PART 37 | BERUBAH

7.6K 373 10
                                    

Aksa terus mengetukkan jari telunjuknya di meja dengan mata yang terus menatap ke arah pintu kamar. Hari ini, dia bertemu berdua bersama Risaa--Ah, tidak. Lebih tepatnya Rissa yang akan menemuinya.

Sehabis makan malam tadi, Rissa berbicara padanya di depan Ara untuk bertemu dengan Aksa di kamar tamu.

Tidak ada penolakan dari Aksa, dia setuju bertemu dengan gadis itu. Aksa pun tak memperdulikan kehadiran Ara di meja makan, bahkan saat Ara mencoba berbicara dengannya tak dihiraukan oleh Aksa.

Kamar ini didekorasi sedemikian rapi---terkesan romantis, entah dari mana gadis itu mendapatkan keberanian mendekorasi ruangan ini tanpa seizinnya. Tapi, Aksa tidak mempermasalahkan itu.

Jam sudah menujukkan pukul sembilan malam, sudah akan larut. Tapi tidak ada tanda-tanda dari Rissa akan datang, Aksa berdiri mengitari kamar ini mengambil remote AC dan mematikannya, lalu membuka pintu balkon kamar membiarkan angin malam masuk.

Tiba-tiba Aksa merasakan pelukan dari belakang tubuhnya, dengan cepat dia membalikkan tubuh dan mendapati Rissa yang tersenyum menatapnya.

Dahi Aksa berkerut melihat pakaian yang digunakan gadis ini, kekurangan bahan. Ditambah wajah gadis ini yang terlihat tidak asing.

"Maaf, sudah membuat Tuan menunggu lama," ucap Sari lembut. Bahkan gadis ini merubah gaya bahasanya yang biasanya formal.

"Tuan tahu aku sempat kebingungan mau pakai baju apa, ini malam yang spesial untuk kita." Rissa tersenyum tipis melihat Aksa diam.

"Kita?" Aksa membuka suara.

"Ya. Aku tahu Tuan sedang bertengkar dengan Ara, dia juga berselingkuh bukan? Aku pikir dia istri yang baik, ternyata nggak---dia memalukan! Dia membuat malu banyak perempuan dengan tingkah laku buruknya itu, berselingkuh," ujar Rissa dengan lancar.

Rissa menggenggam kedua tangan Aksa dan menuntunnya untuk duduk di sofa, tangan kanannya beralih mengambil minuman dan memberikannya pada Aksa.

Aksa mengambil minuman tersebut tanpa menaruh rasa curiga sedikit pun, bahkan dia menegaknya sampai habis.

"Kau tahu, Tuan? Aku sangat mencintai Tuan, bahkan saat pertemuan pertama kita," ucapnya.

"Perasaan saya saja atau memang kau adalah orang yang sama saat di rumah sakit?" tanya Aksa.

Rissa menundukkan kepalanya sebentar. "Ya."

"Bagaimana bisa kau sampai bekerja di sini?" tanya Aksa.

"A--aku ... kebetulan saat itu aku butuh pekerjaan dan temanku memberitahuku kalau di sini membutuhkan satu pekerja lagi. Dan saat aku tahu itu adalah Tuan, aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu."

"Itu berarti kau tidak benar-benar tulus bekerja di sini?"

"Bukan begitu ... aku butuh pekerjaan ini, Ara juga pasti sudah cerita denganmu bahwa aku butuh pekerjaan, bagaimana kondisi perekonomian keluargaku."

"Kamu mencintai saya?" tanya Aksa lagi.

"Sangat," jawab Rissa cepat. Dia semakin erat menggenggam tangan kiri Aksa.

"Bagaimana bisa kamu mencintai saya sedangkan saat itu hanya satu kali kita bertemu, bahkan hanya dalam hitungan menit?"

Rissa terdiam sekarang, matanya terus bergerak ke seluruh arah dengan gugup, apa yang harus dia jawab sekarang.

ISTRI KESAYANGAN OM AKSA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang