Hanya suara air mengalir di kran yang mengisi kecanggungan beberapa saat. Gadis itu hanya tersenyum saat Harris menawarkan bantuan.
" Makin ganteng aja kamu Harris " Seru Ibu memegang pipinya.
" Ah tante bisa aja " Serunya mengelap peralatan makan yang telah di cuci
" Padahal baru kemarin main keluarga-keluargaan sama Sindy dan Anita. Tau-taunya udah jadi laki-laki yang bisa di andalkan seperti ini "
" Aaah kalo aja kamu jadi mantu Tante "
Seketika sepasang remaja itu terdiam dan saling buang muka yang semerah tomat. Ibu hanya tersenyum melihat tingkah mereka.
" Ibu ngomong apa sih?" Seru Sindy gelagapan.
" Lah Ibu kan cuma bilang kalo aja " Seru beliau " Yaudah Ibu ada urusan sama Kepala Panti "
Sepeninggalan Ibu keadaan bertambah canggung. Setelah cukup tenang Sindy pun berbasa-basi.
" Sorry ya Ris lo taukan emak gue emang gitu orangnya. "
" Santai aja lagian gue juga gak keberatan kok" Serunya tersenyum.
Sindy terdiam beberapa saat sebelum akhirnya tertawa geli. Dengan polosnya dia menganggap itu hanya sebuah gurauan.
" Ahaha ngomong apa si gue udah pastilah lo ngerti sifat emak gue " Serunya
Seketika perhatian mereka tertuju pada dua gadis yang ketahuan sedang menguping. Keadaan canggung seketika.
" Kalian ngapain ngesot di lantai? " Seru Sindy heran.
" Lagi parodi suster ngesot ya jelas-jelas jatoh gara-gara kaget pas nguping kalian " Seru Anita mengakui perbuatan nya tanpa sadar.
Harris pun pergi. Dia punya firasat tidak seharusnya ada di sana. Sebelum dia kembali merasa terdampar lagi lebih baik minggat secepatnya.
" Oh iya Ndy, Ta gue cabut dulu ya kata Rendi ada dokumen yang harus di urus sekarang. " Serunya malu.
" Oh iya hati-hati ya " Seru Sindy melambai dengan polosnya.
Raut wajah Anita terlihat sedikit berbahaya. Setelah menarik nafas dalam-dalam. Adiknya pun mulai menceramahi nya. Ya menceramahi nya selayaknya kakak walaupun Anita adalah seorang adik.
" Astaga pantes aja gak laku otak lo karatan atau gimana sih? Kenapa kok bisa-bisanya lo nganggap Harris cuma becanda? " Omel Anita.
Gadis mungil itu menoleh dengan tatapan memelas pada sahabatnya. Namun Gladis juga menggeleng.
" Dis" Serunya mencari teman.
" Udah jangan manja gimana mau punya pacar kalo kelakuan dan pikiran lo masih kek bocah gini " Omel Anita sudah seperti Ibu
" Ya lagian mana mungkin gitu Harris suka sama gue. Lo yang ngotak lah " Sungut nya
Mereka hanya mengurut dada tidak habis pikir bagaiamana bisa Sindy tidak menyadari nya.
" Gue gak bisa ngebayangin tinggal serumah sama ini bocah. Hebat lo Ta " Seru Gladis untuk sekarang berpihak pada adiknya.
" Apa coba yang di liat dari gue imut kagak, cantik kagak, pinter juga standar, cebol, bening kagak " Dan Sindy kembali mengasihi diri nya sendiri
" Mulai lagi " Gumam mereka memijit pelipis
" Terus menurut lo Si Rio suka sama lo gitu? " Seru Anita yang kesal.
Gadis mungil itu melirik sekitar sambil memang jemarinya. Terlihat betul dia kesulitan mencari alasan.
" Eh anu kalo itu...hehe " Serunya tersenyum
" Hehe idiot " Seru Anita menepuk keningnya.
" Lagian teman sama keluarga harusnya mendukung lah bukan menjatuhkan " Seru nya sewot
" Ada-ada aja jawaban lo Ndy " Sahabatnya gelang-gelang kepala.
" Lagian kan ada tu katanya jangan menyerah tetaplah berjuang "
Keduanya hanya bisa tertawa lesuh tidak habis pikir dengan logika Sindy. Mereka pun menyerah untuk membahas itu untuk sekarang.
" Susah ya nasehatin orang bego " Gumam Gladis
" Kagum gue lo masih tahan ngadepin kakak sableng gue."
" Woi gue masih di sini tau " Protesnya
Begitu mereka keluar dari dapur Rio pun pamit pulang. Meski sekilas terlihat senyum sinis Putri.
" Kalo gitu kami pulang dulu ya Sindy "
Meski sedikit terganggu namun semuanya sirna saat senyuman Rio merekah. Ya begitulah Sindy saat memasuki mode bucin.
" Iya hati-hati senpai " Serunya masih terpesona.
Dia masih terdiam dalam lamunan nya meski Rio sudah pergi dari tadi. Dan sekalinya sadar langsung heboh seperti kera kebun binatang.
" Foto argh harusnya tadi gue foto aja itu senyum malaikat. Kenapa gak lo foto aja tadi Dis? "
" Yee malah nyalahin gue " Seru Gladis
" Udah tunda aja dulu halu lo keburu acara TV favorit gue habis ini " Seru Anita membimbing kakak pulang.
Ya mereka memang sering bertukar peran. Walaupun Anita adalah kakaknya namun dialah yang mengurus Sindy bukan sebaliknya.
" Anak-anak Tante menarik ya " Seru Gladis.
" Tante aja kadang lupa kalo Sindy anak pertama. " Seru Ibu terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopelessly Girl
Teen FictionMarisa Sindy seorang kakak yang selalu hidup di balik bayang-bayang adiknya Marisa Anita. Anita terlahir rupawan serta tubuh yang ideal dan tentu saja populer di sekolah. Sedangkan Sindy harus berusaha mati matian untuk memiliki pacar. Ya sedari dul...