..
Tiga jam kemudian bersamaan dengan matahari terbit, evakuasi sudah selesai dilakukan.
Dari keterangan ibu si gadis yang tiba di sana, anaknya itu sudah hilang sejak tiga hari yang lalu. Dia gak pulang setelah dari sekolah.
Dan menurut dugaan sementara dari polisi, saat melihat ada beberapa luka yang sudah mengering, kemungkinan siswi itu diculik oleh sekelompok orang buat di siksa selama berhari-hari sebelum akhirnya di bunuh. Atau mungkin dibiarkan mati dengan sendirinya.
Ibu itu saat tau kalau Sunoo yang menemukan anaknya, wanita itu langsung memeluknya dan sambil terus nangis, gak berhenti bilang makasih.
Sunghoon melihatnya, dan gak tau kenapa ada raut kesedihan yang dalam di wajah Sunoo.
Hingga saat semua orang udah pergi dari tempat itu, tempat itu juga sudah dipasangi garis polisi, mereka berdua masih ada di sana. Memandang hamparan danau yang hampir beku.
"Ada sesuatu?" tanya Sunghoon. Napasnya langsung berubah jadi kabut saat dia berbicara.
Sunoo tetap diam.
"Gak papa sih kalo lo gak mau cerita. Tapi gue cuma pengen denger keluh kesah lo. Siapa tau itu bisa ngeringanin sedikit beban lo."
Yang lebih pendek menggeleng. Memandang ke depan lagi. Melihat sekeliling, mencoba mengingat apa aja yang udah berubah selama beberapa tahun belakangan ini.
Gak banyak yang berubah...
"Disini..." kata Sunoo.
"Semua hal yang mengerikan yang selama ini terjadi, di mulai dari tempat ini."
Sunghoon mengalihkan atensinya ke Sunoo. Menunggu melanjutkan ceritanya.
"Waktu itu masih kelas satu SMP, aku baru pulang dari rumah temenku. Pukul sepuluh malem aku masih ingat jelas. Di dermaga ujung sana..."
Sunoo nunjuk bagian dermaga yang berada di sisi kanan danau. Dermaga itu terbuat dari papan kayu. Sunghoon melihat ke tempat yang ditunjuk Sunoo.
"Aku melihat ada seorang perempuan yang ditenggelamkan sama dua orang laki-laki."
Sunghoon mengangkat alisnya. Agak kaget sama ucapan Sunoo.
"Waktu itu bukannya minta tolong ke orang lain, aku justru lari. Padahal perempuan itu sempet melihat ke arahku, sebelum tangan mereka mendorong kepalanya ke air."
Walau datar dan tanpa intonasi, Sunghoon dapat merasakan ada rasa penyesalan di balik kalimatnya. Sementara Sunoo terus menatap permukaan air danau yang jernih dan selicin es.
"Akibat dari kejadian itu bener-bener hebat banget. Cuma dalam kurun waktu seminggu, sama sekali gak ada yang tersisa. Aku mulai bisa ngeliat dia. Wanita itu... dia jadi hantu."
Sunoo ingat benar gimana rupa hantu itu. Hantu memakai gaun hitam, dengan rambut yang panjang menyentuh lantai.
"Setiap hari, dia selalu mengikuti kemanapun aku pergi, mengawasi dengan wajah marah. Bahkan mengerikannya, dia selalu berusaha buat menyakiti orang-orang di sekitarku."
Sekelebat ingatan muncul di depan mata. Saat kejadian demi kejadian pahit menimpanya.
Temen-temen deketnya yang tiba-tiba jatuh dari atas loteng sekolah.
Ada yang tiba-tiba dijorokin ke jalan raya sama sesuatu yang gak terlihat.
Bahkan ada yang kejatuhan papan reklame.
Terus sepupunya yang paling deket sama dia tiba-tiba ditabrak truk waktu mainan sama anak kucing di pinggir trotoar.
"Satu demi satu orang yang deket sama aku celaka. Dan karena itu, aku jadi diasingkan sama temen-temen sampai sekarang. Ibu sama saudaraku pindah ke Jepang, aku ditinggal sendirian disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ ESEDENSIES
Fanfiction"Sejak tinggal bareng lo, tiap hari berbagai macem hantu dateng dan gangguin hidup gue! Tapi sekali aja apa pernah gue ngeluhin itu ke lo?!! CUKUP DIEM DISINI GAK USAH KEMANA-MANA!! GUE YANG NGELINDUNGIN LO!!" -Sunghoon "Gimana mungkin aku cuma diam...