Home -3-

878 132 5
                                    

Suasana ruang tamu agak sedikit tegang, itu karena Chanyeol yang sejak tadi tidak mau melepas tatapan tajamnya ke arah Sehun. Pria itu masih saja kesal dengan perlakuan Sehun di masa lalu, padahal jika dipikir keduanya tidak jauh berbeda.

"Tao-ya, siapa nama putrimu?" tanya Kyungsoo tiba-tiba. Pengalihan suasana, sesak juga terjebak lama-lama dengan suasana kurang nyaman. Tao tersenyum kikuk, "Oh Zizi."

"Nama yang cantik. Dia begitu mirip dengan kalian," sahut Kyungsoo lagi. Ia juga sedikit menyenggol bahu Chanyeol yang masih saja memasang wajah masam. Suaminya ini memang tidak peka kode.

"Selamat untuk kelahiran anak kalian. Dia cantik, seperti Ibunya," rasanya Chanyeol ingin mengumpat. Bagaimana bisa Sehun berkata seperti itu di depan anak dan istrinya? Belum lagi di depan suami Kyungsoo sendiri. Anak itu cari mati atau bagaimana?

"Maksudku, tidak mungkin Yuli cantik seperti Ayahnya atau Oppanya. Mereka berdua 'kan laki-laki," ralat Sehun gugup. Tapi meski begitu raut sedih Tao tidak bisa tertutupi, wanita Huang itu tersenyum tipis.

Sementara Kyungsoo hanya bisa tersenyum canggung, tidak bisa mengerti dengan jalan pikiran seorang Oh Sehun. Apa ia belum juga bisa move on? Oh sebaiknya Kyungsoo tidak memikirkan hal itu.

"Tapi tetap saja dia mirip denganku. Dia akan mewarisi sikapku yang bertanggung jawab dan tidak akan berkhianat," astaga Kyungsoo merasa pusing sekarang. Bagaimana bisa dua pria dewasa saling bertukar tatapan sengit, dan lagi kenapa Chanyeol harus mengatakan hal itu.

"Eum Kyungsoo-ssi sepertinya Zizi sudah mengantuk. Kami harus segera pulang," pamit Tao. Memang benar putri dalam pangkuannya sudah beberapa kali menguap, tapi Kyungsoo yakin 100% bukan hanya karena itu Zitao berpamitan.

"Ah, baiklah. Hati-hati di jalan, mampirlah lagi lain kali," pasangan Oh mengangguk kecil sebelum berlalu dari rumah keluarga Park. Sepeninggalan Sehun dan keluarga, Chanyeol langsung mendapat tarikan panjang pada telinga lebarnya.

Pria itu mengerang, mengaduh kesakitan sambil minta dilepaskan. Kyungsoo mendengkus, masih dengan jemari yang bertengger di telinga Chanyeol ia menyeret suaminya itu ke ruang tengah.

Setelah jari Kyungsoo lepas dari telinganya, Chanyeol langsung mengelus-elus telinganya yang terasa panas dan memerah layaknya udang bakar. (Maaf aku laper 😭)

"Kenapa menarik telingaku!" protes Chanyeol. Kyungsoo menghela napas, ia berkacak pinggang menatap suaminya horor. Chanyeol yang ditatap demikian hanya bisa beringsut, ia baru tahu jika Kyungsoo bisa semenakutkan ini.

"Park Chanyeol, kau tahu apa salahmu?" pada mulanya Chanyeol hanya diam. Sebenarnya ia paham apa yang Kyungsoo maksud, hanya saja ia malas menjawab.

"Taeoh Appa," baiklah sepertinya memang harus dijawab, daripada sang Istri kian mengamuk. Batin Chanyeol.

"Iya, tidak seharusnya aku berkata begitu pada Sehun. Tapi dia juga yang memulai lebih dulu, kenapa dia harus mengatakan cantik sepertimu padahal jelas-jelas ada aku di sana. Dia terdengar seperti sedang MERAYUMU!" Chanyeol berujar lantang. Oh astaga! Emosinya kembali menyala mengingat hal itu, bagaimana si pria Oh menatap istrinya sembari berkata demikian, huh Chanyeol jadi kesal lagi.

Kyungsoo terkekeh kecil. Chanyeol yang sebelumnya menggerutu sendiri soal Sehun terhenyak, ia terkejut saat mendapati sang istri yang tengah tertawa kecil dan kini sudah duduk manis tepat di sampingnya. Raut mengerikan yang tadi sempat ia umbar pun telah hilang entah ke mana, tergantikan dengan senyuman cantik yang selalu membuat Chanyeol mabuk kepayang.

"Kau kenapa?" tanya Chanyeol heran. Kyungso mengangkat tangannya, meminta Chanyeol menunggu sampai ia bisa menghentikan tawa. Astaga ini terlalu lucu, batin wanita itu.

