PART 02 | PINTU NYEBELIN

35.6K 1.5K 2
                                    

Ara langsung berlari ke kamarnya untuk bersiap menuju kantor Aksa, dengan menggunakan dress navy selutut dan sedikit polesan di bibirnya.

Mumpung dia libur sekolah selama beberapa hari, lebih baik Ara mengisi hari liburnya dengan mengganggu Aksa.

Kedua kaki mungilnya lagi dan lagi berlari menuju ruang makan menyiapkan dua kotak bekal, untuk sarapan dan juga untuk makan siang suaminya itu. Karena memang pagi tadi Aksa buru-buru pergi ke kantor sampai melewatkan sarapannya.

Baru saja hendak melakukan kegiatannya, seorang maid langsung datang dan menghentikan Ara.

"Nyonya, mau apa?" tanya maid itu sopan.

"Kamu pergi aja, Ara bisa sendiri," jawab Ara.

"Tidak, Nyonya. Kalau tuan Aksa tahu, kami pasti dihukum," ucap maid itu lagi.

"Makanya jangan kasih tahu Om Aksa dong, gitu aja kok ribet."

"Maaf, Nyonya. Tuan meminta kami untuk terus memantau Nyonya."

Wajah Ara sekarang sudah cemberut, pekerjaannya selalu saja dihentikan, dengan menghentakkan kaki ia berlalu dari meja makan. Maid itu sedikit takut, tetapi tetap menyiapkan bekal tersebut.

Tak lama maid tadi datang dengan membawa kotak bekal tadi dan menyerahkannya dengan Ara. Gadis itu masih dengan mode tidak bersahabat, biarlah nanti dia akan mengadu pada suaminya itu.

"Maaf, Nyonya," ucapnya.

Ara mengangguk singkat dan berlalu keluar rumah. Namun sayangnya, lagi dan lagi ia harus ditahan oleh bodyguard di rumah itu.

"Maaf, Nyonya. Nyonya mau ke mana?" tanya pria itu sopan.

"Kantor Om Aksa."

"Baiklah, kalau begitu biar saya yang antar."

Ara kembali mengangguk dan mengikuti pria tersebut menuju mobil. Kalau pun dia menolak tidak ada gunanya.

Sampai di kantor wajah Ara masih dengan mode cemberut, sehingga pekerja di sana tak ada yang berani untuk menyapanya.

Tangan kanan itu membuka pintu ruangan kerja Aksa begitu saja, dan apa sekarang yang dilihatnya. Aksa tak sendirian di dalam ruangan tersebut, melainkan bersama sekretarisnya.

Kedua tangannya sudah terkepal menandakan bahwa dirinya sangat marah, Aksa yang melihat keberadaan istrinya lantas berdiri mendekat.

"Sayang, kok ke sini?" tanya Aksa heran.

"Kok???? Emangnya Ara nggak boleh ke sini?" jawab Asha jutek.

Enak saja Aksa bertanya seperti itu.

Dahi Aksa mengerut. "Saya ada salah?"

Ara tak menjawab, ia hanya melirik sang sekretaris yang masih ada di dalam ruangan. Aksa yang mengerti, lantas menyuruh sekretarisnya untuk keluar.

"Permisi, Pak."

Aksa menuntun istrinya itu untuk duduk di sofa, tatapan lembut ia tunjukkan untuk Ara. Tangan kanannya terulur merapikan rambut panjang Ara.

"Kenapa, hm?" tanya Aksa.

Ara hanya menggeleng, mengambil satu kotak bekal dan membukanya, ia memberikan kotak bekal itu pada Aksa. Matanya masih tak mau menatap mata milik sang suami.

"Kamu udah makan?" tanya Aksa lembut.

Ara menggeleng kecil.

"Terus bawa dua buat siapa?"

"Buat Om! Buat sekarang sama nanti siang."

Aksa mengangguk. "Nanti siang kita makan di luar aja, sekarang kamu ikut makan sama saya."

ISTRI KESAYANGAN OM AKSA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang