Ramaikan teman-teman!! Ini chap terakhir!!
.
Heeseung belum pernah ngerasa sebingung ini sebelumnya. Dia cuma pergi ke toilet sebentar, dan waktu dia balik, Sunoo udah gak ada di tempat tidurnya. Sontak aja dia langsung panik setengah mati.
Dia buru-buru lapor ke suster yang lagi lewat. Dan malam itu rumah sakit mendadak gempar seiring dengan berita Sunoo yang tiba-tiba menghilang. Semua suster yang jaga dan beberapa dokter ikut membantu mencari.
Heeseung merasakan beberapa pasang mata memandang ketika ia berlari keluar lagi dari area ruang rawat Sunoo menuju area depan.
Matanya bergerak liar ke semua penjuru. Berharap dia bisa nemuin Sunoo.
Dia agak berlari menuju tangga pualam ke lantai dua, tapi sampai di atas dia bergegas menyusuri koridor yang sunyi. "Sunoo.. Sunoo..." gumamnya. Rasa takut kalau Sunoo bakal kenapa-napa bikin dia sulit buat mikir.
Heeseung kemudian berusaha nenangin dirinya. Iya dia harusnya gak boleh memperumit pikirannya, dia kemudian mencoba berkonsentrasi untuk berpikir jernih, tapi yang ada pikirannya tetep simpang siur, kalut dan bingung.
Tanpa Jay, Sunghoon, Jungwon, dan Aron disisinya, tampaknya dia kesulitan mengatasi ini sendirian. Dia melambat di tengah koridor, mendekat ke papan besar yang tercetak gambar denah rumah sakit itu. Mencoba mengira-ngira dari sekian banyaknya tempat yang ada di sana, dimana sekiranya Sunoo berada.
Tangannya terkepal didepan mulutnya. Panik, dia bener-bener panik setengah mati!
.
.
.
Angin dingin menyapu kulit Sunoo. langit hitam berbintang terbentang luas diatasnya, gak peduli padanya maupun pada penderitaannya
Betapa keras usahanya.. ingin dia teriak, ingin orang-orang menyadari keberadaannya di atap rumah sakit itu, ingin Heeseung tau kemana dia pergi. Dia ingin dihentikan, diseret, dan dibawa pergi dari tempat itu…
Hatinya menjerit sekeras-kerasnya..
Dia bisa merasakan hawa dingin yang menusuk itu dan dia gak yakin apakah dia bisa bertahan hidup kali ini. Dia gak punya kekuatan menghentikan langkah kakinya. Dia gak bisa lagi mengendalikan kekuatan asing yang ada di tubuhnya.
Dia sudah hampir sampai di pinggiran atap. Sementara kakinya masih terus melangkah mendekat.
Sunoo mau nangis.
Mungkin memang semudah itu untuk mati. Dia tinggal terus melangkah dan semuanya selesai, toh sebelumnya dia juga berusaha untuk mati.
Tapi itu sebelumnya..
Setelah dia mendengar semuanya Sunghoon, tentang orang-orang di sekitarnya yang masih butuh kehadirannya, masih bergantung ke dia. Dan dia mulai ngerasa di setiap tarikan nafasnya terasa begitu berharga.
Seperti sekarang ini, dia bergantung pada setiap detiknya.
Setapak demi setapak.. jarak mulai terkikis.. dan dia mulai bisa melihat di bawah sana. Sementara usaha kerasnya untuk memberontak terasa begitu sulit. Maka pada saat yang bersamaan itu dia berpikir tak sanggup lagi untuk melanjutkan.
Perjuangan panjangnya akan berakhir, waktunya untuk meninggalkan dunia…
.
"Kita harus ngehancurin altar ini!!" Aron menatap liar mereka bertiga.
"Gimana caranya?!" jawab Sunghoon. Mereka semua panik.
KREK! KREK!
Jay noleh ke kiri waktu dia denger suara itu, pisau yang ada di atas meja bergerak sendiri, memutar ke arah Sunghoon, dan..
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ ESEDENSIES
Fanfiction"Sejak tinggal bareng lo, tiap hari berbagai macem hantu dateng dan gangguin hidup gue! Tapi sekali aja apa pernah gue ngeluhin itu ke lo?!! CUKUP DIEM DISINI GAK USAH KEMANA-MANA!! GUE YANG NGELINDUNGIN LO!!" -Sunghoon "Gimana mungkin aku cuma diam...