11) Terpuruk

3.5K 577 86
                                    

"Keterpurukan membuatku melupakan banyak hal, banyak orang yang lebih mencintaiku dan membutuhkan ku."


Patah hati, hal yang paling sulit dimengerti. Kyungsoo tak pernah tahu dan tak pernah ingin tahu hal itu sebelumnya, ia tahu jika segala sesuatu yang berhubungan dengan patah hati bukanlah hal baik.

Dan ia semakin tahu kini, Sehun memberitahunya dengan jelas bagaimana perasaan patah hati yang sebenarnya.

Sudah hampir seharian Kyungsoo hanya duduk diam menghadap jendela, menatap rintik hujan yang mulai turun beberapa saat lalu. Dua mata indahnya masih saja meneteskan air mata kesedihan begitu banyak, tanpa tahu seseorang ikut terluka melihatnya.

Dia Chanyeol, pria tinggi yang sejak tadi mengintip di balik pintu. Ia menghembuskan napas lagi, ia jadi kembali teringat dengan permintaan konyol Kyungsoo beberapa hari yang lalu.

Menikah? Chanyeol yakin gadis itu mengatakan hal itu bukan karena hatinya, melainkan karena pikiranya yang tengah kalut akibat dikhianati.

Chanyeol tahu, setelah puas menangis Kyungsoo menceritakan segalanya tanpa diminta. Sedang Chanyeol, ia hanya mendengarkan tanpa ada niat menyela.

Kaki panjangnya mendekat, menepuk bahu gadis itu pelan hingga membuatnya menoleh teramat pelan.

Sesuatu dalam diri Chanyeol terasa sesak, berdenyut nyeri begitu mendapati raut kacau Kyungsoo. Ia tak tahu jika gadis itu akan seterpuruk ini.

Ini sudah hampir seminggu, dan Kyungsoo tak kunjung beranjak dari rasa masa patah hatinya, bahkan kian hari gadis itu kian menyedihkan.

Wajah berantakan, kantong mata yang menghitam di bawah kelopak, juga air mata yang masih saja belum mau kering. Hal yang sebelumnya mungkin tak pernah ia pikirkan.

"Kau sudah merasa baik?" Kyungsoo diam, kepalanya menunduk dalam. Hal itu cukup membuat Chanyeol tahu jika Kyungsoo masih belum merasa baik.

"Sampai kapan kau akan terus seperti ini? Membiarkan perasaan patah hati memenangkan semuanya?" Chanyeol berujar sedikit keras, jujur. Ia sudah jengah dengan semua ini, ia jengah mendapati Kyungsoo menangisi hal yang tidak seharusnya.

Bukan, ia bukanya tidak memiliki rasa empati pada Kyungsoo, ia tahu jika gadis itu amat terluka. Tapi apa harus seperti ini? Berlarut-larut dalam keterpurukan?

"Siang tadi, Sehun datang. Dia menyerahkan ini," Kyungsoo menerima satu kotak berukuran sedang dengan ragu.
Sehun. Nama itu seketika membuatnya kembali merasa sakit pada hatinya, ia tahu jika dirinya menyedihkan. Tapi ia tak bisa berbuat apapun.

Kyungsoo sudah jatuh terlalu dalam pada sosok Sehun, ia sudah terlalu banyak memberi kepercayaan akan hatinya pada pemuda itu. Hingga pada akhirnya pengkhianatan itu datang, membuat Kyungsoo sendiri tak tahu bagaimana harus menyelamatkan hatinya.

Jantungnya berdenyut nyeri, air mata yang sebelumnya sedikit mereda kini kembali mengalir deras bahkan lebih deras dari sebelumnya.

Sehun, pria itu mengembalikan seluruh barang yang pernah Kyungsoo berikan ataupun mereka beli bersama. Dan hal yang paling menyakitkan adalah, surat undangan pernikahan Sehun juga Zitao.

Hanya sebuah reflek, Chanyeol memeluk Kyungsoo dari samping. Mendekap gadis itu erat-erat, ia tak peduli jika kemeja kerja yang ia gunakan akan basah karena airmata gadis itu.

Ia paham perasaan Kyungsoo, sedikit banyak ia tahu. Sebab ia pernah merasakanya, meski tidak sama.

"Menangislah, tapi kau harus berjanji. Ini adalah air mata terakhir yang kau keluarkan untuk rasa patah hati," entah untuk alasan apa Chanyeol berujar demikian. Yang jelas, ia hany tak ingin melihat Kyungsoo terluka juga menangis.

Eomma? (ChanSoo GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang