5) Luka

3.8K 624 46
                                    

"Seumur hidup aku tak pernah merasakan patah hati, dan saat ini untuk pertama kalinya aku merasakanya."


Kyungsoo sudah siap dengan tas berukuran sedang dalam tangan, ia sudah memutuskan untuk kembali ke flatnya. Ia tidak mau dan tidak akan pernah mau tinggal satu atap dengan Chanyeol.

Ia juga memikirkan perasaan Sehun, bagaimana jika sewaktu-waktu pria itu berkunjung ke flatnya? Dan yang lebih parah bagaimana jika pria itu tahu ia tinggal satu atap dengan pria asing?

Ya meskipun saat ini sikap Sehun tengah dingin padanya, tapi Kyungsoo tak mau berpikiran negatif. Ia melangkah pelan, menutup pintu kamar amat pelan agar tak membangunkan Taeoh yang tengah terlelap nyaman dalam box bayi.

"Kau mau kemana?" hampir saja Kyungsoo mengumpat, Chanyeol yang ada di hadapanya hanya menatap dingin. Pria dengan setelah kantor lengkap itu hanya diam memperhatikan Kyungsoo juga tas yang dibawanya bergantian.

"Pulang," jawab Kyungsoo pendek, dengan gesit ia melewati Chanyeol. Namun baru dua langkah ia berjalan, Chanyeol lebih dulu menahan lenganya.

"Di sini rumah mu," pria itu berujar datar, sekuat tenaga Kyungsoo meronta namun tetap saja tenaganya tak sebanding dengan Chanyeol.

"Bukan, ini bukan rumah ku," sahut Kyungsoo tegas, ia menghentakan tangan Chanyeol kasar kemudian melangkah pergi sebelum suara Chanyeol menginterupsi.

"Kau tega meninggalkan Taeoh?" langkah Kyungsoo terhenti otomatis. Taeoh, entah sejak kapan Kyungsoo mulai menyayangi anak itu.

Ia mulai nyaman juga terbiasa berdekatan dengan anak kecil seperti Taeoh, bahkan dengan suka rela ia mencari info di internet bagaimana cara mengasuh bayi dengan benar.

Kyungsoo sendiri tidak yakin, tapi sepertinya ia mulai menyayangi Taeoh, apalagi sejak ia tahu Taeoh ditinggalkan Ibunya di usia yang masih begitu kecil  -Kyungsoo menyimpulkan ini sendiri.

"Jika kau tidak bisa tinggal karena ku, setidaknya tinggalah untuk Taeoh. Setidaknya sampai aku bisa menemukan Ibu pengganti untuknya," Chanyeol berujar lirih, sesuatu dalam dirinya menyeru jika ia tak boleh membiarkan Kyungsoo pergi begitu saja.

Ia berpikir mungkin bisa menahan Kyungsoo sebentar lagi, hingga ia bisa menemukan wanita lain untuk menjadi Ibu pengganti. Jaga-jaga saja jika Kyungsoo bersikeras menolak menikah denganya.

Kyungsoo bergeming, pikiranya bercabang. Satu sisi ia tak bisa tinggal bersama orang asing seperti Chanyeol, namun satu sisi ia juga sulit meninggalkan Taeoh. Meski belum genap sepekan ia mengenal anak itu, entah kenapa ia merasakan ikatan batin dengan anak berpipi tembam itu.

"Aku ..., aku tidak bisa. Aku harus bekerja," pada akhirnya Kyungsoo menjawab, sebenarnya bukan ini yang ia ingin katakan.

"Kau bisa berhenti dari pekerjaan mu, aku akan menanggung semuanya. Dan jika aku sudah menemukan Ibu pengganti, aku akan tetap menjamin hidupmu," balas Chanyeol masih dengan suara datar.

"Bagaimana dengan kekasihku? Bagaimana jika dia salah paham?" terdengar Chanyeol menghela nafas kasar, kemudian pria itu berjalan mendekat ke arah Kyungsoo.

Ia meletakan dua tanganya di atas bahu Kyungsoo, menatap mata bulat itu lekat-lekat.

"Aku tidak tahu kau akan percaya padaku atau tidak, aku hanya ingin memberitahu," Chanyeol menjeda kalimatnya, ia agak bimbang untuk meneruskan perkataanya sendiri.

"Beberapa hari lalu, secara tak sengaja aku melihat kekasihmu tengah bersama seorang gadis di sebuah restoran, dan juga ..., saat kami bertemu untuk menjalin kerja sama. Ia ..., ia memperkenalkan seorang gadis sebagai ..., kekasihnya," sesuatu dalam diri Kyungsoo membeku, dadanya kini terasa sesak seperti tertimpa batu.

Eomma? (ChanSoo GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang