.Waktu Wonyoung memergoki mereka, pada saat itu jugalah Sunoo tau kalo dia dan Sunghoon sedang dalam kesulitan besar.
Sekarang mereka berdua duduk berseberangan di meja makan. Sementara Wonyoung, cewek itu berdiri sambil bersandar di meja pantry. Tangannya bersedekap. Diem aja ngeliat mereka berdua.
Buat ukuran cewek kurus, cantik, dan lemah lembut kayak dia, mengherankan sekali betapa miripnya dia dengan harimau bergigi pedang sekarang.
Sunghoon dan Sunoo, jangankan saling tatap, mau ngangkat wajah pun mereka gak berani. Padahal Wonyoung itu lebih kecil dan lebih pendek dari mereka.
Wonyoung natap Sunoo tajem.
"Dasar murahan."
Sunghoon ngerutin dahinya waktu denger itu dari mulut Wonyoung. Dia lirik Sunoo yang masih nunduk diseberangnya.
"Aku udah denger ceritamu dari Sunghoon," masih dalam posisinya, Wonyoung bicara tenang. Tenang tapi sangat mengintimidasi.
"Katanya kamu hidup sendirian. Setiap hari didatengin hantu, udah gitu diasingkan sama keluarga dan temen-temenmu."
"Pantesan gak punya harga diri..." Wonyoung ngomong tajem sambil tersenyum miring, natap remeh ke Sunoo. "Kasian.."
Sunoo tetep diam gak jawab apapun. Walau gak bisa dipungkiri, kalo dia sakit hati denger hinaan itu.
"Seandainya aku jadi kamu, aku pasti udah bunuh diri. Ngapain aku harus hidup lama-lama kalo gak pernah bisa ngerasain bahagia."
"Wonyoung!" Sunghoon memandang Wonyoung gak percaya. Bisa-bisanya dia ngomong kayak gitu.
Tapi Wonyoung gak peduli. Dia terus memandang hina ke Sunoo.
"Kamu sama Sunghoon gak punya status apa-apa. Kamu juga udah tau kalo Sunghoon itu udah punya pacar. Tapi kamu gak nolak disentuh seintim itu.. sekarang aku tanya sama kamu, kamu gak semurah itu, kan? Apa yang udah kamu tawarin ke Sunghoon?"
"Wonyoung! Udah!"
"Aku marah-marah kayak gini bukan karena takut Sunghoon kamu rebut. Soalnya aku tau kalo Sunghoon itu bukan tipe orang yang mau berhubungan dengan sembarang orang. Dia punya selera tinggi, dan dia juga bukan gay."
Sunoo ngeremet kedua tangannya. Dia bener-bener terluka denger semua omongan itu.
Dia dan Sunghoon...
Mereka berdua memang bersalah, tapi kenapa cuma Sunoo yang terus diceramahi. Seolah-olah dia duluan yang sengaja mancing Sunghoon.
"Orang kayak kamu, aku yakin pasti siapapun gak ada yang mau. Bahkan orang cacat sekalipun."
BRAKKKKK!
"AKU BILANG UDAH!" Sunghoon nggebrak meja dan berdiri dari kursinya. Pertama kalinya semenjak berhubungan dalam setahun ini, Sunghoon ngasih tatapan sengitnya ke Wonyoung.
Wajarlah... ini udah keterlaluan banget.
Kenapa kesannya kayak Sunoo yang terus dipojokkan...
Wonyoung balas ngasih tatapan sengitnya ke Sunghoon. "APA? KAMU MAU BELA DIA?"
"KAMU KALO MAU MARAH, MARAH SAMA AKU!! GAK USAH MARAH KE DIA! AKU YANG MULAI INI SEMUA!!"
"Udahlah kalian..." Sunoo berusaha menengahi. "Jangan bertengkar. Ini emang aku yang salah. Harusnya aku bisa nolak."
"Nu.."
"Aku minta maaf," kata Sunoo dengan nada suara yang agak gemetar.
"Dan soal yang kamu bilang. Hidup sendirian atau hidup bareng orang lain, menurutku itu gak terlalu berbeda. Aku masih punya temen. Jungwon, Kak Heeseung. Hidupku udah bahagia, jadi ngapain aku harus bunuh diri."
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ ESEDENSIES
Fanfiction"Sejak tinggal bareng lo, tiap hari berbagai macem hantu dateng dan gangguin hidup gue! Tapi sekali aja apa pernah gue ngeluhin itu ke lo?!! CUKUP DIEM DISINI GAK USAH KEMANA-MANA!! GUE YANG NGELINDUNGIN LO!!" -Sunghoon "Gimana mungkin aku cuma diam...