"Kau cemburu?" tanya Kyungsoo cepat begitu bisa meredam tawa. Kini giliran Chanyeol yang mendengkus, wajahnya mendekat tanpa perintah lalu mencuri satu kecupan basah pada bibir sang istri. Dasar lelaki.

"Perlu dipertanyakan?" sahutnya sinis. Sudah jelas jawaban dari pertanyaan Kyungsoo. Kyungsoo itu hak paten milik Chanyeol, tidak bisa diganggu gugat apalagi digoda sembarangan. Bahkan jika bisa dilabeli, ingin sekali Chanyeol melabeli istrinya dengan tulisan besar-besar. MILIK PARK CHANYEOL SEORANG, SENGGOL SEDIKIT DUA PILIHAN. RUMAH SAKIT ATAU KUBURAN.

Oke berlebihan memang, tapi begitu memang seorang Park Chanyeol. Posesif, pencemburu dan terlalu bucin pada Istrinya. Tapi bagi Kyungsoo itu tak masalah asal si pria Park melakukan itu hanya padanya. Jika sampai ia melakukan hal itu juga pada wanita lain siap-siap saja ia akan kehilangan "benda" berharga miliknya. Kyungsoo itu sebenarnya cukup galak omong-omong.

"Aigoo, bayi besar ternyata cemburu," dengan gemas Kyungsoo menggelitiki dagu Chanyeol. Pria itu menolak sambil bersedekap dada, sepertinya benar-benar ngambek.

Mata besar Chanyeol membola, seakan ingin melompat keluar dari tempatnya. Ia menoleh ke arah Kyungsoo dengan wajah memerah seperti tomat masak. -hampir busuk- Ia memegangi bibir tebalnya yang basah akibat ciuman Kyungsoo beberapa saat lalu, ah dasar pasangan bucin.

"Jangan marah-marah atau ngambek lagi. Tidak usah ku beritahu kan siapa yang ada di dalam sini?" Kyungsoo menunjuk dada sebelah kiri.

"Tidak perlu cemburu pada siapapun, kalau mau dipikir kau itu sama saja," alis Chanyeol menukik, ia mendekap Kyungsoo erat sampai si Istri meronta minta dilepaskan.

"Akan ku lepaskan jika kau jelaskan apa maksudnya aku sama dengan Sehun," dekapan Chanyeol menggerat, sesekali ia menciumi pucuk kepala Kyungsoo. Dasar kerdus.

"Masa harus ku perjelas? Tapi kau berbeda, karena kau bisa sadar dan kembali ke jalan yang benar," tutur Kyungsoo tersenyum lebar.

Chanyeol melepaskan dekapannya dengan segera, ia menggeleng sambil menutup matanya dengan telapak tangan. "Ah berhenti, jangan tersenyum seperti itu. Aku tidak kuat," ujarnya berlebihan.

Baru saja Kyungsoo akan menyahut, suara tangis Yuli lebih dulu terdengar. Dengan kecepatan cahaya Kyungsoo berjalan ke arah box bayi dengan Chanyeol yang mengekor dari belakang.

Dalam box Yuli masih menangis tersedu, wajahnya memerah dengan hidung kembang kempis. Kyungsoo mengangkat Yuli dan meletakan anak itu di meja tempat mengganti pakaian bayi, rupanya popoknya sudah penuh.

"Princess, kau sukses membuat Ayah gagal mendapat satu kecupan lagi dari Ibumu," adu Chanyeol sembari memandangi Yuli yang tengah diganti popoknya.

"Appa," Taeoh datang mendekat. Anak itu berlari lalu melompat tepat ke arah Chanyeol yang sudah bersiap berlutut dan merentangkan tangan.

Dalam sekejap Taeoh sudah berada di atas Ayahnya, Chanyeol menjadikan dua tangan Taeoh sebagai baling-baling pesawat dan berkeliling sekitaran ruangan. Gelak tawa pecah tak terbendung, suasana hangat begitu terasa menyenangkan.

Kyungsoo yang baru selesai mengganti popok Yuli mengambil tempat duduk di sofa terdekat. Ia mulai membuka baju bagian atas dan menyusui Yuli. Sementara Chanyeol dan Taeoh entah berada di mana, keduanya keluar dari ruang tengah tadi.

Saat Yuli tengah menyusu dengan nikmat, tiba-tiba Chanyeol datang dan duduk di sebelah Kyungsoo ia menyandarkan kepalanya di bahu sang Istri. "Bu bolehkan nanti malam Ayah yang menyusu?" tanya Chanyeol watados. Oh, benar-benar. Penyakit mesumnya tidak akan pernah bisa sembuh.



TBC

Uwuuu selamat menanti waktu buka puasa ^^

Eomma? (ChanSoo GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang