Broken Heart
Talitha menahan napas tatkala Evita menyinggung tentang komentar Talitha mengenai kemiripan Evita dengan kakaknya. Ah, Evita benar. Talitha rasanya seolah ditampar mendengar kata-kata Evita itu. Bahkan, cara Evita menahan diri meski diperlakukan buruk oleh teman-temannya pun, sama dengan cara Nania menahan diri dengan perlakuan orang tua Juna. Mereka sama-sama orang yang lebih mementingkan orang lain di atas diri mereka sendiri.
Namun, sungguh ... bukan karena itu Talitha berteman dengan Evita. Bukan karena itu ...
"Aku tahu, bukan itu alasanmu mau berteman denganku," Evita berbicara, seolah bisa membaca pikiran panik Talitha. "Bukankah kau adalah orang yang menerimaku apa adanya? Kau adalah orang yang mengabaikan teman-temanmu karena mereka membicarakanku di belakangku. Aku tahu lebih baik dari siapa pun, kau bahkan tidak menyadari jika aku memiliki karakter yang mirip dengan kakakmu sampai beberapa waktu setelah kau berteman denganku." Evita tersenyum geli.
Talitha meringis. "Bahkan untuk yang satu ini, kau juga mirip dengan kakakku. Bagaimana kau selalu bisa membaca pikiranku?"
Evita tertawa. "Talitha, tidakkah Kak Nania pernah mengatakan padamu jika kau tak pintar menyembunyikan ekspresimu?" singgungnya.
"Uh ... dia pernah mengatakan hal sepert itu," aku Talitha.
"Dan aku tak ingin kau menyalahkan dirimu untuk apa yang terjadi pada aku dan Miko. Itu urusanku dengannya," tandas Evita.
Talitha menunduk. "Aku hanya khawatir padamu ..."
"Kau terlalu mengkhawatirkan hal yang tidak perlu," tukas Evita. "Dengar, Talitha, kau hanya perlu fokus pada hidupmu dan Jia. Sama seperti selama ini, kau hanya perlu fokus pada dirimu, pada apa pun yang kau inginkan. Dan aku akan selalu mendukungmu untuk itu. Karena itu, jangan mengkhawatirkan hal-hal seperti ini."
Bahkan di situasi seperti ini pun, Evita masih mengutamakan Talitha.
Talitha menghela napas. "Apa boleh buat? Kau adalah orang yang penting untukku."
"Kau juga orang yang sangat berharga untukku, Ta. Karena itu, aku hanya ingin kau bahagia," ucap Evita lembut.
Hingga akhir, dia hanya memikirkan kebahagiaan Talitha. Sungguh, Evita terlalu mirip dengan kakaknya dalam hal ini. Dan itu membuat Talitha mulai berpikir, benarkah itu alasan Miko tertarik pada Evita?
***
Miko yang berdiri di tangga dan ikut mendengarkan percakapan Talitha dan Evita itu, terdiam. Ah, ia dibuat tak bisa berkata-kata. Dan ia tak tahu apa yang ia harus lakukan sekarang.
Menjadi pengganti Nania? Evita?
Itukah yang Miko rasakan? Karena karakter mereka begitu mirip? Karena itu, tanpa sadar, Miko juga sudah tertarik pada gadis itu. Namun, benarkah karena itu?
Miko mengernyit.
Tidak. Miko tahu perasaannya lebih dari itu. Karena bahkan, Nania pun sering berkata pada Miko jika Miko selalu menahan diri dan tak pernah menunjukkan dirinya yang sebenarnya pada orang lain. Meski Miko pikir, ia sudah begitu terbuka pada Nania dan Juna, bahkan tentang perasaannya, tapi Nania masih berkata seperti itu tentang Miko.
Baik Juna maupun Nania sering mengatakan tentang bagaimana Miko terlalu sering menahan diri di depan mereka. Dan tak sekali-dua kali mereka memprotes, bahkan marah pada Miko karena itu. Karena Miko sering tak menunjukkan emosinya yang sebenarnya pada kedua sahabatnya itu.
Namun, Miko sendiri tak pernah merasa seperti itu. Ia merasa nyaman bersama mereka. Ia bisa memercayai mereka lebih dari siapa pun. Namun, Miko kemudian menyadari setelah dia bertemu Evita. Dia tak pernah benar-benar menunjukkan siapa dirinya pada mereka. Dia tak pernah benar-benar ... menunjukkan dirinya yang sebenarnya pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby's Project
RandomDunia Talitha seolah runtuh ketika ia harus kehilangan kakak dan kakak iparnya, meninggalkannya dengan Jia, bayi mereka yang masih berumur satu tahun. Talitha bahkan tak bisa mengurus dirinya sendiri, bagaimana bisa dia mengurus keponakannya? Natha...