PART 30 | PEMENANG

7.7K 466 7
                                    

Sesuai kesepakatan yang telah dibuat tadi pagi Aksa tidak langsung memintanya pada Ara, karena sekarang kepalanya benar-benar terasa sakit.

Bahkan dia tidak terlalu kuat untuk sekedar berdiri, sedangkan Ara masih di dalam kamar mandi.

Wajah pucat yang tadi pagi tidak terlalu diperhatikan oleh Ara, Aksa juga tidak bilang kepada istrinya kalau kepalanya sakit.

Alhasil, kondisi Aksa sedikit memburuk apalagi setelah mereka lomba lari tadi.

"Hahh ... Ya Tuhan." Aksa menghela napas.

"Om mandi sana, Ara udah selesai," ucap Ara yang baru keluar dari kamar mandi.

Lagi dan lagi Aksa harus menghela napasnya melihat Ara yang hanya mengenakan bathrobe.

Sedangkan Ara langsung menuju lemari mereka untuk mengambil pakaian tanpa memperdulikan Aksa yang terus menatapnya tajam.

Melihat setiap gerak-gerik yang dilakukan Ara.

"Pokoknya saya mau hadiahnya malem ini!"

Suara Aksa membuat Ara tersentak dan menoleh ke belakang dengan cepat. Ara kira Aksa sudah masuk ke dalam kamar mandi. Untung saja Ara belum berganti pakaian.

Entah kenapa pipi Ara langsung bersemu merah, hampir saja dia mempermalukan dirinya sendiri.

"Om maunya apa?" tanyanya pelan.

"Rahasia, kamu nggak boleh tahu. Tunggu aja nanti malem dan sekarang saya mau mandi," ucap Aksa panjang dan langsung bergegas masuk ke dalam kamar mandi mengabaikan rasa pusingnya.

Ara mengerutkan dahinya mendengar Aksa yang berbicara dengan nada yang sedikit ketus, apa dia tengah berbuat kesalahan?

Dengan cepat wanita ini mengenakan pakaiannya sebelum Aksa keluar dari kamar mandi, bisa-bisa gawat jika Aksa melihatnya.

Ara sudah mengenakan pakaian santainya, tinggal menunggu Aksa bersiap. Mereka akan pergi ke pasar sesuai jadwal yang sudah Ara buat kemarin, dia akan menghabiskan waktunya bersama Aksa hari ini.

Tak lama Aksa keluar dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Apakah Ara merasa malu? Jawabannya tidak terlalu, dia sudah terbiasa.

"Ara udah siapin baju Om," ucapnya.

"Nggak usah ke pasar dulu, ya, Sayang." Aksa berucap dengan wajah memelas.

Ara yang duduk di meja rias langsung melototkan matanya.

"Om udah janji semalem!" ucap Ara dengan kesal.

Aksa berjongkok di hadapan istrinya ini. "Kalo saya bilang lagi sakit, gimana?"

"Om sakit?" tanya Ara khawatir. Dia dengan segera menempelkan telapak tangannya di dahi Aksa.

Dan ya. Tubuh Aksa lumayan panas, wajah Ara berubah menjadi khawatir tidak ada raut kesal di wajahnya.

"Om cepet pake baju sana! Ara ambil air hangat dulu atau mau panggil dokter?" tanya Ara cepat.

"Nggak usah panggil dokter. Istirahat aja udah, pasti sembuh," ucap Aksa lembut.

"Ya udah Om pake bajunya atau mau Ara pakein."

"Boleh banget, Sayang!" ucap Aksa heboh.

Ara berpikir seperti ada yang mengganjal dari ucapannya tadi. "Eh? Nggak! Ara salah omong, ih."

Dengan cepat Ara berlari keluar kamar sebelum Aksa benar-benar menerkamnya tadi. Aksa sendiri tertawa melihat wajah istrinya itu yang menggemaskan.

Aksa mengambil baju kaos hitamnya dan celana pendek sebatas lutut. Setelah itu Aksa merebahkan tubuhnya di tempat tidur selagi menunggu Ara mengambil air hangat.

ISTRI KESAYANGAN OM AKSA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang