.Sore ini, Jungwon dan Sunoo jalan beriringan nyeberang lapangan sepak bola di fakultasnya Sunoo. Tadi Jungwon nyusulin kakaknya itu waktu kelas mereka udah selesai.
Pengen pulang bareng sambil dia pengen cerita kejadian dua hari yang lalu ke kakaknya itu.
Habisnya kemarin mereka gak ketemu, beda sift sama kemarin Jungwonnya gak ada matkul.
"Masa dia datengin kamu? Ke cafe?" Sunoo nanya sambil nyelempangin lagi sebelah tasnya yang melorot.
"Iya, kak. Pas rame-ramenya dia dateng."
"Terus, dia ngapain?"
"Aku digampar."
Sunoo melotot. "Hah? Kok gitu, sih?"
"Tau lah. Terus aku disiram sama kopi bekas minumnya orang. Udah gitu dia ngatain mama juga."
Sunoo gak bisa gak emosi.
"Kok jahat banget," gerutunya.
"Ya, kan?" Jungwon kesenengan pas dibelain Sunoo.
"Terus Kak Jay dateng?"
Jungwon ngangguk. Mereka ngelewatin lorong yang tembus ke pintu masuk fakultas. Udah sepi banget, karena sekarang mau malem. Lorongnya juga agak gelap soalnya lampunya belum dinyalain sama penjaga kampus.
"Terus kalian pacaran, gitu?"
"Hm.." Jungwon ngangguk sambil sok malu-malu. Sunoo ngeliatnya langsung pasang muka julid.
"Dulu bilangnya gak mau, sekarang mau."
"Ya, kan habisnya gue suka.."
"Dih.."
Mereka belok di ujung lorong, Sunoo baru mau nanya ke Jungwon lagi pas kemudian Sunoo denger...
"... mati... mati... bunuh..."
Suara yang sama, suara dingin dan menyeramkan yang udah didengarnya terus-menerus selama dua hari ini.
Badan Sunoo oleng dan mendadak dia berhenti, sambil dia pegangan ke dinding, mencoba denger setajam mungkin. Matanya memandang berkeliling, mengawasi kanan-kiri lorong yang lumayan gelap.
"Kakak ngapain?"
"Diem dulu..."
"...mati..."
"Kamu denger gak?" kata Sunoo tegang. Jungwon cuma terpaku ngeliatin dia. "Denger apa?
"...bunuh... waktunya membunuh..."
Suara itu makin samar-samar. Sunoo yakin siapa pun yang ngomong, suaranya itu makin jauh—jalan ke atas.
Rasa takut campur penasaran mencekamnya waktu Sunoo natap langit-langit yang gelap.
Gimana caranya suara itu bisa bergerak ke atas?
Gak banyak omong Sunoo buru-buru lari naik tangga, masuk ke gedung aula. Tapi gak ada gunanya berharap denger sesuatu di sini. Karena cuma ada suara anak-anak yang sedang rapat organisasi di sana.
Sunoo lari naik tangga pualam menuju ke lantai tiga, Jungwon masih ikut naik di belakangnya sambil ngos-ngosan.
"Kak Sun–"
"Diem dulu, Won!"
Sunoo najamin pendengarannya. Dari kejauhan, dari lantai di atas mereka, dia masih denger suara samar, "...mati..."
Sunoo tegang banget. "Siapa yang mau dia bunuh?" ujarnya frustasi.
Dia gak peduli sama wajah Jungwon yang kebingungan, dia naik lagi ke lantai tiga, tiga anak tangga sekali langkah, sambil terus berusaha ngedengerin di antara entakan langkah kakinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ ESEDENSIES
Fanfiction"Sejak tinggal bareng lo, tiap hari berbagai macem hantu dateng dan gangguin hidup gue! Tapi sekali aja apa pernah gue ngeluhin itu ke lo?!! CUKUP DIEM DISINI GAK USAH KEMANA-MANA!! GUE YANG NGELINDUNGIN LO!!" -Sunghoon "Gimana mungkin aku cuma diam...