FHD 36

105 12 0
                                    

"Maafin papa Nay,selama ini papa.."

"Naya!!!" jawaban papa terpotong oleh seseorang yang memanggilku.

----------

Secepat itukah dia mengetahui keberadaan gue?

"Pa...ada apa sebenarnya?bicara sama Regan!" dia adalah Regan,sambil mengambil tangan papa,Regan memohon agar papa bicara yang sebenarnya.

Berbeda dengan papa,yang tadinya tangan itu di genggam Regan tiba-tiba papa melepaskannya dengan kasar.Sungguh hal yang gak pernah gue mengerti,sebelumnya papa sangat dekat sekali dengan Regan.

Akhh!!!memikirkannya buat gue pusing!!!

"Mulai saat ini,jangan pernah menemui saya ataupun anak saya" Regan yang merasa aneh,dia hanya tersenyum sambil mengiyakan ucapan papa.

Tapi gue tau dibalik senyum itu pasti ada rencana yang sudah dia persiapkan,"kamu hati-hati,tunggu aku disana" ucap Regan,lalu meninggalkan gue yang mematung dengan ucapannya.

"Maksud papa tadi apa sih?bukannya kalian berdua dekat?kenapa papa tiba-tiba seperti itu?" huh...harus pendam amarahan Nay!!!

----------

Di lain tempat,Regan sedang berada di kursi kejayaanya sambil memantau situasi yang terjad di indonesia,tempat anak buahnya mengawasi Naufal.

"Kita sudah mendapatkan informasinya pak,sebuah rekaman yang mungkin menjadi penyebabnya" jelas anak buah Regan.

"Kirimkan rekaman itu segera!"

"Baik pak" segera rekaman itu dikirim oleh anak buah Regan,masalah ini bukanlah masalah sulit bagi anak buah Regan sebab mereka sudah memasang alat penyadap di titik tertentu bahkan di ruangan papanya Naya.Bukannya Regan tidak percaya beliau tapi dia lakukan semua semata-mata hanya melindungi papanya Naya.

"Antar saya ke bandara sekarang!" suruh Regan ke supirnya setelah ia mendengar rekaman yang dikirim anak buahnya tadi.

"Baik pak"

Baru saja akan berangkat,tiba-tiba Gista datang ke kantornya,"kau akan ke bandara kan?ijinkan aku untuk ikut,Naya membutuhkanku disana.Aku mohon!" Regan masih menatapnya dengan bingung,karena bagaimana bisa Gista tau dia akan ke bandar.

"Supir anda yang memberitahu saya" lanjut Gista.

"Baik,ikutlah" tanpa menunda lagi,mereka berangkat ke bandara.

Sesampainya di bandara,mereka langsung naik pesawat pribadi milik Regan.

---------

Sampai di rumah,gue lihat mama yang berdiri dihalaman,lalu dengan wajah yang sembab seperti habis menangis seharian,"ma...ada apa?" gue tanya mama sambil berbisik dan memeluknya.

Sedangkan mama hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum haru.

"Ayolah masuk,kita kangen-kangen di dalam aja!!" suruh papa sambil membawa koper gue.

Gue yang capeknya minta ampun memutuskan untuk langsung menuju kamar dan membersihkan diri.

"Loh mama,ada apa ma?" baru saja gue keluar kamar mandi dan sudah ada mama yang duduk dikasur gue.

"Duduklah Nay!!"

Posisi kita yang berhadapan,membuat gue melihat jelas bagaimana raut wajah mama sekarang,"kamu berhak membantah nak,bukan berarti mama tidak mengajarkanmu sopan santun ke orang tua tapi jika ini menyangkut tentang masa depan,kau boleh menolaknya" gue rasa mama sudah tau apa yang gue rasakan.

"Bahkan saat ini saja mama masih kecewa dengan papamu dan maafkan mama nak kalau keputusan ini tidak bisa kau terima"

"Maksud mama?"

"Besok adalah sidang pertama gugatan cerai mama ke papamu" cerai?ada apa sebenarnya di antara keluarga gue?

"Apa tidak ada jalan keluar lain ma?" apa seberat itu mama memaafkan papa?

"Tidak ada Nay,ayo kita keluar!mama akan menjelaskan dan biarkan papa melihatnya sendiri"

Mama dan gue turun kebawah,disitu ada papa yang sedang melihat tv,"jelaskan ke Naya yang sebenarnya!" Suruh mama ke papa.

"Kau jangan pernah ikut campur!" Papa?sejak kapan papa jadi seperti ini?

"Papa!!"

"Tidurlah Nay,pernikahanmu akan di adakan besok" mama yang tidak bisa menahan tangisnya terpaksa aku antar ke kamar untuk menenangkannya.

"Aku akan bicara sama papa ma,mama di sini aja"

Gue berjalan menuju ke bawah untuk menghampiri papa,"Naya akan membuat kekacauan di hari pernikahan jika papa tidak mengatakan alasan kenapa aku harus menikah dengan si brengsek itu" papa yang mendengar kata gue,lantas mematikan tv dan mulai berdiri menghadap gue.

"Papa hanya gak mau kalau kamu sedih karena status janda itu,papa mau kamu bahagia" Naya gak akan bahagia pa jika Naufal orangnya.

Gue hanya menanggapi papa dengan senyuman dan gue rasa itu bukan alasan papa sebenarnya,"masuklah" terdengar suara abang tapi dengan siapa dia bicara.

"Malam om" Regan?ternyata ucapannya waktu dibandara tidak main-main,dia benar-benar menemui gue.

"Kenapa kamu kesini?" tanya papa dengan nada yang seperti tidak suka.

"Pa,tolong jangan bawa-bawa keluarga apa lagi Naya dalam masalah pribadi papa" kata abang secara tiba-tiba dengan menahan emosi.

Apa yang sebenarnya terjadi disini?

"Apa maksud kamu?" tanya papa.

"Pembunuh!!kau pembunuh!!" Mama?

Kenapa mama mengatakan kata itu di depan papa?

"Ma,mama tenang dulu ma" kata abang sambil memeluk mama,gue yang berada di belakang mama hanya diam tidak berdaya karena tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

"Papamu pembunuh" kata mama sambil menunjuk ke arah papa.

"Tutup mulut mu itu!!" bentak papa.

Arghh!!"Stop!!!" sungguh membuat gue pusing.

----------

"Jika anda tidak bisa mempertahankan saham itu,seharusnya anda menyerah saja dari awal!!jika begini perusahaan bisa menerima kerugian dan juga ejekan dari Regan" kata seseorang tersebut.

"Saya akan melakukan apapun agar Regan bisa tunduk pada anda" Eva berusaha meyakinkan seorang Reno mandala.

"Baiklah saya akan kasih kamu satu kesempatan lagi" ucap Reno.

Eva pergi meninggalkan ruangan Reno dengan senyuman bangga,"gue pastiin kalau kali ini pasti berhasil" katanya pada diri sendiri.

-----------

Haloo...akhirnya balik lagi setelah sekian lama,karena masalah akun jadi harus vakum lama hehe.

Selamat membaca.

#coklatreceh

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FUTURE HUBBY from DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang