Bab 11 - Teamwork

1.3K 196 36
                                    

Teamwork

Setelah makan siang, Nathan dan Miko melanjutkan mengobrol sebentar sementara Talitha menemani Jia bermain di ruang tengah. Begitu Miko pergi, Nathan bergabung dengannya ke ruang tengah.

Jia langsung bersorak senang dan merangkak ke arah Nathan. Nathan duduk di atas karpet, mengulurkan tangan ke arah Jia, menyambutnya. Begitu Nathan mendudukkan Jia di pangkuannya, Jia malah berusaha memanjat ke lengan pria itu. Dia berusaha berdiri di pangkuan Nathan dengan tangan berpegangan di kaus Nathan.

"Jia belum bisa berjalan?" tanya Nathan.

Talitha menggeleng. "Dia sedang belajar berjalan. Tapi, dia lebih suka merangkak."

Nathan kemudian mengangkat Jia dan mencoba membuatnya berdiri di depannya. Namun, Jia malah mengangkat kakinya dari lantai.

"Tidak, Jia, kau harus menapakkan kakimu," Nathan berbicara.

Namun, Jia yang berpikir Nathan sedang mengajaknya bermain justru bersorak riang dan menendang-nendangkan kakinya di udara.

"Tidak, tidak. Bukan seperti itu, Jia." Nathan kemudian menatap Talitha. "Kau tidak akan membantuku?"

"Aku tidak tahu bagaimana aku bisa membantumu," balas Talitha, meski ia pun mendekati Nathan dan duduk di hadapannya, dengan Jia di antara mereka.

"Buat kakinya menapak lantai," pinta Nathan.

"Dia tidak akan berjalan hanya dengan aku membuat kakinya menapak lantai," jawab Talitha.

"Lalu, bagaimana biasanya dia belajar berjalan?" tanya Nathan.

Talitha berdiri, lalu menggandeng kedua tangan Jia. "Kau bisa melepaskan peganganmu," katanya pada Nathan.

Nathan melakukannya. Seketika, kaki Jia menapak lantai. Dia menoleh ke arah Talitha dengan tatapan protes.

"Kakak dan kakak iparku melakukan ini untuk membantunya belajar berjalan," beritahu Talitha.

Namun, Jia berusaha menarik tangannya dari pegangan Talitha. Tak ingin tangan Jia sakit atau terkilir, Talitha melepaskan satu pegangannya, dan dengan itu, Jia kembali duduk.

"Dan ini yang terjadi," lanjut Talitha.

Nathan menghela napas. "Aku akan mencari cara untuk mengajari anak berjalan." Pria itu mengeluarkan ponsel dari saku celana santainya dan tampaknya mencari sesuatu di sana. Tak lama, dia berbicara sambil menatap layar ponselnya, "Berdiri tegak tanpa dibantu, berjalan di dalam boks, berjalan dalam jarak dekat, berlatih di kolam, berikan mainan dorong, pancing dengan mainan." (Source: Halodoc)

Nathan manggut-manggut. "Ayo kita coba yang kita bisa. Pertama, berdiri tegak tanpa dibantu."

Nathan kemudian berdiri dan menepuk tangan sekali untuk menarik perhatian Jia. Pria itu mengulurkan tangan ke arah Jia. Jia langsung bersorak menanggapi itu dan merangkak menghampiri Nathan. Begitu Jia tiba di depannya, Nathan membungkuk dan mengulurkan tangan. Jia hendak menggenggam jari telunjuk Nathan, tapi pria itu dengan perlahan menegakkan tubuh. Jia berusaha berdiri, dan dia sudah hampir berdiri, tapi akhirnya Jia kembali duduk dan mengembuskan napas lelah.

"Apa yang membuatmu begitu lelah? Kau bahkan belum berdiri," protes Nathan.

Talitha meringis. Ia takjub dengan kegigihan Nathan mengajak Jia berbicara. Sementara, Jia yang merasa tak lagi tertarik dengan Nathan, merangkak pergi ke arah mainannya.

"Kurasa kita hanya bisa menunggu," kata Talitha.

Nathan menghela napas dan akhirnya duduk lagi di karpet.

The Baby's ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang