Ongoing
Talitha tak tahu apa ia sudah melakukan hal yang benar dengan tidak pura-pura melihat bagaimana Evita terus mengabaikan Miko. Nathan berkata jika mereka akan mengurus masalah mereka sendiri dan mengingatkan Talitha untuk tidak terlalu khawatir tentang itu. Namun, apa ini tidak apa-apa?
Ketika Talitha menyuapi Jia sarapan, Evita menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Talitha. Namun, sahabatnya itu tak menyiapkan apa pun untuk Miko yang juga duduk menunggu di meja makan bersama mereka. Dia bahkan tak sedikit pun merasa canggung ketika melahap sarapannya di depan Miko.
Ketika mereka meeting dengan Wedding Organizer yang akan mengurus pesta pernikahan Talitha dan Nathan, Evita dengan jelas mengabaikan Miko yang berpendapat di depan para staf WO-nya. Orang-orang itu sempat tampak bingung, tapi mereka sepertinya memutuskan untuk ikut mengabaikan Miko.
Jangankan mereka. Talitha pun akhirnya ikut mengabaikan Miko, meski tanpa sengaja. Di tengah diskusinya dengan Evita dan pihak WO-nya, tanpa sadar dia sudah ikut mengabaikan Miko. Meski, pria itu tak sedikit pun tampak kesal, marah, atau tersinggung.
Justru, ketika dia tiba-tiba pergi, tak lama dia kembali membawa beberapa gelas kopi dari kafe. Para staf WO-nya kini tampak canggung karena mereka mengabaikan Miko. Namun, Miko lantas berkata,
"Lanjutkan saja diskusinya. Aku hanya penumpang gelap di sini. Kalian bisa menganggapku tidak ada."
Salah satu staf WO-nya sampai tersedak kopinya. Talitha meringis meminta maaf melihat itu. Sementara, Evita dengan tenangnya menyodorkan tissue pada staf yang tersedak tadi dan kembali menyinggung tentang acara pernikahan Taliha dan Nathan.
Talitha mendadak merindukan keberadaan Nathan. Apa membiarkan Miko dan Evita seperti ini benar-benar baik-baik saja?
***
Ketika Nathan pulang dari kantor sore itu, ia mendapati Talitha yang menggendong Jia menghambur menyambutnya di pintu. Disambut seperti itu, Nathan merasakan kebahagiaan yang begitu hangat di dadanya. Ini adalah pemandangan yang akan menyambutnya sepulang kerja setiap hari di masa depan. Memikirkan itu ...
"Nathan, Nathan, kita harus meeting darurat," buru Talitha dengan suara pelan dan lirikan waspada ke arah dalam rumah.
Well, ini bukan jenis kalimat sambutan yang ingin didapatkan Nathan sepulang dari kantor yang penuh acara meeting. Namun, Nathan masih bisa menerimanya karena ini Talitha.
Dugaan Nathan, ini pasti tentang Miko dan Evita. Jia yang berada di gendongan Talitha pun mendadak ikut mengoceh,
"Pa, Pa, Pa, Pa ..."
"Di mana Evita dan Miko?" tanya Nathan sembari mengambil alih Jia dari gendongan Talitha.
"Evita sedang mandi dan Miko sedang memasak makan malam," jawab Talitha.
"Kita bisa bicara di kamar Jia," ajak Nathan.
Talitha mengangguk. Dia berjalan di sebelah Nathan, tapi pandangannya terus mengawasi sekeliling dengan waspada. Talitha mungkin berpikir dirinya saat ini seperti detektif, tapi Nathan mau tak mau justru berpikir jika mereka tampak seperti maling.
Begitu mereka masuk ke kamar Jia, Talitha langsung menutup pintu dan menguncinya. Nathan berusaha untuk tetap memasang ekspresi santai. Ini Talitha, Nathan terus mengingatkan dirinya. Meski, ia tak tahan untuk langsung berkomentar,
"Kau tak perlu mengunci pintunya, Ta."
"Tidak. Kita harus menguncinya," Talitha berkeras. "Bagaimana jika mereka menguping percakapan kita lagi?"
![](https://img.wattpad.com/cover/243311396-288-k871258.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby's Project
RandomDunia Talitha seolah runtuh ketika ia harus kehilangan kakak dan kakak iparnya, meninggalkannya dengan Jia, bayi mereka yang masih berumur satu tahun. Talitha bahkan tak bisa mengurus dirinya sendiri, bagaimana bisa dia mengurus keponakannya? Natha...