-39. Pertempuran

2.9K 462 56
                                    


.

Heeseung berpikir kalo mereka sama sekali gak punya banyak waktu. Begitu dia sampai di rumah sakit, dia langsung nyeret Sunghoon keluar dan nyeritain semuanya. Dan tentu aja Heeseung ngerasa wajar banget waktu ngeliat respon Sunghoon yang gak percaya gitu aja sama semua omongannya.

"Gak mungkin.." katanya. Wajar sih. Dia kalo jadi Sunghoon juga gak mungkin percaya gitu aja sama hal yang diluar nalar kek gini.

Tapi Heeseung berusaha ngeyakinin Sunghoon lagi. "Gue juga gak percaya, Hun. Tapi Kak Aron ada buktinya."

"Terus kenapa harus Sunoo? Dia punya anak yang lain lagi."

"Soalnya, gimana gue ngejelasinnya?" Aron ngegaruk lehernya. "Anaknya yang pertama itu.. dia bukan anak dari ayahnya Sunoo. Dia anak hasil dari hubungan dengan ketua sektenya. Makanya gak heran kalo si cewek ini yang paling di sayang, soalnya dia nganggepnya anak ceweknya ini yang paling istimewa."

"Udah, sinting," kata Sunghoon cepet. Makin gak waras orang jaman sekarang tuh.

Jay ngeliatin Sunghoon tajem. "Terus gimana? Lo mau nyembunyiin ini dari Sunoo dan bertindak tanpa sepengetahuannya?"

"Enggak." Sunghoon ngomong gak pake ragu. "Gue bakal ngomong yang sebenernya ke dia."

Ketiga orang itu melotot. "Hun, lo gila?" tanya Jay. Tapi Sunghoon malah ngangguk.

"Ya.. mungkin?" katanya tanpa beban. "Tapi gue gak bisa nyimpen ini, gue bakal ngomong apa adanya ke dia. Walaupun ini menyakitkan, tapi lebih baik kalo dia tau semuanya lebih awal."

.

.

.

Dan sesuai sama yang diomongin Sunghoon tadi, dia bener-bener nyeritain semuanya ke Sunoo. Yang lain hanya mengawasi mereka dari kejauhan sambil harap-harap cemas. Mereka khawatir dengan reaksinya Sunoo.

Jungwon keliatan ketakutan, takut Sunoo mungkin akan melakukan tindakan diluar batas lagi. Ngeliat muka kakaknya yang linglung, dia meringkuk disamping Jay, kedua tangannya gemetar ngeremet kuat kemeja Jay.

Sunghoon cerita sambil kedua tangannya terus menggenggam erat kedua tangan Sunoo yang duduk dipinggiran ranjang.

Sunoo terus mendengar cerita Sunghoon dengan wajah kosong. Gak ada satu tetespun air mata yang keluar dari kedua kelopak matanya.

Terlalu syok. Bayangan kehidupan bahagia yang telah dirampas oleh ibu kandungnya sendiri tidak pernah tampak senyata dan sejelas ini sebelumnya.

"Kenapa?" katanya hampa.

"Padahal aku sayang banget sama ibuku.."

Sunghoon memandang Sunoo sedih.

Sunoo sendiri, dia yang udah capek nangis, dan dia masih terus dipaksa buat nangis. Sekarang dia gak bisa ngelakuin itu.

Tanpa sadar, dia meraba pergelangan tangannya yang masih diperban dengan jari-jarinya, seperti sedang mencoba menelusuri rasa sakitnya.

Kejadian demi kejadian pahit telah dia alami. Dia kehilangan ayahnya. Ditinggal semua sisa keluarganya hanya dalam semalam ditambah dengan hantu yang datang tiba-tiba di kesendiriannya, tapi belum pernah, sampai saat ini, dia ngerasain perasaan lemah, putus asa, dan tidak berguna yang hebat, di saat dia tau fakta kalau ternyata ibunya dibalik ini semua.

Sunoo menolak untuk percaya, tapi dengan segala penderitaan yang ibunya limpahkan. Kemarahannya kepada sang ibu mendadak muncul dan menghancurkannya.

Lalu kenapa waktu itu ibunya ngomong kayak gitu?

✓ ESEDENSIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang