" Seru cowok ganteng itu memberikan secarik kertas. " Buat masukin ke grup WA kan" Serunya tersenyum
Sindy masih tertegun melihat bagaimana bisa dia terbebas dari situasi memalukan tadi. Tak lama kemudian gadis itu melompat kegirangan saat dapat nomor WA gebetannya.
" Serius deh, senpai Rio kebangetan " Serunya dengan langkah ringan.
" Hoki banget lo " Seru Gladis geleng-geleng kepala.
Sekarang gadis rambut sebahu tanpa poni ini tengah uring-uringan sambil menggenggam ponselnya. Dia menyesal karena tadi tanpa sengaja ngirim stiker Hi ke Rio.
" Goblok lo ngapain coba Sindy " Gerutunya bolak-balik gak nentu.
Suara notifikasi mengagetkan nya. Seketika adrenalin meningkat tajam. Debaran jatung seperti habis di hukum habis-habisan senpai. Setelah berulang kali meyakinkan diri dia pun melihat notif tadi.
" Kampret balikin lagi gerogi gue tadi " Umpatnya saat tahu itu hanya shitpost dari Gladis
Gadis itu melempar ponselnya ke ranjang dan beralih membuat Prnya. Saat suasana hatinya sedang buruk itu tiba-tiba seseorang menelponnya.
Tanpa melihat dari siapa Gadis mungil itu langsung menyemburkan kata-kata mutiara nya.
" Siapa sih, gue bakal bantu lo buat deket sama adek sialan itu. Lo cowok kan udah sana usaha sendiri kampret " Semburnya panjang lebar.
Namun seketika gadis itu terdiam saat mendengar suara yang familiar. Lawan bicaranya seketika tertawa geli setelah dia selesai mengoceh. Suara cowok yang bikin Sindy panas dingin dari pertama bertemu. Sayangnya orang yang dia umpat adalah gebetannya sendiri.
" Saya pikir tadi siapa ternyata kamu Sindy" Serunya perlahan berhenti tertawa
" Goblok, tolol, idiot, bego udah selesai bye-bye senpai Rio" Pikirnya mengutuk dirinya lagi
" Sindy, halo ada orang gak? " Serunya heran.
" Sorry Senpai aku tadi ngerjain PR matematika " Serunya berharap Rio tidak ilfeel padanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopelessly Girl
Ficțiune adolescențiMarisa Sindy seorang kakak yang selalu hidup di balik bayang-bayang adiknya Marisa Anita. Anita terlahir rupawan serta tubuh yang ideal dan tentu saja populer di sekolah. Sedangkan Sindy harus berusaha mati matian untuk memiliki pacar. Ya sedari dul...