3) Pulang

4.5K 655 17
                                    

"Terlalu sulit dimengerti, semua membingungkan. Seolah sudah terencana dengan baik."

Pada awalnya Kyungsoo hanya ingin kembali ke Seoul seorang diri, tapi yang terjadi adalah. Sang Ibu memintanya turut bergabung bersama Chanyeol dan Taeoh dalam satu mobil yang sama.

Hal itu tentu saja membuat Kyungsoo kian dongkol, ia masih ingat betul kata-kata yang diucapkan Chanyeol saat di kedai. Ia masih tak terima pria dengan tinggi badan berlebih itu mengatai kekasihnya.

"Maa...," Kyungsoo menoleh. Bocah yang baru belajar berbicara itu mengangkat dua tanganya tinggi-tinggi. Kyungsoo kebingungan ia tak tahu apa yang Taeoh maksud.

"Dia ingin digendong," sahut Chanyeol, matanya masih sibuk menatap jalanan. Kyungsoo yang duduk di bangku samping kemudi segera memutar badanya, ia meraih tubuh Taeoh yang duduk di kursi khusus bayi yang di letakan di jok belakang dengan susah payah.

"Ma...," lagi, Taeoh berujar tak jelas. Anak itu terus-terusan mengucapkan hal yang sama, membuat Kyungsoo kebingungan setengah mati.

Mungkin kesal karena Kyungsoo tak kunjung mengerti apa yang diucapkan, Taeoh memukul dada Kyungsoo sedikit keras membuat si wanita mengaduh kesakitan.

Chanyeol yang daritadi fokus pada stir dan jalanan sontak menoleh, didapatinya Taeoh yang tengah memberengut kesal juga Kyungsoo yang menyengir sambil merintih.

"Tae, tidak boleh seperti itu pada Soo Eomma," ujar Chanyeol setelah menepikan mobilnya, pria itu mengambil alih Taeoh. Mendudukanya di pangkuan setelahnya ia memberikan botol susu yang sebelumnya ia ambil di jok belakang.

Dari samping Kyungsoo terus memperhatikan pria itu, bagaimana ia begitu telaten menenangkan Taeoh juga memberinya susu. Bahkan si anak berangsur-angsur mulai tenang dan tertidur.

"Tentu saja, dia ayahnya," pikir Kyungsoo kemudian. Merasa diperhatikan Chanyeol menoleh pada Kyungsoo, seperti maling yang tertangkap basah. Kyungsoo mengerjap, kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain

"Kau harus mulai terbiasa dengan ini, mencoba mengerti apa yang Taeoh mau. Mencoba memahami bahasa bayi, meski tidak mengerti setidaknya coba berpikir apa yang mungkin mereka mau," Chanyeol berujar tenang, kemudian pria itu menyerahkan kembali Taeoh yang sudah terlelap pada Kyungsoo.

"Taeoh akan merasa lebih nyaman saat tidur dalam gendongan, jadi bisa kau gendong Taeoh sampai Seoul? Aku harus menyetir."

Eomma?

Perjalanan dari Goyang, Gyeonggi-do menuju Seoul tidaklah dekat. Butuh waktu sekitar 1-2 jam untuk sampai menggunakan mobil, bisa kau bayangkan sendiri bagaimana pegalnya lengan Kyungsoo memangku Taeoh selama itu.

Namun anehnya, Kyungsoo sama sekali tak merasa pegal, maksudku sedikit. Padahal Taeoh termasuk cukup berisi untuk anak seusianya.

Kyungsoo masih memijit lengan kirinya yang ia gunakan sebagai bantal Taeoh, bagian lengan atas terasa sedikit pegal. Pikiranya kembali melayang pada ucapan Chanyeol beberapa saat lalu.

"Mulai hari ini, kau akan tinggal bersamaku dan Taeoh di rumah. Tidak ada bantahan apalagi penolakan, anggap saja itu tahap pengenalan sebelum pernikahan kita dua bulan kedepan."

Gila! Sungguh. Bagaimana bisa pria itu dengan seenaknya mengatur hidupnya? Memang dia siapa? Dan kenapa juga keluarganya seolah amat mendukung ia menikah dengan Chanyeol tanpa mengatakan alasan yang jelas.

Kyungsoo terlonjak saat sekaleng cola dingin menempel di pipinya, ia menatap Chanyeol yang duduk di sampingnya dengan sengit. Aura peperangan kembali ia kobarkan.

Eomma? (ChanSoo GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang