Home -2-

1.1K 185 12
                                    

Pagi hari di kediaman keluarga Park terasa amat ramai. Sudah sejak tadi dua Nenek tak berhenti berkutat dengan peralatan dapur sembari mengomel pada satu pria yang duduk dengan wajah merengut sebal.

Chanyeol mengerucutkan bibir sembari memotong daun bawang. Ia masih saja kesal saat dibangunkan dengan paksa oleh Ibu dan Mertuanya untuk membantu memasak.

Sementara Kyungsoo. Wanita itu tersenyum kecil dari sofa ruang keluarga. Ia mengepalkan tangannya ke atas sambil berkata fighting tanpa suara untuk suaminya.

"Astaga! Kau memotong terlalu tebal. Lihat? Mau diapakan ini, cepat potong jadi dua lalu kupas kentangnya," titah Nyonya Park menggeleng gemas.

Chanyeol diam saja namun dalam hati menggerutu. Ia memang hobbi memasak, tapi ia lebih memilih tidur di pukul enam pagi seperti sekarang.

"Jangan banyak mengeluh, kerjakan saja. Aigoo. Ini juga untuk Putri dan Istrimu Yeol-ah," ujar Nyonya Do sembari mengaduk sup dalam panci.

"Tapi Bu, bukankah ini masih terlalu pagi? Ayam saja masih belum terbangun pukul enam."

"Lalu kenapa? Kau ingin Ibu menyamakan dirimu dengan ayam? Jika iya, maka Ibu bisa memotongmu dan membuat sup dengan itu," Chanyeol bergidik ngeri mendengarnya. Maka dengan terpaksa ia kembali melanjutkan aktifitas.

Sebenarnya tak ada hal istimewa pagi ini. Hanya saja Nyonya Do juga Park harus segera kembali pagi-pagi sekali. Dan Chanyeol harus mengantarkan Ibu juga Mertuanya itu nanti.

Jadi, kedua Ibu paruh baya itu memutuskan untuk membuat sarapan pagi-pagi buta. Alasannya, Kyungsoo belum diperbolehkan mengerjakan pekerjaan rumah.

Hampir empat puluh menit tiga orang itu berkutat dengan bahan masakan. Hingga tersaji menu-menu lezat yang sudah terhidang apik di meja makan.

Puk!

Chanyeol meringis saat tangannya yang hendak mencomot satu ayam goreng di pukul oleh sang Ibu.

"Ayam goreng milik Taeoh," ucap Nyonya Park seolah mengerti dengan tatapan memelas Chanyeol.

"Tapi Bu, aku yang memasak bumbunya," balas Chanyeol tak mau kalah.

"Tapi Ibu yang memasak sisanya. Dan kau tahu wanita selalu benar," Nyonya Do menyahut tiba-tiba. Membuat Chanyeol diam seketika. Selanjutnya yang terjadi adalah tawa dari semuanya, kecuali Chanyeol yang justru merasa kesal.

Hal ini selalu terjadi tiap tiga wanita berharga dalam hidupnya berkumpul. Akan lebih parah jika Yoora turut bergabung.

Ia akan selalu jadi target bully entah untuk hal apapun itu. Chanyeol harus selalu jadi pihak mengalah dan menyerah. Ia takkan berhasil mendebat Ibu, Mertua juga Kakaknya untuk ini.

Tiga wanita itu akan kompak membela Kyungsoo juga mengutamakan wanita itu dalam berbagai hal. Apalagi Kyungsoo baru saja melahirkan. Chanyeol merasa semakin tertindas.

Selesai berkemas. Nyonya Do juga Park berpamitan pulang. Dua Ibu itu menyempatkan mengelus surai Kyungsoo juga mencium Yuli yang ada di gendongannya.

"Kau makanlah sup buatan Ibu. Itu bagus untuk memperlancar ASI. Dan kami telah membuat lauk pauk untuk satu hari, kau bisa menyuruh Chanyeol untuk memanaskannya nanti," ujar Nyonya Park yang diangguki Kyungsoo.

"Jika membutuhkan apa-apa katakan saja pada Chanyeol. Kau tidak boleh banyak bergerak, tidak boleh terlalu lelah juga," lagi-lagi Kyungsoo mengangguk. Ia benar-benar berterimakasih telah dipertemukan dengan takdir baik juga orang-orang baik di hidupnya.

"Iya Ibu. Lagipula aku sudah merasa jauh lebih baik. Tidak apa-apa jika hanya mengerjakan pekerjaan ringan, kasihan Chanyeol. Ia juga kelelahan."

Merasa terbela Chanyeol segera menubruk sang Istri. Ia memeluk Kyungsoo erat meski harus menjaga jarak karena Yuli.

"Benar kata Kyungsoo Bu. Aku juga membutuhkan istirahat."

Pletak!

Chanyeol meringis sambil memegangi kepalanya yang baru saja mendapat salam sayang. Ia kadang merasa seperti anak tiri jika dibanding dengan Kyungsoo.

"Tidak usah mengada-ngada. Antarkan kami saja sekarang," dengan setengah hati Chanyeol beranjak dari sisi Kyungsoo.

Ia berjalan terseret ke arah kamar mengambil mantel.

"Kami pergi dulu," pamit Nyonya Park dan Do.

"Aku pergi dulu, hati-hati di rumah. Sampaikan salam cintaku pada Taeoh saat bangun nanti. Yuli-ya, Ayah pergi dulu," tepat setelah menyelesaikan kalimatnya Chanyeol mencium kening sang Putri.

Berganti ke kening sang Istri lalu mencuri ciuman selamat pagi dari bibir wanita itu. Sarapan bibir Kyungsoo itu wajib. Itu semboyan seorang Park Chanyeol.

Pria itu memang berubah terlalu drastis hingga saat ini. Sifat juga sikapnya amat bertolak belakang jika dibandingkan dengan waktu dulu.

Kyungsoo menggeleng. Sedikit mengelus pipi sang Suami, kasihan.

"Kau hanya akan mengantarkan kami Chanyeol, bukan berperang. Kurang dari tiga puluh menit kau juga akan sampai di rumahmu lagi," cibir Nyonya Park gemas-gemas kesal. Putranya ini kenapa jadi berlebihan sekali.

○●○●○●○

Bel rumah kediaman Park berbunyi. Kyungsoo yang baru saja membaringkan Yuli di keranjang bayi berjalan cepat ke arah pintu utama.

Pintu terbuka. Di sana berdiri Sehun juga Tao dan seorang anak lucu yang digandeng sang Ibu. Si wanita tersenyum tipis, sedang si pria berekspresi canggung.

Ini pertama kali Sehun juga Tao mengunjungi Chanyeol juga Kyungsoo. Bisa dibilang hubungan keduanya agak renggang.

Tapi meski begitu. Sebenarnya Kyungsoo tak menaruh sedikitpun dendam. Ia memang sempat sulit melupakan Sehun, tapi saat ini ia sudah benar-benar melupakan pria itu. Lagipun, ia sudah mendapatkan sesuatu yang jauh lebih baik. Keluarga kecilnya.

Setelah kondisi canggung untuk beberapa saat, Kyungsoo mempersilahkan keluarga Oh untuk masuk. Tao memberikan paperbag berisi pakaian bayi juga barang-barang yang dibutuhkan Ibu pasca melahirkan sebagai kado atas kelahiran Yuli.

Kyungsoo mempersilahkan pasangan itu untuk duduk sementara ia mempermisikan diri ke dapur.

Tao tersenyum mendekat ke arah keranjang bayi Yuli. Ia juga mengajak sang putri untuk melihat bayi lucu itu.

Sementara Sehun. Pria itu terlihat gelisah. Beberapa kali ia mencuri pandang ke arah dapur dimana Kyungsoo tengah sibuk membuat minuman.

Tit tit tit clak!

"Ayah pulang!" seruan Chanyeol terdengar nyaring. Pria itu terkejut saat mendapati Tao dan seorang anak kecil ada di rumahnya. Juga, Sehun yang baru saja keluar dari dapur.

Si pria Oh tak kalah terkejutnya. Wajahnya pucat juga bola matanya yang melirik ke sana kemari. Tak lama kemudian Kyungsoo datang dengan nampan di tangan.

Wanita itu sempat terkejut beberapa saat sebelum kemudian menetralkan ekspresinya dengan cepat. Ia tersenyum ke arah sang Suami yang sudah memasang wajah masam. Kurang suka dengan kehadiran Sehun.

Ia masih saja belum bisa melupakan masa lalu. Ia sudah memaafkan pria itu tentu saja. Tapi ia juga masih kesal jika mengingat bagaimana Sehun mencampakan Kyungsoo demi wanita lain.

"Kau sudah pulang? Duduklah."

"Kenapa dia ada di sini?" tanya Chanyeol menunjuk Sehun.



TBC

Haiiiii pertama kali up ini di tahun baru >.<

Happy weekend yorobunnnn

Eomma? (ChanSoo GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang