PART 34 | MEMULAI

7.9K 391 4
                                    

Sekarang di depan Ara sudah ada Rissa yang duduk dengan wajah polos, sesekali dia mengatur kaca mata bulatnya.

Awalnya Aksa tidak setuju tapi lagi dan lagi dia harus mengalah karena Ara merasa cocok dengan Rissa.

Penampilan yang seperti ini dengan wajah yang lugu membuat Aksa dan Ara tidak merasa curiga padanya. Padahal baru kemarin mereka bertemu dengan gadis ini.

Aksa sudah pergi bekerja beberapa menit yang lalu meninggalkan Ara dan Rissa berdua, bukan hanya mereka berdua beberapa penjaga di depan rumah dan halaman belakang rumah juga beberapa maid yang bekerja di rumah ini.

Aksa bukanlah orang yang bodoh dia memasang beberapa CCTV di tempat yang mungkin tidak dipikirkan oleh orang-orang.

Hanya dia yang bisa memantau CCTV tersebut, Aksa tidak bisa percaya pada siapa-siapa sekalipun mereka sudah lama mengabdi dengannya.

"Ara bosen," gumamnya.

Rissa yang mendengar itu mendongak menatap Ara dengan tatapan sedikit tidak suka. "Nyonya mau kita jalan-jalan di halaman belakang?"

"Nggak dibolehin Om Aksa keluar," jawab Ara dengan bibir yang mengerucut.

"Tuan Aksa kan lagi kerja, jadi Nyonya bisa keluar sebentar. Lagian cuma jalan-jalan masih di halaman rumah, pasti aman," jelasnya.

Ara nampak berpikir, akhirnya dia mengangguk. Rissa dengan setia berjalan di belakang Ara dengan pandangan malasnya. Sampailah mereka di halaman belakang yang terdapat taman, kolam ikan, dan gazebo di sana.

Dengan riang Ara mendekat ke arah kolam ikan tersebut, dia mengambil makanan ikan dan mulai menaburkannya.

Tidak seperti waktu itu, kali ini ikan-ikan tersebut menyambar makanan yang diberikan Ara dengan cepat.

"Rissa sini! Coba kamu kasih makan ikannya." Ara menatap Rissa dengan pandangan antusias.

"Maaf, Nyonya. S--saya di sini saja." Rissa menatap jijik pada makanan ikan yang dipegang oleh Ara.

'Bisa kotor kuku gue,' batinnya kesal.

"Ih, kamu kok nggak mau. Coba dulu!" Ara berkata dengan nada tegas.

Melihat Rissa yang tak bergerak sedikit pun dengan cepat Ara menggenggam pergelangan tangan Rissa agar mendekat. Namun, gadis itu sama sekali tidak mau, Ara yang kesal dengan kuat menarik tangan Rissa.

"Nyonya!" bentak Rissa.

Dengan kasar Rissa menarik tangannya yang dicekal oleh Ara membuat tubuh mungil Ara terdorong ke depan. Hampir saja Ara terjatuh telungkup jika tidak segera ditangkap oleh Rissa.

Wajah Ara langsung pucat. Dia nyaris terjatuh, entah bagaimana jika dia terjatuh. Bagaimana nasib anaknya? Apalagi dokter mengatakan kalau kandungannya masih sangat rentan.

"Nyonya ... saya minta maaf," kata Rissa dengan pelan.

Ara mengangguk pelan. "Iya, kita masuk sekarang."

"Nyonya baik-baik saja?" tanya salah satu penjaga yang tidak sengaja melihat.

Sekali lagi Ara hanya mampu mengangguk.

"Harusnya kamu menjaga Nyonya Ara dengan baik, bagaimana kalau Tuan Aksa tahu! Mati kamu," ucap penjaga tersebut dengan membentak.

"Sudahlah, Ara baik-baik aja dan Rissa nggak salah. Jangan kasih tau Om Aksa," jawab Ara.

"Maaf, Nyonya." Penjaga itu langsung pergi menjauh.

Sepanjang perjalanan masuk ke dalam rumah mereka berdua hanya diam, tidak ada Ara yang banyak bicara. Dia masih sedikit syok, Ara beberapa kali menarik napasnya, kepalanya sedikit pusing sekarang.

ISTRI KESAYANGAN OM AKSA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang