Keluarga Baru
Pagi itu, Talitha bangun lebih pagi. Sekitar jam tiga, karena Jia menangis. Setelah itu pun, Talitha tak bisa tidur lagi karena gugup. Nathan yang tadi juga sempat bangun sudah menyuruh Talitha tidur sebelum kembali ke kamarnya, tapi Talitha tidak melakukannya. Pria itu tetap terbangun meski malam ini giliran Jia tidur di box bayi di kamar Talitha. Dia tadi mengetuk pintu kamar Talitha, memastikan semuanya baik-baik saja. Talitha benar-benar berutang banyak terima kasih pada Nathan dan Evita.
Ketika Talitha keluar dari kamar, meninggalkan Jia yang masih tertidur di box bayinya, dilihatnya pintu kamar Nathan terbuka, tapi pria itu tak ada di sana. Ketika Talitha turun, ia melihat kesibukan orang-orang di halaman rumah. Talitha keluar dan melihat Nathan mengatur orang-orang menyiapkan pesta pertunangan mereka, memberi arahan di mana harus meletakkan meja, karpet, dan lainnya.
Talitha mendekati pria itu dan memanggilnya. Nathan menoleh pada Talitha. "Jia?" tanya pria itu.
"Masih tidur," jawab Talitha. "Tapi, kenapa tidak kau biarkan saja mereka mengurus semuanya?"
"Maaf, tapi ada sedikit pengaturan meja yang harus kuubah," terang Nathan.
"Oh," gumam Talitha. "Kalau begitu, aku akan menyiapkan pakaian Jia dan yang lainnya."
Nathan mengangguk. "Makanlah dulu sebelum Jia bangun," pesan pria itu.
Talitha hanya menganguk sebelum pergi. Meski saat ini, ia bahkan tak terpikirkan untuk makan apa pun. Ia mungkin akan muntah jika nekat makan saat ini. Entah kenapa, Talitha merasa lebih nervous dibandingkan ketika ada di final kompetisi game-nya.
***
Nathan baru menyelesaikan persiapan pestanya di halaman rumah ketika sebuah mobil berhenti di depan gerbang rumah itu, lalu turunlah Evita dari sisi pintu kemudi. Dari pintu belakang, orang tua Nathan juga tampak tersenyum lebar ketika turun.
Hal pertama yang diucapkan ibu Nathan ketika tiba di depan Nathan adalah, "Mana cucuku?"
Sementara, ayah Nathan berpesan, "Karena hari ini kau tidak mengizinkan Ayah mengundang siapa pun, di pesta pernikahanmu nanti, Ayah ingin mengundang banyak orang. Mana calon menantu Ayah?"
Nathan belum sempat menjawab itu ketika Evita berbicara, "Ayo kita masuk ke dalam dan mencari mereka, Om, Tante."
Begitulah, para tamu itu mempersilakan diri mereka sendiri masuk ke rumah Talitha. Khawatir mereka akan mengusir Talitha dan Jia, Nathan bergegas menyusul mereka. Bertepatan ketika mereka masuk, Talitha turun sambil menggendong Jia yang menggelendot manja di leher Talitha, sepertinya masih mengantuk, tapi dia sudah tidak memakai baju tidurnya, itu berarti Talitha sudah memandikannya.
"Evita!" pekik Talitha ketika melihat Evita. Gadis itu langsung menghambur ke arah Evita dan memeluknya. "Terima kasih, sungguh ... untuk segalanya."
Evita tertawa dan membalas pelukan Talitha. "Kau tak perlu mengucapkan hal seperti itu padaku, Talitha. Kita keluarga sekarang."
Rengekan Jia membuat Evita seketika mundur. "Oh, maaf, gadis kecil, aku melupakan keberadaanmu."
Jia akhirnya melepaskan leher Talitha dan menatap para tamu yang baru datang itu. Matanya menatap mereka satu-persatu. Hingga ibu Nathan mendekat padanya sambil bertepuk tangan sekali.
"Kau Jia, kan?" Ibu Nathan merentangkan lengan pada Jia. "Kemarilah, biarkan Nenek menggendongmu."
Jia tampak mengerjap bingung. Sampai ayah Nathan tiba-tiba mendekat pada Jia dan membuat ekspresi konyol. Seumur hidup, Nathan belum pernah melihat ayahnya membuat ekspresi seperti itu. Namun, kemudian Jia tampak tertawa dan mengulurkan tangan pada ibu Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby's Project
RandomDunia Talitha seolah runtuh ketika ia harus kehilangan kakak dan kakak iparnya, meninggalkannya dengan Jia, bayi mereka yang masih berumur satu tahun. Talitha bahkan tak bisa mengurus dirinya sendiri, bagaimana bisa dia mengurus keponakannya? Natha...