25) Lucky

4.9K 592 41
                                    

"Berakhir dengan satu keberuntungan."


Pria itu masih di sana, duduk termenung sambil memikirkan ucapan Baekhyun.

"Apa dia akan memaafkanku sekalipun aku berlutut di depannya?" ujarnya pelan.

Jongin yang masih duduk menemaninya menatap iba, ia tahu persis sikap dan sifat Chanyeol. Saat pria itu sudah benar-benar mencintai sesuatu, ia akan memperjuangkannya hingga akhir.

"Dia pasti memaafkanmu, meski aku baru sekali bertemu dengan Kyungsoo. Firasatku mengatakan dia orang yang baik, lagipula Baekhyun sudah menemuinya lebih dulu," Chanyeol mendongak.

Menengok ke arah Jongin yang tengah mengulas senyum ramah.

"Sebelum kami ke mari, kami lebih dulu datang ke rumahnya. Jangan tanya kami tahu alamatnya darimana, kau tak perlu meragukan Kim Jongin dan kepintarannya," pria itu membenarkan kerah bajunya yang sudah rapi, membanggakan diri sepertinya.

"Baekhyun menjelaskan semuanya, SE MU A NYA. Bahkan ia juga menjelaskan alasan mengapa ia meninggalkan Taeoh dan kau dulu."

"Apa alasannya?"

"Karena kau mengatakan hal yang tidak-tidak tentangku," mendadak tatapan Jongin berubah, namun dalam waktu sekejap pria itu kembalu menormalkan ekspresinya.

"Maafkan aku. Aku sudah mengatakan kebohongan tentangmu," Chanyeol menunduk, Jongin berdehem kemudian menepuk bahu pria itu pelan.

"Sudahlah, saat ini yang terpenting kau datangi Kyungsoo. Jangan pernah menyiakan sesuatu yang berharga, Kyungsoo termasuk di dalamnya."

Chanyeol mengangguk, pria itu memeluk Jongin erat.

"Terimakasih, aku benar-benar malu dengan apa yang ku perbuat di masa lalu," Jongin terkekeh. Ia menepuk bahu Chanyeol beberapa kali.

"Sudahlah, tapi satu hal yang harus kau ingat. Jangan pernah mengatakan hal-hal seperti itu lagi, gara-gara kau Baekhyun pergi meninggalkan Taeoh karena ia terlihat sangat mirip denganku. Kau tahu, bahkan wanita itu sempat ingin tak mengijinkan ku untuk bertemu dengan putraku karena ia masih membenciku. Huh omonganmu itu benar-benar dipercaya olehnya," tanpa sadar Jongin mengutarakan isi hatinya.

"Maafkan aku," pria dengan jas coklat itu mendengkus. Ia menatap datar ke arah Chanyeol yang menunduk di depannya.

"Apa yang kau lakukan sekarang?" Chanyeol menyernyit. Kurang paham dengan apa yang Jongin maksud.

"Cepat pergi ke rumah Kyungsoo, bodoh! Lagipula aku tidak mau terus menemanimu di sini, aku harus menyusul Baekhyun dan Taeoh di bandara."

"Bandara? Kalian mau kemana?" pria itu memutar bola matanya malas, kemudian dua tangannya meraih mantel yang tersampir tak jauh ia  melempar salah satunya ke arah Chanyeol.

"Tidak usah banyak tanya, cepat keluarr," tubuh Chanyeol di dorong Jongin. Dengan sigap pria itu mengunci rumah, kemudian menarik Chanyeol agar masuk ke mobil miliknya.

"Jangan protes! Turuti saja," Chanyeol yang semula hendak bertanya sontak terdiam. Pria itu hanya diam sambil sesekali melirik Jongin yang duduk di bangku kemudi.

"Semangat bung! Perjuangkan cinta sejatimu," sekonyong-konyong Jongin pergi meninggalkan Chanyeol yang kini ada di depan pintu rumah Minseok.

Bagaimana ia tahu? Berterimaksih lah pada Kim Jongin yang dengan sukarela mengantarkan pria itu kemari. Juga sedikit memberi penjelasan mengenai situasi juga kondisi di dalam kediama keluarga Kim.

Kepalan tangannya mengantung di atas kepala, bersiap mengetuk namun kembali ragu. Bayangan penolakan membuatnya mengurungkan kembali niatnya untuk bertamu.

Eomma? (ChanSoo GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang