.Jungwon terus memandangi apartemen menjulang yang mewah itu dari balik taksi.
Enggak, dia gak balik ke tempatnya orang itu lagi. Tapi sekarang dia ada apartemennya Jay. Jungwon dapat alamat itu beberapa minggu yang lalu dari orangnya sendiri.
Baru kepikiran. Dia harus minta bantuan ke cowok itu.
Pasti... Jay mau bantuin dia.
Jungwon ngehela napas, lalu ngeluarin dompet terus nyerahin beberapa lembar ke sopir taksi.
Begitu dia keluar, sekelilingnya keliatan suram banget. Udah hampir malem dan taksi yang tadi nganterin dia udah pergi. Ninggalin dia sendirian, sambil ngelamun natap bangunan berlantai dua puluh lebih di depannya.
Dengan agak ragu, Jungwon melangkah ke dalem dan masuk ke lift. Nekan angka 12.
Begitu sampai dilantai dua belas, Jungwon keluar.
Dia masih harus nyari unitnya Jay lagi. Tapi dia inget kalau cowok itu pernah bilang, dia tinggal di unit nomor 46.
Jungwon ngeliat nomor di depannya. Itu unitnya Jay. Dan dia sekarang jadi agak takut. Gimana kalo akhirnya dia malah dapet penolakan?
Tapi dia harus ngelakuin ini. Demi mamanya.
Tangannya gemeter waktu terulur mau mencet bel di interkom.
Jungwon nunggu. Gak terlalu lama, suara kunci otomatis yang dibuka, kedengeran di telinga dia. Diikuti pintu yang terayun kedalem.
Sesosok cewek cantik ngeliatin dia dengan heran.
"Siapa, ya?"
Tiba-tiba Jungwon ngerasa dadanya mencelos. Fakta bahwa ada seorang perempuan di dalam unitnya Jay. Bahkan lebih parah lagi...
Jungwon berusaha biasa aja. Kayaknya,, cewek ini juga gak kenal sama dia.
"Saya... temennya Jay," jawabnya kaku. Dia gak tau harus bersikap kayak gimana. Ini diluar ekspektasinya.
Tiba-tiba suara Jay kedengeran dari dalam.
"Siapa, sayang?"
Sayang?
Ini pacarnya Jay?
Cewek ini?
Anjing...
...kenapa... rasanya sakit banget?
Jungwon jadi paham. Kenapa akhir-akhir ini Jay jadi gak pernah menghubunginya.
Pada saat yang sama, Jay udah ada di depan pintu. Kelopak matanya melebar waktu tau siapa yang dateng ke tempatnya.
"Jungwon?"
Sebelum ngerasa lebih sakit hati lagi, Jungwon dengan cepet balik badan dan lari dari situ.
"Jungwon! Tunggu!"
"Kak Jay mau kemana?!"
Jay gak meduliin teriakan pacarnya, dia lari ngejar Jungwon. Dia ngeraih tangan cowok itu yang hampir mencet tombol lift.
"Won, dengerin gue dulu." Jungwon berontak di genggaman Jay.
"Jungwon! Gue bisa jelasin semuanya."
"Ngapain lo ngejelasin ke gue? Mau dia pacar lo, atau bukan, itu bukan urusan gue."
"Tapi.."
"Apa?" tantang Jungwon. Dia ngerasa matanya memanas.
"Kita gak punya hubungan apa-apa! Jadi terserah lo mau hubungan sama siapa aja." Terus dia nunjuk ke lorong tempat unitnya Jay berada. "Bahkan sama mantan saudara tiri gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ ESEDENSIES
Fanfiction"Sejak tinggal bareng lo, tiap hari berbagai macem hantu dateng dan gangguin hidup gue! Tapi sekali aja apa pernah gue ngeluhin itu ke lo?!! CUKUP DIEM DISINI GAK USAH KEMANA-MANA!! GUE YANG NGELINDUNGIN LO!!" -Sunghoon "Gimana mungkin aku cuma diam...