PART 04 | BERANTEM

17.2K 872 6
                                    

"Indira mah gitu masa temenin Ara ke toilet aja nggak mau," kata Ara kesal.

India memberikan cengiran khasnya.
"Nggak bisa, Ra. Lo nggak liat tuh gebetan gue di depan, jangan sampe lolos."

"Bentar aja. Gimana nanti kalo Ara diculik, hayooo?"

"Nggak akan. Udah cepet lo ke toilet gue tungguin di sini."

Dengan wajah sebal dan kaki yang dihentakkan Ara berlalu menuju toilet. Indira memang sahabat yang menyebalkan, menemani Ara ke toilet saja dia tidak mau.

"Awas aja kalo Indira minta temenin Ara ke mana-mana, nggak akan Ara temenin. Punya sahabat kok gitu banget ishhh nyebelin jadi manusia." Ara terus merutuk sepanjang perjalanan.

"Kamu juga si pipis dateng di waktu yang nggak tepat, kan Ara males bolak balik terus ...."

"Eh lo!"

Saat baru sampai di dalam toilet, langkah Ara harus dihentikan oleh beberapa orang gadis yang cukup Ara kenal. Teman sekelasnya.

Dahi Ara berkerut herat melihat tatapan mereka bertiga yang seakan-akan ingin mengajak berduel.

"Kenapa?" tanya Ara heran.

"Lo! Nggak usah caper sama cowok kita, emangnya lo cantik ha? Modal sok polos aja belagu!" bentak Meta.

"Nggak tau diri banget jadi orang, kalo lo butuh pacar carilah cowok lain jangan malah embat cowok kita!"

"Kalo mau jadi jalang jangan di sini, di luar noh banyak tinggal cari om-om tajir!"

Ara menggaruk pipinya yang tak gatal. "Kalian ngomong apaansih Ara nggak ngerti, kalian lagi latihan buat drama minggu depan?"

"Setan lo! Daritadi kita ngomongin lo, emang nggak ada otak lo jadi manusia."

"Kalo Ara nggak ada otak, Ara nggak akan bisa sekolah di sini apalagi dapet juara 3," jelas Ara.

Mereka pikir Ara polos-polos begini tidak bisa melawan mereka? Salah besar jika kalian berpikir seperti itu.

"Anjing emang lo! Cewek jalang!" teriak Suzan penuh amarah.

Meta yang sejak tadi merasa kesal langsung menjambak rambut Ara kuat. Ara berusaha melepaskan jambakan tersebut tapi tidak berhasil.

Justru Suzan dan Desi menahan kedua tangan Ara agar tidak bisa melawan. Tawa ketiganya menguap begitu saja mendengar ringisan kecil Ara yang terdengar menyakitkan.

"Kalo Ara bales jangan sampe kalian bertiga nangis!" teriak Ara marah.

"Lo pikir siapa yang bisa bantu lo sekarang hah? Nggak ada siapa-siapa, jalang kayak lo emang perlu diginiin," ucap Meta.

Plak

Plak

Plak

Tiga tamparan keras tepat mengenai wajah Ara, semakin Ara berusaha memberontak maka semakin keras pula mereka memukul Ara.

"Anjing kalian, beraninya keroyokan!" teriak Ara kasar.

ISTRI KESAYANGAN OM AKSA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang