Bab 25 - Nekat

319 27 4
                                    

Nekat

Talitha tak pernah melihat Miko makan ikan atau makanan laut sebelum ini. Seingatnya, pria itu tidak suka makanan laut. Namun, ketika Evita memesankan makanan laut untuknya, Miko tak protes dan memakannya dengan lahap.

Namun, ketika mereka berbelanja setelah makan malam, Miko tampak pucat. Talitha akhirnya meminta Miko dan Evita menunggui Jia di playground di samping mart tempat Talitha akan belanja. Evita tak protes meski ditinggal dengan Miko karena dia sudah heboh memotret Jia yang tampak siap bermain.

Sebelum pergi, Talitha mengecek Miko, "Kau baik-baik saja?"

Miko tersenyum pongah dan menjawab, "Never better." Jawaban yang kontras dengan wajah pucatnya.

"Aku akan belanja secepat mungkin," janji Talitha.

"Take your time," balas Miko dengan santainya.

"Ayo, Tha," ajak Nathan kemudian.

Talitha akhirnya pergi bersama Nathan yang sudah mendorong troli.

"Kamu bisa berjalan pelan-pelan dari sini. Aku akan mengambil barang-barang yang kita perlukan dari rak yang paling jauh," ucap Nathan.

"Kenapa?" kaget Talitha. "Kita bisa ke sana bersama."

"Tidak. Itu akan lebih cepat," jawab Nathan. "Aku ingin kita selesai belanja lebih cepat."

"Apa kau juga khawatir akan kondisi Miko?" tanya Talitha.

"Aku tidak peduli," tukas Nathan. "Tapi, aku tidak suka kau terus mengkhawatirkannya. Dia bahkan bukan anak kecil."

Setelah mengatakan itu, Nathan melesat pergi. Sementara, Talitha melongo. Apa yang dikatakan pria itu?

***

"Aku tak percaya dia bisa tidur dengan nyenyak sementara Nathan mengangkat barang belanjaan kalian sendirian," dumel Evita setelah Nathan memasukkan dua kantong belanjaan terakhir ke dalam rumah.

"Miko sepertinya kelelahan," Talitha membela Miko.

Ugh, Talitha terlalu baik pada orang lain. Itulah yang sepertinya membuat Miko salah paham. Meski, setidaknya Evita sudah berhasil memisahkan mereka dengan membuat pria itu berkencan dengannya. Sungguh pengorbanan terbesarnya tahun ini.

Talitha yang sudah memindahkan Jia yang tertidur ke box bayinya, kemudian membantu Nathan membereskan barang belanjaan mereka di dapur. Sementara, Evita pergi ke mobil Nathan dan membuka kursi penumpang depan.

"Bangun!" bentak Evita keras.

Miko tersentak kaget dan menoleh pada Evita. Matanya tampak merah.

"Jika mau tidur, tidurlah di dalam!" lanjut Evita.

"Apa kau mengkhawatirkanku?" balas Miko sembari tersenyum kecil.

Evita memutar mata. Seharusnya dia membiarkan saja pria itu tidur di sana sampai minggu depan. Evita berbalik dan meninggalkan Miko. Ia bisa merasakan Miko mengikutinya. Evita sudah akan pergi ke kamarnya ketika mendengar suara gedebuk keras dari pintu depan.

Evita berbalik dan ia terbelalak kaget mendapat tubuh Miko yang sudah jatuh tertelungkup di depan pintu.

"Hei!" Evita bergegas menghampiri Miko dan berlutut di sebelah kepalanya. Namun, Miko tak bereaksi. Matanya terpejam. Apa dia tertidur di sini? Bahkan meski ini sudah di dalam rumah, tapi ini di depan pintu!

"Evita, ada apa?" tanya Talitha yang kembali dari dapur bersama Nathan.

Evita menoleh pada Talitha, lalu menggeleng. "Dia tiba-tiba jatuh di sini. Aku tidak tahu jika dia tidur atau pingsan ..." Evita cemas juga memikirkan kemungkinan kedua itu.

The Baby's ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang