PART 21 | UNBOXING ARA

15.1K 590 4
                                    

Aksa cukup merasa terusik karena Ara yang terus menatapnya tanpa henti.

Usai pulang sekolah tadi Ara langsung dijemput oleh orang suruhan Aksa untuk datang ke kantor.

Dan di sinilah sekarang Ara, duduk di hadapan Aksa bertopang dagu dengan kedua tangannya. Sesekali Ara tersenyum ketika pandangan Aksa tertuju padanya.

Biasanya Ara-lah yang merasa malu jika terus ditatap oleh Aksa, namun sekarang sebaliknya. Ara cukup menikmati kegugupan Aksa.

"Mata kamu nggak sakit ngelihatin saya terus?" tanya Aksa.

Sepuluh jarinya mengetik lincah di papan keyboard.

"Nggak!" jawab Ara dengan tersenyum manis.

"Mending kamu tidur daripada ngelihatin saya nggak jelas."

"Nggak mau, pemandangan di depan Ara lebih indah. Sayang banget kalo nggak dilihat," jawab Ara.

Aksa menghentikan kegiatannya.
Ditatapnya Ara dengan tatapan tajam. Tidak, dia tidak marah, dia sengaja apakah Ara masih merasa terintimidasi dengan tatapannya ini.

Dan ya, Ara gugup. Mata-nya bergerak ke sana ke mari menghindari kontak mata pada Aksa.

Diusap nya pelan rambut panjang Ara. "Tidur, Baby."

"Ara bosennnnn tidur ...." Ara merengek, bibirnya cemberut lucu.

Aksa terkekeh. "Terus? Belajar aja kalo gitu, besok lanjut ujian kan? Daripada nggak ada kerjaan."

"Ih, kerjaan Ara ya ngelihatin Om. Ara nggak mau tidur sama nggak mau belajar. Ara males!"

"Sini, Sayang!" panggil Aksa.

Dengan wajah cemberut Ara bangkit dari duduknya dan beralih mendekat pada Aksa. Setelah itu Aksa langsung mengangkat tubuh ringan istrinya ini untuk duduk di pangkuannya.

Manis memang.
Bahkan Ara dibuat terkejut, segera melingkarkan kedua tangannya pada leher Aksa dengan erat.

"Nggak dikunci dulu pintunya?" bisik Ara pelan.

"Nggak usah," jawab Aksa kalem.

"Gimana kalo ada yang masuk?"

"Ya biarin, salah sendiri kenapa masuk."

"Gimana kalo ada tamu penting?" tanya Ara untuk sekian kalinya.

Aksa dengan gemas mengeratkan pegangannya di pinggang Ara. "Nggak ada tamu hari ini, jadi nggak perlu khawatir."

"Bener loh, ya?!"

"Iya Baby ... ngomong-ngomong kapan di sini ada anak kita?" ucap Aksa pelan.

"Om kok mesum, sihh?! Bikin aja belum," ujar Ara heboh.

Sejenak tidak ada yang membuka suara di ruangan tersebut, mereka larut dalam pikiran masing-masing.

Ara yang mencoba mencerna kalimat yang diucapkannya barusan dan Aksa yang berpikir tentang maksud istrinya ini.

Tak lama senyum jahil muncul di bibir Aksa, matanya dengan tajam menatap ke Ara yang membuat gadis itu gelagapan.

"Maksud Ara---"

"Apa, hm?" tanya Aksa jahil.

"Itu ... anu, ehmm apa ya. Om Aksa pasti ngerti maksud Ara," ucapnya pelan.

"Nggak tuh, saya nggak ngerti." Tangan Aksa beralih mengusap pelipis Ara yang sudah berkeringat.

Sungguh Aksa mengerti bahkan sangat mengerti dengan ucapan istri kecilnya ini, tapi Aksa mencoba untuk menggoda Ara.

ISTRI KESAYANGAN OM AKSA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang